SEORANG ukhti cantik di-bully, saya memandang dengan haru, setelah beberapa temannya yang mem-bully pergi. Saya pura-pura menanyakan apakah ada kajian di mushola kampus ini.
Tempat saya singgah untuk sholat ashar sejenak.
Mengapa dia di-bully? Karena dia cantik.
Apa isi buliannya? Simple sih, dan ecek-ecek.
Cuma: “Kamu tuh pakai jilbab kayak gini enggak cocok sebab bentuk muka kamu khan bulat, jadi kelihatan gembil pipinya. Coba deh mantes-mantesin diri. Sebenarnya kamu tuh cantik, tapi enggak ngerti fashion.”
“Si gembil… si gembil,” kata si pem-bully sambil berlalu.
Padahal yang ngomong (maaf-maaf) yaah penampilannya rapihan si ukhti cantik.
Tapi nampak si ukhti cantik wajahnya langsung suram dan nelongso.
Baca juga: Istriku Sayang yang Bau Bawang
Ukhti Cantik di-bully
Kenapa sih omongan orang kayak gitu musti ngaruh banget dalam hidup kita?
Masalah confidence.
Ini adalah masalah yang berhubungan dengan mental seseorang.
Seharusnya kita pakai baju apa, mau jilbab kayak apa yang enak saja sama kita. Confident sajalah.
Saya juga pernah dibilang kayak gini: “Mam cantik pakai baju yang corak-corak gini, kelihatan kurus. Kalau pakai baju yang tak ada motif jadi gendutan.”
Aku jawab: “Masak sih?? Ini daster lho buat tidur, haha… justru aku merasa keren kalau pakai baju yang bahannya tak ada motif. Tapi saat ini di usia 55 tahun lebih ~ aku emang makin gendut, habis tiap hari makan bakso mulu.”
She… or It… replied (yang menjatuhkan dong): “Jangan gendut-gendut, Mam. Kurangi makan bakso, Mam diet lagi pasti tambah cantik.”
Aku makin semangat (efek kurang tilawah, bawaannya pengen berantem, haha):
“Yaa aku jalani saja hidup yang aku bahagia. Kalau aku terlalu cantik, kasihan para istri, stres, takut suaminya naksir aku.”
Yaahh, jawab-jawab kayak gini butuh effort. Dan sia-sia sebetulnya ~ ngurang-ngurangin pahala.
Memang untuk nutup pembicaraan enggak perlu habis sholat di mushola, tempat kumpul para wanita. Baiknya langsung pergi, atau dzikir, atau pura-pura sibuk dengan hape seakan ada panggilan penting. Atau bergegas ke toilet.
Kalau enggak, jadi dosa yang ngeselin.
Jadi keingetan dan feeling guilty.
Buktinya, sampai aku bikin status.
Jadi bully dan mem-bully ini masalah mentality.
Yang di-bully juga harus mental kuat.
Kalau tidak, maka akan jadi objek setiap hari.
“Pipi gembil lah. Jilbab lu berlibet, naikin ke dagu agar lemak di bawah dagu enggak keikut kalau difoto.”
Ahh, be myself lah!
Mau apa lho…???
“Enggak, aku khan pingin kamu sehat, cantik. Aku khan sayang sama kamu.” Pasti gitu jawabnya.
Aku pikir balas saja dengan mengatakan: Aku enggak perlu kasih sayangmu. Cukup Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang yang menyayangi dengan melihat taqwa, bukan wajah.
Cuma alhamdulillah, sudah lama sih enggak ada yang berani ‘nasihatin’ aku. Sebab aku selalu sibuk bercakap-cakap dengan Allah dan bercengkrama dengan hatiku sendiri.
Bahkan yang paling sadis adalah omonganku, yaitu berdasarkan surat Al-Mu’minun; 1–3; utamanya adalah:
Fokus deh! (QS 23:2)
Ngomong yang penting-penting aja! (QS 23:3)
Oke yaa, kembali ke ukhti yang malahan sibuk cari kaca, benerin jilbabnya agar mukanya kelihatan lebih tirus. Padahal dia udah cantik banget lho.
Aku jadi capek dan pingin nasihatin dia untuk fokus ke surat 23: 3 (kerjakan yang penting-penting saja dan bicara yang penting-penting saja). Otherwise, kita akan jadi laghwi.
Surat 23: 1–3:
1. Sungguh beruntung orang-orang yang beriman,
2. (yaitu) orang yang khusyuk dalam shalatnya,
3. dan orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan yang sia-sia).
Setuju teu?
Bicara yang penting-penting saja.
Berbuat yang penting-penting saja.
Focus on!
Ayuk, ukhti cantik. Semoga kamu ingat aku dan baca tulisanku ini ya. Kamu udah cantik. Tapi wajah nelongso kayak gitu idaman para pria lho. Yadah, di-bully saja deh biar makin nelongso agar kelihatan lemah, biar cepat dapat jodoh. Hehe.
Jadi bingung deh.
Hmm, jadi ingat salah satu buku bacaan guru JISc: Cantik Itu Luka.
Atau aku bikin buku yaa judulnya: Nelongso Cepet Dapat Jodoh. Hehe.
# Senja di Georgestown
𝑩𝒚: 𝑴𝒂𝒎 𝑭𝒊𝒇𝒊🌸
(Owner JISc/JIBBS/JIGSc)
+628111277155
Jakarta Islamic School (JISc)
“𝗠𝗲𝗻𝗱𝗶𝗱𝗶𝗸 𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗖𝗮𝗿𝗮 𝗜𝗯𝘂”
www.jakartaislamicschool.com
FB Fifi Proklawati Jubilea