ChanelMuslim.com – Lalu intinya aku bertemu si bule. Dia sama temannya. Aku ingat dia ketika ada training education tentang Edexcell di Koln, German. Dia duduk di sebelahku dan kelihatan kayak guru zaman dahulu yang gigit-gigit pensil dan pegang buku bukan Ipad. Kalau guru Singapura dan Hongkong kebanyakan pegang Ipad. Kalau guru British masih pegang buku tulis dan pensil.
Fokus pada education saja dan bicaranya clear. Penampilannya juga rapi seperti pangeran Charles Tales. Tulisan dia miring-miring panjang dan teratur. Nggak kayak aku yang bulat-bulat dan kruwel-kruwel sampai aku sering nggak bisa baca lagi tulisanku sendiri.
Dia tampak agak ortodoks memang. Dia lagi mampir ke Brunei. Jadi aku janjian sama dia di Brunei. Pergi pagi pulang besok yang penting aku bisa bertanya chapter yang sulit untuk anak-anak dan perkembangan soal-soal ujian Edexcell (kurikulum Inggris yang aku pakai di sekolahku; JISc dan JIBBS also JIGSc).
Aku pernah ketemu dia dahulu di Koln, German waktu ada training seluruh guru di Eropa dan saat itu JISc adalah salah satu sekolah di Asia yang boleh ikut training seluruh guru di Eropa. Dahulu aku pernah cerita yang mana semua trainers bicara cepat banget seperti kereta api ekspres satu napas.
Kami penganut kurikulum Edexcell. Kurikulum dari pemerintah Inggris yang sekarang dipakai di JISc.
Tugasku mengolah, mencari dan mempelajari critical thinking, teaching methods, trik dan tipsnya serta go trough chapter by chapted untuk mempelajari. Biasanya soal ujian itu jebakan yang keluar typical soalnya kayak apa. It is challenge buat aku yang suka baca dan memang aku ini guru tulen.
Aku lebih suka dipanggil di akhirat nanti sang guru bukan sang owner. Aku takut kayak Fir’aun segala serba harus benar.
Lalu, aku beruntung si bule punya hati educator banget walaupun wajah artis. Si bule bilang akan coach banget karena beliau dan teman-temannya di UK, Scotland, Norway. Kampungnya adalah guru Edexcell terbaik di kampungnya yang mana sekampung pada bagus semua nilainya. Ya wajarlah kalau Bahasa Sunda adalah subjek utama di Edexcell maka penduduk Majalengka juga bisa menjadi juara.
Aku juga beruntung bisa Bahasa Inggris yang dipahami bukan Bahasa Inggris full of grammar jenis terusan bukan yang segala apa ada. Teori jago tapi nggak bisa bicara. Aku bisa ungkapkan isi hatiku, keinginanku dan langsung deal deh tuh step-stepnya dan si bule adalah partner yang bisa bikin aku dan guru-guru serta anak-anak didikku pintar. Bi idznillah dengan izin Allah.
Mudah-mudahan karena kurikulum Inggris ini kebanyakan adalah membina leadership and critical thingking. Maklum kurikulum penjajah kan Singapura, Brunei dan Australia menjadi mantannya British. Kita mantannya Belanda yang diwariskan cuma kue sus dan pergedel sama sepatu merk ‘Bata‘.
Oke begitu saja. Keluar negeri dan bisa bicara Bahasa Inggris dan bisa bikin si bule mengerti dan mau berbagi ilmu sama aku tentang kurikulum mereka. Ini adalah kebahagiaan tersendiri bagiku daripada beli tas LV di luar negeri.
Ala kulli hal. Tak ada kejadian tanpa Allah mengaturnya. Terima kasih ya Allah untuk semua cinta dan kemudahan.
Note; belajar itu sama siapa saja dan harus mau menerima dari mana saja. Walaupun dari bule yang nggak shalat dan Chinese yang mungkin nggak taharah. Berakal itu nggak mesti radikal. Status ini mengandung kebahagiaan dan promosi tapi tidak memuat unsur kebencian.
Allah berfirman, “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al Alaq: 1-5)
Website:
https://www.jakartaislamicschool.com/category/principal-article/
Facebook Fanpage:
https://www.facebook.com/jakartaislamicschoolcom
https://www.facebook.com/Jakarta.Islamic.Boys.Boarding.School
Instagram:
www.instagram.com/fifi.jubilea
Twitter: