SEORANG ibu yang mengaku khilaf karena mendorong anaknya keluar mobil. Walaupun akhirnya sang anak masuk juga ke dalam mobil meminta maaf.
Saya bingung minta maaf pada siapa? Siapa yang tersakiti? Siapa yang paling sakit dalam peristiwa ini? Netizen? Atau si anak?
Anak. Di mana-mana selalu bikin kita gemes, sayang, marah dan kesal. Campur aduk. Enggak bisa disalahkan. Anak memukul karena kita suka memukul dia.
Anak galak karena kita suka galak ke dia. Anak membantah karena kita suka membantah suami di depan dia. Anak membanting pintu karena dia melihat kita membanting pintu lalu pergi ketika kita marah.
Anak saya pernah bilang bahwa orang tua tidak boleh power abuse. Saya setuju. Mentang-mentang orang tua jangan seenaknya saja.
Anak juga punya perasaan, punya hati dan punya pikiran. Kita ingin dia menurut. Lalu kita bentak sekuat tenaga agar dia makin menurut.
Yakin enggak bakalan menurut? Atau jadi takut? Menurut kayak apa yang kita inginkan? Menurut dalam ketakutan atau menurut karena paham?
Anak itu cerminan kita. Bagaimana kita bersikap demikianlah mereka berakhlak. Jadi sebelum memarahi mereka marahi dulu kita.
Saya masih tercekam hati mencoba memahami perasaan ibu yang sedang marah tapi rasanya sang anak akan menjadi trauma-trauma naik mobil.
Baca Juga: Kami Ingin Seperti Mam Fifi
Seorang Ibu yang Mengaku Khilaf
Trauma melihat pinggir trotoar dan jangan salahkan bila dia mendendam yang tidak terucap. Memang berat jadi seorang ibu.
Enggak cuma melahirkan dan menanggung beban tapi juga menanggung amarah yang terlepas.
Intinya marahlah tapi ada standar. Jangan terlalu melukai. Lihat umur juga. Jangan sampai dia hanya paham amarahnya tapi tak paham kenapanya. Entahlah.
Semoga saya, pun kita semua dijauhkan dari marah yang meninggalkan luka. Doa saya untuk ibu dan anak.
Dari Abu Mas’ud al-Badri, dia berkata, “(Suatu hari) aku memukul budakku (yang masih kecil) dengan cemeti, maka aku mendengar suara (teguran) dari belakangku,
‘Ketahuilah, wahai Abu Mas’ud!’ Akan tetapi, aku tidak mengenali suara tersebut kerena kemarahan (yang sangat).
Ketika pemilik suara itu mendekat dariku, maka ternyata dia adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan Baginda berkata, ‘Ketahuilah, wahai Abu Mas’ud! Ketahuilah, wahai Abu Mas’ud!’
Maka aku pun melempar cemeti dari tanganku, kemudian beliau bersabda, ‘Ketahuilah, wahai Abu Mas’ud!
Sesungguhnya Allah lebih mampu untuk (menyiksa) kamu daripada apa yang kami siksakan terhadap budak ini,’ maka aku pun berkata, ‘Aku tidak akan memukul budak selamanya setelah (hari) ini.”
(Catatan Mam Fifi, April 2019)
By: Fifi P. Jubilea, S.E., S.Pd., M.Sc., Ph.D. (Oklahoma, USA)
Founder and Owner of Jakarta Islamic School, Jakarta Islamic Boys Boarding School (JIBBS), Jakarta Islamic Girls Boarding School (JIGSc)
Visit: //www.facebook.com/fifi.jubilea
Jakarta Islamic School (JISc/JIBBS/JIGSc): Sekolah sirah, sekolah sunnah, sekolah thinking skills (tafakur), sekolah dzikir dan sekolah Al-Qur’an, School for leaders
For online registration, visit our website:
𝗵𝘁𝘁𝗽𝘀://𝘄𝘄𝘄.𝗷𝗮𝗸𝗮𝗿𝘁𝗮𝗶𝘀𝗹𝗮𝗺𝗶𝗰𝘀𝗰𝗵𝗼𝗼𝗹.𝗰𝗼𝗺/
Further Information:
0811-1277-155 (Ms. Indah; Fullday)
0899-9911-723 (Mr. Mubarok; Boarding)
Website:
https://ChanelMuslim.com/jendelahati
https://www.jakartaislamicschool.com/category/principal-article/
Facebook Fanpage:
https://www.facebook.com/jisc.jibbs.10
https://www.facebook.com/Jakarta.Islamic.Boys.Boarding.School
Instagram:
www.instagram.com/fifi.jubilea
Twitter:
https://twitter.com/JIScnJIBBs
Tiktok: