ChanelMuslim.com – Seberapa ngefek masa kecil di masa besar? Kalau aku bilang sih ngefek.
Aku kalau lihat kue bolu jadul, yang dahulu satu biji saja aku mesti sembunyi-sembunyi untuk mengambil di lemari kecil nenekku, tapi sekarang aku malah bisa kasih satu toples kali 450 orang plus 20 kolega yang kebanyakan ex-guru-guruku atau janda-janda tua.
Kalau lihat kue itu aku teringat nenekku yang tidak aku sayang karena dia juga nggak sayang sama aku. Tapi bapakku hormat banget dan terasa banget tuh aura ‘lomba-lomba kekayaan dan bangga-banggain anak’.
Soal kekayaan, bapakku kalah telak tapi soal anak, bapakku menang. Tapi dasar curang, ketika sudah menang lalu dibilang, “Sudah deh jangan menyombongkan diri. Biasa saja lagi.”
Di situ aku berpikir, “Yang mulai duluan siapa?“
Ingat kue ini ingat akan nenekku. Nenekku yang nggak pernah kasih aku apa-apa. Padahal dia kaya raya. Aku malah malas memanggil dia nenek. Lebih baik memanggilnya sebagai perempuan tua yang hidup di rumah besar di tepi jalan.
Kata siapa masa kecil nggak berpengaruh pada masa besar?
Masa kecil yang buruk menimbulkan kesakithatian dan dendam di masa tua. Kenapa?
Karena waktu kecil kan kita nggak berani melawan orang dewasa atau siapa pun yang dengan seenaknya memperlakukan kita. Kata anakku itu namanya Power Abuse.
Seenaknya membentak, “Sudah diam!”
Atau; “Ikuti saja. Nanti juga paham.“ Dan lain-lain.
Jangankan anak kecil. Aku punya staff yang suatu hari melakukan kesalahan yang sangat fatal dan timbul keributan di sebuah restoran. Sampai sekarang kalau lewat restoran tersebut dia mual dan memalingkan wajahnya.
Tulisanku ini, ada hubungannya dengan orang-orang yang tetap menyalahkan RS, yang katanya semua perbuatannya dilakukan ketika dewasa dan tidak ada kenal mengenal dengan masa kecilnya.
Kalau aku sendiri berpikir tetap. Semua perlakuan yang kita dapatkan akan berpengaruh pada bagaimana kita berlaku ketika kita dewasa. Namun, ketika kita dewasa kita memang memiliki kemampuan untuk mengubah semuanya dan meredam dendam jadi kesan.
Meredakan duka jadi bahagia tergantung karakternya kuat atau tidak untuk mengubah masa lalu yang suram menjadi baik. Atau malah larut dalam masa lalu yang suram dan sudah besar jadi pendendam.
Sebetulnya, masa lalu yang kurang menyenangkan bisa menjadi motivasi untuk berbuat sebaliknya; atau tidak akan melakukan hal yang sama sebagaimana contoh di atas. Aku tidak mau menjadi nenek yang pelit seperti nenekku. Mungkin kayak gitu.
Mau bukti masa kecil teringat sampai dewasa atau tidak? Coba lanjutkan lagu ini; Bintang kecil, di langit yang ….
Kalau kita bisa melanjutkan berarti masa kecil kita ngefek di masa besar. Kalau tidak ya tidak ngefek.
Allah berfirman, “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” (QS. An Nahl: 90)
Website:
https://www.jakartaislamicschool.com/category/principal-article/
Facebook Fanpage:
https://www.facebook.com/jakartaislamicschoolcom
https://www.facebook.com/Jakarta.Islamic.Boys.Boarding.School
Instagram:
www.instagram.com/fifi.jubilea
Twitter: