Pak satpam terdiam. Karena dari 3 ART di rumah Bu Nilam tak ada satu pun kecurigaan jatuh pada mereka. Dan gelang giok yang dibeli sengan susah payah akhirnya hilang begitu saja.
Bu Nilam menangis, dan suaminya menghibur, “Masalahnya bukan gelangnya Mas, tapi gelang itu pemberian ponakanku yang baru pulang dari China.”
“Ahaa! Aku tahu siapa pencurinya! Kayaknya Mbak Tuti deh. Sebab dia orang terakhir yang masuk kamar Ibu,” demikian ujar Mbak Inah sambil memonyongkan bibirnya.
Baca juga: Apa yang Kalian Pikirkan? (Bag. 2)
Alhasil, semua tuduhan kepada Mbak Tuti. Dan akhirnya Mbak Tuti dikeluarkan tanpa kejelasan dan bukti. Dan Bu Nilam tetap gelisah karena gelang gioknya tetap hilang. Ditambah satu ART, Mbak Tuti, yang pintar masak harus pergi pula.
Buruk sangka, kerap terjadi di sekeliling kita. Bahkan menimpa kita sendiri. Hasan Basri pernah ditegur seorang pemuda. Karena beliau menuduh pemuda tersebut melakukan maksiat di bulan Ramadan.
Hasan Bashri melihat seorang pemuda naik perahu dalam kegelapan di bulan Ramadan sambil memegang botol minuman dan tangan kirinya memeluk seorang wanita berkerudung panjang.
“Bukan shalat tarawih,” maki Hasan Bashri dalam hati.
Namun pemuda tersebut memberi klarifikasi dengan wajah menahan marah, “Itu adalah botol air untuk kami berbuka puasa. Sengaja aku penuhkan karena hanya air yang kami dapatkan untuk berbuka. Dan perempuan ini adalah ibuku yang tidak punya siapa-siapa selain aku.”
Sejenak sang ulama terdiam. Menyesali sangka buruknya. Sementara Ali bin Hussin meriwayatkan, ketika Rasulullah dan istrinya Syafiyah berjumpa sahabat.
Rasullah memghampiri sahabat tersebut dan mengucapkan, “Ini adalah istriku, Syafiyah binti Huyai.“ Aku menjelaskan agar kalian tidak berprasangka.
Sangka baik.
Website:
https://ChanelMuslim.com/jendelahati
https://www.jakartaislamicschool.com/category/principal-article/
Facebook Fanpage:
https://www.facebook.com/jisc.jibbs.10
https://www.facebook.com/Jakarta.Islamic.Boys.Boarding.School
Instagram:
www.instagram.com/fifi.jubilea
Twitter: