SABAR dan bersangka baik. “Sudah jam berapa ini Mas, kok belum muncul-muncul juga, aku sudah menunggu satu jam lho, kalau Mas memang enggak bisa jemput ya bilang saja, aku ikut temanku…,” gerutu Miya melalui handphone kepada suaminya yang berjanji akan menjemputnya ketika selesai arisan pengajian di rumah Bu Sapto.
“Iya deh, kamu pulang sama kawanmu saja, atau naik kendaraan umum, kayaknya aku masih lama nih, apalagi jam makan siang kayak begini pasti macet banget lewat Sudirman, maaf ya sayang….” jawab Mas Hendry yang tentu saja walau sudah dijawab dengan tegas seperti itu, Miya merasa bahwa Mas Hendry sedikit menyusahkan.
Intinya bila memang tidak bisa, ya bilang saja tidak bisa. Miya merasa, setelah ditunggu lama suaminya ternyata malah tidak bisa menjemput, sementara kawan-kawan pengajiannya sudah tidak nampak lagi kendaraannya.
Selain itu, daerah rumah Bu Sapto berada di dalam kompleks dan susah mencari kendaraan umum ditambah lagi semakin teriknya panas siang hari.
“Huh…, sabar Miya… sabar…. usahakan banyak dan ada segudang sabar dalam menghadapi sikap suamimu, toh maksudnya juga baik, tadinya memang mau jemput, hanya saja kerjaan mungkin belum selesai di samping jalanan juga macet.
baca juga: Sabar Saat Hentakan Pertama Musibah
Sabar dan Bersangka Baik
“Sabar Miya, suami orang lain belum tentu mau repot- repot jemput seperti ini,” bisik hatinya menghibur. Miya pun hanya menghela nafas panjang dan berusaha untuk sabar.
“Ah sudahlah, jangan dipikirkan yang buruk-buruk suamiku, juga jangan memikirkan hal-hal yang batinnya. tentang bikin lelah hati,”
Di hari lain, sore yang cerah tapi sangat mengesalkan buat Hendry, di kantornya ada meeting panjang sampai lewat pukul 05.00 sore, dan dia adalah karyawan yang terakhir pulang.
Yang lebih parah lagi, sudah tiga hari belakangan ia demam karena radang tenggorokan.
Dengan sekuat tenaga Hendry menahan sakit di tenggorokan yang sesekali menyerang ditambah dengan AC yang sangat dingin dan ketidakhadiran office boy hari itu, sehingga Hendry tidak bisa memesan makanan dari rumah makan depan kantornya.
Ketidakberuntungan rupanya berlanjut kepada Hendry sore itu. Ketika ada tabrakan beruntun di tol, sehingga Hendry tertahan di dalam kendaraan tidak bisa maju, dan bensin yang juga hampir habis.
AC mobil tidak dapat dinyalakan membuat panas begitu menyengat, dan membuat Hendry rasanya ingin berteriak saja, “Yaa Allah, betapa sore ini begitu dahsyat.”
Kondisi macet yang sangat parah membuat Hendry terperangkap dalam kendaraannya selama tiga jam tanpa bergerak ke depan maupun ke belakang.
Akhirnya, Hendry baru bisa sampai rumah sekitar pukul 21.20 malam. Lapar yang menyerang dan keinginan untuk beristirahat begitu besar.
“Ayo… cepatlah… mudah-mudahan ada makanan yang sedap yang Miya masakkan untukku serta air hangat untuk mandi.
Nampaknya besok aku harus beristirahat dan izin tidak masuk kantor. Maaf Bos, aku sudah gak kuat,” pikir Hendry sambil memasukkan mobil ke garasi.
Lalu tiba-tiba, “Lho kok sudah malam begini lampu garasi masih belum dinyalakan.” Hendry pun cemas.
“Assalamualaikum, mbok… mbok…, Miya…,” Hendry memanggil beberapa kali sambil mengetuk pintu.
Tidak lama kemudian, setelah menggedor pintu, tetangga sebelahnya keluar Ternyata si Udin, tukang kebun, menyampaikan amplop yang berisi surat dan kunci pintu rumah.
Dengan lemas, Hendry membuka surat yang ditulis cepat-cepat oleh Miya istrinya,” Mas maaf, handphone-ku ketinggalan di rumah ibu, jadi aku gak bisa ngabarin lewat handphone, aku pergi nganterin si mbok, dari tadi sore muntah-muntah, aku nyiapin makanan seadanya ya, Mas panaskan sendiri di dapur, maaf ya Mas, wass, Miya.”
Seketika lenyaplah impian Hendry untuk segera beristirahat begitu sampai di rumah, karena makanan yang sudah dingin harus dipanaskan sendiri.
Di tengah tubuhnya yang sudah lemas. Hendry masih harus memanaskan air untuk mandi.
“Ya Robb, bila tak ada sabar di hatiku, ingin rasanya marah kepada istriku karena lebih mementingkan si mbok daripada aku, suaminya sendiri, aku kan juga sakit,” gumam Hendry.
Namun Hendry segera beristighfar dan ingat bahwa dengan sabar dan bersangka baik akan mudah baginya untuk menyelesaikan masalah, toh Miya niatnya baik, mengantar si mbok.
Karena jarang sekali ada majikan yang mau mengantar pembantunya yang sakit sampai larut malam.
Lagipula Miya juga sudah berusaha untuk membuatkan makan malam Hendry “Sudahlah, aku panaskan sebentar dan mandi seadanya saja, lalu shalat Isya, makan obat dan tidur,” kata Hendry dalam hati.
Apapun masalah rumah tangga antara Miya, semuanya akan menjadi nyaman dan tidak begitu mengganggu walaupun secara manusiawi kesal dan marah sikap pasangan yang tidak sesuai dengan yang diinginkan, namun dengan bersabar, Insya Allah masalah tidak berlarut-larut.
Sabar kawannya adalah persangkaan baik.
تلك الَّذِينَ ءَامَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَب بعْضُكُم بَعْضًا أَتُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ
رجم
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), Karena sebagian dari purba-sangka itu dosa.
Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang. sudah mati?
Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang,” (QS Al Hujurat: 12).
(Dikutip dari buku Secangkir Teh Buatan Bidadari)
By: Fifi P. Jubilea (S.E., S.Pd., M.Sc., Ph.D – Oklahoma, USA).
Owner and Founder of Jakarta Islamic School (Jakarta fullday); Kalimalang, Joglo, Depok.
Owner and Founder of Jakarta Islamic Boys Boarding School – Megamendung
Owner and Founder of Jakarta Islamic Girls Boarding School – Mega cerah
Next;
Owner and Founder of Jubilea Islamic College (2023) – Purwadadi Subang – setara SMP dan SMU. Boys and girls.
Owner and Founder of Jubilea University (2024) – Purwadadi and Malaka
Founder and Owner of Jakarta Islamic School, Jakarta Islamic Boys Boarding School (JIBBS), Jakarta Islamic Girls Boarding School (JIGSc)
Visit: //www.facebook.com/fifi.jubilea
Jakarta Islamic School (JISc/JIBBS/JIGSc): Sekolah sirah, sekolah sunnah, sekolah thinking skills (tafakur), sekolah dzikir dan sekolah Al-Qur’an, School for leaders
For online registration, visit our website:
𝗵𝘁𝘁𝗽𝘀://𝘄𝘄𝘄.𝗷𝗮𝗸𝗮𝗿𝘁𝗮𝗶𝘀𝗹𝗮𝗺𝗶𝗰𝘀𝗰𝗵𝗼𝗼𝗹.𝗰𝗼𝗺/
Further Information:
0811-1277-155 (Ms. Indah; Fullday)
0899-9911-723 (Mr. Mubarok; Boarding)
Website:
https://ChanelMuslim.com/jendelahati
https://www.jakartaislamicschool.com/category/principal-article/
Facebook Fanpage:
https://www.facebook.com/jisc.jibbs.10
https://www.facebook.com/Jakarta.Islamic.Boys.Boarding.School
Instagram:
www.instagram.com/fifi.jubilea
Twitter:
https://twitter.com/JIScnJIBBs
Tiktok: