RENGEKAN yang membosankan. “Mas, hari ini pulang jam berapa? Dinda minta dijemput ya, dan setelah itu kita ke swalayan beli semua keperluan mingguan, ya Mas?” demikian rajuk Dinda.
Suaminya hanya mengangguk-angguk di balik handphone-nya. “Mas, jawab dong, kok diam saja sih?”
“Mas, tahu enggak siapa yang ambil minyak wangi Dinda, aduh, kan ada tiga set kecil, kok hilang dua sih, Mas lihat enggak? Apa Mas pindah-pindahin, aduh, Mas, kalau mindahin apa-apa, bilang dong, Dinda kan jadi repot nih. Mas!” bentak Dinda sengit.
“Mas dengar enggak sih Dinda ngomong apa? Mas kok gitu sih, orang ngomong dicuekin, ukhg …” rungut Dinda kesal.
“Mas, Mas, Mas tahu tidak, kawan lamaku yang namanya Irma, dia sekarang hebat banget lho Mas, sudah punya anak lima tapi badannya masih langsing.
“Katanya sih perawatan macam-macam, tapi heran juga ya Mas, kok punya istri secantik Irma, suaminya masih selingkuh juga.
“Menurut Mas, apa suami yang selingkuh itu karena mereka enggak tahu bahwa istrinya sudah berjuang sekuat tenaga mengurus anak, mengurus tubuh dan semua itu kan dilakukan untuk suaminya.
“Menurut Mas, bila suaminya Irma, bla bla bla, …” tanpa mempedulikan bahwa Mas Ari masih lelah dan baru saja duduk di kursi tamu sepulang dari kantor, Dinda terus saja nyerocos sambil tangannya yang lincah mengaduk teh hangat untuk suaminya.
Ketika tersadar, Dinda melihat suaminya sudah setengah tertidur dengan kepala mendongak dan dasi yang terlepas dari kemejanya.
“Subhanallah Mas, Mas Ari kok gitu sih, baru pulang kantor langsung tertidur, mandi dulu Mas, ganti bajunya, capek kan dan berkeringat,” jerit kecil Dinda yang sontak membangunkan Mas Ari.
baca juga: Keakraban Mam Fifi dengan Para Murid
Rengekan yang Membosankan
Tanpa berkata apa-apa, Mas Ari segera ngeloyor ke kamar mandi dan menikmati guyuran demi guyuran air yang terasa begitu nikmat pada sore itu.
Suara istrinya sudah tak terdengar lagi dan yang ada hanyalah kesegaran sesaat. Tapi, tak lama kemudian digantikan dengan pekikan baru dari Dinda, ketika melihat suaminya keluar dari kamar mandi dengan kaki becek dan membasahi karpet ruang tengah.
Tak cukup, Dinda juga ngomel karena teh hangatnya tidak disentuh sedikitpun, dan kue bolu coklat yang Dinda siapkan dari siang hari tergeletak begitu saja dirubung semut.
Sementara, Mas Ari hanya duduk diam di kursi ruang tengah sambil menonton berita mengenai pembebasan Bibit Chandra yang dinyatakan belum terbukti bersalah.
Lagi-lagi, pekikan Dinda melengking, mengajak Mas Ari makan malam. Membuat Ari semakin menyadari betapa pulang ke rumah malah membuat dirinya menjadi tidak dapat beristirahat karena tidak adanya ketenangan dan kebebasan dalam beristirahat atau melakukan kegiatan yang disukai, meski cuma menonton berita sore.
Kali lain, Dinda terus membuat rengekan-rengekan yang pada awalnya disukai Mas Ari, tapi tak lama, rengekan-rengekan manja yang terdengar seperti ketidakberdayaan dari seorang perempuan bernama Dinda.
Sewaktu pacaran dulu terdengar menyenangkan, ditambah lagi dengan mendayu-dayu, menggemaskan dan membuat Mas Ari seperti sangat dibutuhkan.
Rengekan itu tidak begitu mengganggu, namun ketika kesibukan Mas Ari semakin banyak dan waktu seakan sangat kurang buat mencukupi seluruh keinginan sang istri, maka rengekan manja itu malah membuat sang suaminya menjadi lelah dan kesal.
Apalagi terkadang rengekan itu disampaikan dengan wajah cemberut, berbau tuduhan dan penuh bumbu yang berlebihan, sehingga lambat laun menimbulkan kebosanan dan kejenuhan pada Mas Ari, yang bila dibiarkan akan membuat Mas Ari merasa malas berada di dekat Dinda.
Bila rengekan dan semua keluh kesah Dinda disampaikan pada saat yang tidak tepat, seperti suami baru pulang kerja, atau suami sedang menghadapi masalah yang sangat pelik, atau mungkin juga di kala suami sedang sangat lelah, maka sebagai seorang istri, Dinda harus pandai untuk menjadikan rengekan itu sebagai kekuatan bagi sang suami untuk melindungi bukan sebagai suatu beban.
Yang bila diteruskan, rengekan yang membosankan itu akan membuat para suami merasa tidak nyaman di rumah, dan naudzubillahi min dzalika, akan membuat para suami mencari kenyamanan di luar, dan ketahuilah bahwa hal itu: sangat berbahaya, Saudara-saudara.
(Dikutip dari buku Secangkir Teh Buatan Bidadari)
By: Fifi P. Jubilea (S.E., S.Pd., M.Sc., Ph.D – Oklahoma, USA).
Owner and Founder of Jakarta Islamic School (Jakarta fullday); Kalimalang, Joglo, Depok.
Owner and Founder of Jakarta Islamic Boys Boarding School – Megamendung
Owner and Founder of Jakarta Islamic Girls Boarding School – Mega cerah
Next;
Owner and Founder of Jubilea Islamic College (2023) – Purwadadi Subang – setara SMP dan SMU. Boys and girls.
Owner and Founder of Jubilea University (2024) – Purwadadi and Malaka
Founder and Owner of Jakarta Islamic School, Jakarta Islamic Boys Boarding School (JIBBS), Jakarta Islamic Girls Boarding School (JIGSc)
Visit: //www.facebook.com/fifi.jubilea
Jakarta Islamic School (JISc/JIBBS/JIGSc): Sekolah sirah, sekolah sunnah, sekolah thinking skills (tafakur), sekolah dzikir dan sekolah Al-Qur’an, School for leaders
For online registration, visit our website:
𝗵𝘁𝘁𝗽𝘀://𝘄𝘄𝘄.𝗷𝗮𝗸𝗮𝗿𝘁𝗮𝗶𝘀𝗹𝗮𝗺𝗶𝗰𝘀𝗰𝗵𝗼𝗼𝗹.𝗰𝗼𝗺/
Further Information:
0811-1277-155 (Ms. Indah; Fullday)
0899-9911-723 (Mr. Mubarok; Boarding)
Website:
https://ChanelMuslim.com/jendelahati
https://www.jakartaislamicschool.com/category/principal-article/
Facebook Fanpage:
https://www.facebook.com/jisc.jibbs.10
https://www.facebook.com/Jakarta.Islamic.Boys.Boarding.School
Instagram:
www.instagram.com/fifi.jubilea
Twitter:
https://twitter.com/JIScnJIBBs
Tiktok: