MENJALANI bisnis dengan cinta. Aku paham kenapa FT kayak gitu, ya faktor utama adalah hawa nafsu sang owner, juga terlalu mudah untuk mendapatkan omset milyaran tanpa pengalaman sebelumnya.
Dan kulihat tidak adanya orang-orang mendukung di sekeliling dan utamanya lebih mengutamakan kepentingan pribadi daripada kepentingan orang banyak.
Aku sendiri bukan orang bisnis, aku bukan bisnis woman tapi aku lover woman. Aku menjalankan semua usahaku dengan cinta.
1) Yang pertama kali aku sisihkan dalam pendapatan adalah gaji karyawan dulu, lalu operasional untuk kebutuhan orang banyak lalu utang usaha.
Setelah itu, baru kesejahteraan lain-lain, lalu zakat dan infaq, lalu perbaikan fasilitas dan kesejahteraan (sebutlah customer -) terakhir sekali baru gaji owner dan lain-lain.
Kadang gaji atau kebutuhan pribadi owner terakhir, dan memang yang namanya bisnis dengan customer banyak kayak FT gitu, omsetnya banyak banget – jumlahnya fantastis (hitung saja sekian ribu dikali sekian juta rupiah) pastilah banyak banget.
Tapi ingat, itu cuma omset, omset itu pendapatan usaha, bukan keuntungan usaha, ini yang selalu jadi jebakan bagi pengusaha ~ merasa uang banyak, padahal dalam omset itu terdapat seluruh pengeluaran, bisa-bisa untungnya malah enggak ada…
2) Aku sudah lama mengenal “manajemen pasrah” ~ aku ini bukan owner, aku cuma cashier, ada uang masuk banyak, uang beneran bergelimpangan dalam rekening, tapi itu bukan uangku,
uang yang harus dibagikan lagi ke sana dan ke sini buat bayar ini dan itu, uang itu cuma numpang lewat di mejaku (cuma say hellow) dan enggak pernah aku miliki, sampai kapanpun .. ~ karena amanah, karena aku cinta.
Aku khawatir kalau utang enggak terbayar, gaji karyawan 425 orang enggak terbayar, proses pembelajaran enggak berlangsung nyaman, bahkan risau setengah mati kalau hujan turun, khawatir kelas anak-anak kebanjiran.
Dan benar ketika pagi hari tiba, SMS masuk minta uang ini itu, untuk perbaiki ini itu dan bayar ini itu, aku enggak ngeluh, keluarkan aja semua, lha uang itu bukan milikku, aku cuma cashier ~ jadi, aku enggak berani pakai uang dan foya-foya berlebihan dengan uang omset.
Baca Juga: 6 Bisnis yang Cocok buat Muslimah dan Sudah Menikah, Apa Saja? (Part 2)
Menjalani Bisnis dengan Cinta
3) Hal lain yang utama, dalam berbisnis adalah zakat dan infaq.
Aku hampir enggak pernah nolak infaq pada orang yang paling menderita di dunia, yang paling terzalimi, yaitu Syria dan Palestina, kenapa?
Mereka negara aja enggak punya? Rasa aman aja udah enggak punya, pendapatan juga gak punya, donasi aja dihalangin, kerjaan enggak ada? Mau makan apa?
Aku berani nantang bahaya karena cinta. Aku kasihan sama mereka. Kasihan yang sangat dalam. Biarin deh mau dibilang apa kek, aku enggak peduli. Tapi infaq itu ampuh, infaq enggak akan bikin bisnis kita terjatuh.
Yang berikutnya, infaq buat orang miskin dan yatim di Indonesia. Infaq membuat hati kita lembut dan mau beli tas mahal jadi enggak jadi, ingat harga tas sekian bisa untuk makan nasi ratusan pengungsi gempa Aceh.
Aku bukan orang baik yang kayak di film-film gitu, tapi aku punya pikiran dan punya hati.
Jadi kalau mau buka bisnis, cukup punya pikiran dan punya hati maka kita Inshaa Allah enggak akan mendzholimi siapapun…~ walau kurang-kurang pasti ada ya, harus terus diperbaiki dan siap untuk menderita.
4) Yang keempat adalah ~ pikirkan semua risiko, kalau ambil langkah ini, maka risikonya apa, kalau ambil langkah begitu risikonya apa (makanya mesti ada mind map),
juga kita harus berpikir sampai ujung, kemungkinan terbaik dan kemungkinan terburuk, dan kita juga menjaga “jaring-jaring resiko” dan siap dengan kemungkinan terburuk sekalipun.
5) Yang biasa dilakukan pebisnis adalah hanya memikirkan untung sekian dan sekian dan selalu optimis, tidak berfikir kalau rugi gimana dan kalau jatuh gimana, sehingga hidup dalam mimpi dan tersentak ketika sadar, “Wah, kita rugii besar”.
6) Juga aku enggak berani ambil investor, khawatir langkah-langkahku dipengaruhi orang lain dan keputusanku diintervensi, juga kasih sayangku terhenti, karena enggak semua orang punya cinta yang sama.
7) Kenapa aku bilang cinta? Cinta itu penting dalam berbisnis, dengan cinta, kita memberi banyak dan enggak takut rugi,
cinta is servicing, cinta is giving, cinta is sacrificing, dan aku ingat ayat favoritku “in ahsantum ahsantum lii angfusikum” (berbuat baiklah, maka kebaikan itu akan kembali pada dirimu).
Aku paham kenapa FT kayak begitu, jujur aku enggak mau menghujat, aku malah kasihan, tapi ini pelajaran buat siapapun yang berbisnis.
Jangan tertipu dengan besarnya uang masuk, itu bukan uang kita, jangan ambil uang omset untuk kebutuhan pribadi, dan tunaikan kewajiban dahulu baru ambil untuk kebutuhan pribadi ~ itupun juga jangan banyak-banyak dan utamanya;
jangan terlalu berani invest ini itu dengan uang pendapatan. Investasi yang menguntungkan kalau kita ngerjain semua proyek sendiri ~ bukan dikasih orang.
Ya gitu deh, sebagai sesama saudara seiman, aku doakan FT segera bisa menunaikan semua kewajiban, feeling-ku sih mereka enggak niat nipu, mereka salah langkah dan terlalu berani.
#Berita di D***k terlalu berlebihan… ~ di-expose terus jalan-jalannya Owner FT keluar negeri.
“Hai bro, jalan-jalan itu enggak seberapa, enggak sampai M-M-an…”.
Last dan bisnis itu perlu teman atau staf yang beriman dan baik yang saling mendukung dan mencintai, tapi semua itu harus dimulai dari kita dulu…
By: Fifi P Jubilea ~ JISc dan JIBBs owner, bukan deh, owner-nya Allah,
Aku cuma cashier, aku cuma operator… aku cuma petugas pelaksana. Sampun.
(Catatan Mam Fifi, September 2017)
Website:
https://ChanelMuslim.com/jendelahati
https://www.jakartaislamicschool.com/category/principal-article/
Facebook Fanpage:
https://www.facebook.com/jisc.jibbs.10
https://www.facebook.com/Jakarta.Islamic.Boys.Boarding.School
Instagram:
www.instagram.com/fifi.jubilea
Twitter:
https://twitter.com/JIScnJIBBs
Tiktok: