MENGAPA harus kuliah?? Kuliah dengan UKT yang tiba-tiba melonjak membuat orang-orang berspekulasi, daripada uang untuk bayar UKT lebih baik untuk dagang. Bener.
Tapi dagang apa? Di mana? Laku enggak ya? Dan terpaksalah sang ayah atau ibu ikut nemani dagang. Bolak-balik ngawasin warung. Kalau berhasil? Kalau tidak? Habislah uang untuk latihan dagang.
Pasti ananda akan pilih buka warung coffee. Sekalian ngafe sambil nyari beasiswa sambil buka-buka buku. Mimpi indah.
Yang ada, orangtua tetap gelisah dan si anak sudah mulai malas sekolah. Mikirin duit yang mungkin enggak seberapa.
Belum malunya dan terbatas pikirannya karena ‘hanya lulusan SMU‘. Tidak mungkin lagi berharap jadi manager bila memandang gedung tinggi, yang diharapkan yaa paling jadi ketua departement Cleaning service yang agak pinteran dikit dan bersih.
Jadi bagaimana? Semua serba mahal?
Kuliah atau tidak. Tetap! Tetap harus kuliah.
Walau bagaimanapun, kuliah adalah basic proses berfikir sebagai orang dewasa yang lebih terstruktur apalagi bila masa sekolahnya dari SD sampai SMP dan SMU di JISc/JIBBS/JIGSc yang mengedepankan proses berfikir yang teratur,
maka apa yang sudah tertanam sejak masih kecil ‘pola pendidikan yang terstruktur dengan dasar religi dan moral, maka wajib kuliah.
Tidak musti di PTN idaman, tidak juga di sebuah tempat kuliah swasta nan mahal. Tapi kalau bisa, tim dosennya lulusan luar negeri atau pernah sekolah dan kuliah di luar negeri ini lebih baik sebab sudah biasa dengan pola/design International standart. Yaitu struktur dalam berfikir.
baca juga: Kuliah S1 Gratis di Bojonegoro Bersama Program Beasiswa Genius S1
Mengapa Harus Kuliah
Kita perlu memiliki kemampuan yang namanya;
1) Manajemen berfikir (menempatkan skala prioritas (sequencial), memilah yang mana yang penting untuk difikirkan, yang mana yang tidak, atau harus difikirkan orang lain, juga berfikir panjang ke depan (thinking further), dengan semua cause and effect-nya.
Kalau begini, maka risikonya apa dan sebagainya. Ini bisa dilatih sebetulnya dengan dialog dan komunikasi intens dengan orangtua tanpa bentakan.
Karena orang kalau dibentak maka akan blank. Tiba tiba ‘bloon‘ hehe. Tiba-tiba enggak bisa mikir. Tiba-tiba macet!
2) Soft skills. Kemampuan keseharian (ini sudah ada dalam kurikulum merdeka) melalui project-project, keluar, jalan, travel, diskusi, bercerita dan lain-lain yang sifatnya back to the reality, maka anak-anak akan memiliki soft skills, kemampuan meraih hati teman, kemampuan merangkul, kemampuan mengalah dan kemampuan komunikasi, negosiasi dan utamanya kemampuan real seperti praktik masak, nukang, car wash dll.
Jadi enggak musti belajar baca dan ngitung-ngitung ngafal rumus dan sejenisnya.
So, kuliahlah. Di mana pun.
Kalau sudah berhasil nanti, orang enggak tanya kamu lulusan mana?
Sampai sekarang, saya sudah Alhamdulillah biidznillah punya staf 500-an orang dan setiap bulan harus punya uang untuk mencukupi nafkah 500 keluarga.
Saya Alhamdulillah tidak pernah ikut ujian PTN manapun, mungkin saya tahu saya tidak mampu lulus, saya juga lupa kenapa enggak ikutan euphoria Sipenmaru.
Saya hanya daftar satu kampus saja, kampus swasta. Dan di kampus itulah saya mengembangkan diri dengan ikut banyak bentuk organisasi dan kenal dengan banyak orang.
Intinya ramah tamah dan tidak sombong.
Soft skill itu penting, sebagai kemampuan untuk komunikasi, bicara dengan damai dan membuat renyah suasana.
“Hay, Sis .. menyapa Siska yang anak Menwa yang lagi ngobrol sama cowok 3 menwa yang sangar-sangar ~ yang mana Siska bengong melihat guling pink jalan. Dulu waktu zaman mahasiswa 90-an. Kalau pakai jilbab khan yang bahannya linen. Jatuh ngebungkus muka dan pakai celana panjang pula, jadinya .. mirip guling jalan.
“Assalamu’alaykum mbak, menyapa mbak-mbak penceramah tingkat akhir di mushola, mencoba berdamai dengan hati yang deg-degan karena takut dimarahin sebab masih pakai lipstick masuk mushola, yang enggak hilang ketika wudhu“.
“Diam ah lo, jangan deket-deket, gue udah pakai jilbab nii.” Alhasil ketika di kelas duduk sendirian sebab cowok-cowok menjauh dan teman cewek mendekati cowok-cowok yang menjauh itu.“
Yaa, fenomena anak kuliah. Itu adalah proses negosiasi termasuk malu nahan diri sebab dosen tanya kita baru sampai karena datang telat dan baru sadar dapat nilai D padahal Pak Dosen ramah banget dan ikhlas aja ketika aku ceritakan kenapa aku telat.
Juga fenomena berteman dengan orang cantik banget dan hanya senyum-senyum, tapi enggak tahunya dia adalah adiknya foto model terkenal, yang saat ini ponakannya adalah calon mantuku. Haha.
Dan banyak lagi hal dan hil yang tanpa sadar membentuk kita dalam menjadi pelaku dagang yang sesungguhnya.
Selain yang utama adalah proses berfikir sebagai orang dewasa yang lebih dalam dan mantap, apalagi kalau sekali lagi universitasnya bagus kayak PTN PTN favorit, dan atau Univ yang swasta mahal juga tapinya yang dosennya lulusan luar negeri.
Nah, gimana dengan Universitas yang enggak terlalu mahal, aku sebutlah Univ. Pakuan atau Perbanas, yang aku tahu yaa .. aku lihat oke banget dosen-dosennya, open minded dan ngajarnya enak, bisa diskusi, enggak sok killer, bisa nyanyi bareng dan ramai.
Ah ituu lebih penting, daripada diterima di PTN favorit tapi banyak tugas yang kita hanya bergaul dengan buku dan presentasi.
Dosen S-3 ku dulu, aku ambil S-3 di dalam dan luar negeri, yang dalam negeri belum lulus, karena yang luar negeri sudah selesai. Dan dosennya enak banget dan pinter banget.
Beliau bisa menguji lisan tes satu kelas untuk 10 ban sekaligus dan semua sudah tercakup di dalamnya dan kita juga fun walau agak deg-degan.
Buat beliau, yang penting kita faham apa yang disampaikan dan bisa dipakai ketika buat tesis.
Ok deh, selamat kuliah.
Jangan mikir dagang dulu kalau baru lulus SMU sebab untuk sukses itu butuh proses ..
Nanti ada waktunya untuk belajar jadi orang sukses untuk jatuh bangun jadi orang sukses.
Nanti saya kasih tips lagi ya.
Sukses itu adalah ‘udah enggak nyusahin orang lain dan mampu memberi untuk orang lain setelah batas nyaman untuk pribadi sudah dimiliki dalam jangka waktu tidak terbatas‘ tentu saja dengan melibatkan Allah seutuhnya bahkan kalau bisa tenggelam dalam Cinta-Nya.
Yuk kuliah!
Message-nya; kuliah di mana sama saja – yang penting dosennya, dan ikut organisasinya. Kalau mau aman ikut Biro Kerohanian Islam, keren juga kok banyak kegiatannya, hehe.
Insert; di gambar bawah ini teman-teman kuliahku dulu (universitas swasta). Bukan PTN.
Yang satu; istri direktur, yang satunya owner bakery dan direktur utama Bank, yang satu aku owner sekolah JISc (Jakarta Islamic International school/sekolah Islam terbaik di seluruh Jakarta Timur) dengan murid 2800-an, satunya adalah istri cantik nan solihah dari direktur Perusahaan XYZ … ahh aku lupa (tapi ketika nikah sudah punya rumah dengan gentengnya) masing-masing kami IPK-nya 3 ke atas… yaa secukupnya lahhh..
Fifi P. Jubilea (S.E., S.Pd., M.Sc., Ph.D – Oklahoma, USA).
Owner and Founder of Jakarta Islamic School (Jakarta fullday); Kalimalang, Joglo, Depok.
Owner and Founder of Jakarta Islamic Boys Boarding School – Megamendung
Owner and Founder of Jakarta Islamic Girls Boarding School – Mega cerah
Next;
Owner and Founder of Jubilea Islamic College (2023) – Purwadadi Subang – setara SMP dan SMU. Boys and girls.
Owner and Founder of Jubilea University (2024) – Purwadadi and Malaka
Founder and Owner of Jakarta Islamic School, Jakarta Islamic Boys Boarding School (JIBBS), Jakarta Islamic Girls Boarding School (JIGSc)
Visit: //www.facebook.com/fifi.jubilea
Jakarta Islamic School (JISc/JIBBS/JIGSc): Sekolah sirah, sekolah sunnah, sekolah thinking skills (tafakur), sekolah dzikir dan sekolah Al-Qur’an, School for leaders
For online registration, visit our website:
𝗵𝘁𝘁𝗽𝘀://𝘄𝘄𝘄.𝗷𝗮𝗸𝗮𝗿𝘁𝗮𝗶𝘀𝗹𝗮𝗺𝗶𝗰𝘀𝗰𝗵𝗼𝗼𝗹.𝗰𝗼𝗺/
Further Information:
0811-1277-155 (Ms. Indah; Fullday)
0899-9911-723 (Mr. Mubarok; Boarding)
Website:
https://ChanelMuslim.com/jendelahati
https://www.jakartaislamicschool.com/category/principal-article/
Facebook Fanpage:
https://www.facebook.com/jisc.jibbs.10
https://www.facebook.com/Jakarta.Islamic.Boys.Boarding.School
Instagram:
www.instagram.com/fifi.jubilea
Twitter (X):
https://twitter.com/mamfifi_jisc
Tiktok: