MAKANAN pesta. Anakku 19 tahun suatu hari ku ajak ke pesta pernikahan. Ketika aku sudah selesai dengan mencoba berbagai macam gubuk, akhirnya aku menjumpai dia masih tetap memegang piring kosong mengantri sudah 20 menit lebih.
Langsung aku suudzhon dan ngomel-ngomel singkat “kamu lama banget, umi tuh udah nyobain somay dan empek-empek, kamu belum ngapa-ngapain…”
Dengan lugunya dia bilang kalau dia belum makan apa-apa sedikitpun.
Akhirnya kuhela tangannya buat mendekat ke meja makan, tapi mashaa Allah rupanya bukan dia tidak mau makan atau kalah antrian tapi dia selalu mempersilakan orang tua yang antri di belakangnya untuk ambil makanan dulu, “Silakan duluan bu,” katanya senyum senyum.
Begitu seterusnya sampai orang tua ke-5 selesai.
Dan aku masih gemes aja -yaa perlu diketahui acara pernikahan gitu kan justru yang datang yang tua-tua, yang usianya lebih tua dari kami- kalau semua orang dipersilakan ambil makanan duluan lalu kapan dong gilirannya…??
Tapi di balik ngomelku aku senang juga, anakku walau mungkin akan sakit magh, mampu bersikap itsar -mendahulukan kepentingan orang lain- dalam mengambil makanan.
Jadi ingat cerita sahabat Suhail, Harist dan Ikrimah yang saling menawarkan minuman untuk diminum yang lain dalam sebuah peperangan sehingga akhirnya minuman tersebut kembali pada yang menawarkan.
(versi lain; bahkan akhirnya tak ada seorang pun yang minum air tersebut).
Ya bersikap itsar (mendahulukan kepentingan orang lain itu mulia -tidak bêrebut-rebut, tidak saling sikut), hmm… kalau rezqi tuh, enggak ke mana kok.
Rezeki itu sudah ada tuannya masing-masing…
baca juga: Dapur-Dapur Cantik Mam Fifi di JIBBS dan JIGSc
Makanan Pesta
Sikap itsar dapat dilihat pada Qs. Al Hasyr: 9
“Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) ‘mencintai’ orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin).
Dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan.
Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung.” (Q.S. 59: 9)
(Janur, 17 Januari 2015)
By: Fifi P. Jubilea (S.E., S.Pd., M.Sc., Ph.D – Oklahoma, USA).
Owner and Founder of Jakarta Islamic School (Jakarta fullday); Kalimalang, Joglo, Depok.
Owner and Founder of Jakarta Islamic Boys Boarding School – Megamendung
Owner and Founder of Jakarta Islamic Girls Boarding School – Mega cerah
Next;
Owner and Founder of Jubilea Islamic College (2023) – Purwadadi Subang – setara SMP dan SMU. Boys and girls.
Owner and Founder of Jubilea University (2024) – Purwadadi and Malaka
Founder and Owner of Jakarta Islamic School, Jakarta Islamic Boys Boarding School (JIBBS), Jakarta Islamic Girls Boarding School (JIGSc)
Visit: //www.facebook.com/fifi.jubilea
Jakarta Islamic School (JISc/JIBBS/JIGSc): Sekolah sirah, sekolah sunnah, sekolah thinking skills (tafakur), sekolah dzikir dan sekolah Al-Qur’an, School for leaders
For online registration, visit our website:
𝗵𝘁𝘁𝗽𝘀://𝘄𝘄𝘄.𝗷𝗮𝗸𝗮𝗿𝘁𝗮𝗶𝘀𝗹𝗮𝗺𝗶𝗰𝘀𝗰𝗵𝗼𝗼𝗹.𝗰𝗼𝗺/
Further Information:
0811-1277-155 (Ms. Indah; Fullday)
0899-9911-723 (Mr. Mubarok; Boarding)
Website:
https://ChanelMuslim.com/jendelahati
https://www.jakartaislamicschool.com/category/principal-article/
Facebook Fanpage:
https://www.facebook.com/jisc.jibbs.10
https://www.facebook.com/Jakarta.Islamic.Boys.Boarding.School
Instagram:
www.instagram.com/fifi.jubilea
Twitter:
https://twitter.com/JIScnJIBBs
Tiktok:
https://www.tiktok.com/@mamfifi_jisc