MAKAN siang gratis. Cita-cita mulia tapi enggak mudah pengerjaannya, apalagi bila dilakukan setiap hari. Akan melibatkan banyak faktor.
Ini saja aku lakukan hanya untuk 450 anak. Bikin semur daging kecap pakai kentang goreng.
Dimulai dari pesan dagingnya total 60 kilo, lalu kentangnya, kecap, garam, gula, merica, daun jeruk, daun salam, sereh.
Setelah pesan, belum gasnya kelupaan, cuma cukup untuk sekali makan. Ehh ketinggalan pula kentangnya oke tapi minyaknya belum beli. Terpaksa nunggu sambil tilawah.
Lalu ketika mateng, jangan sampai ada pihak yang ngambil kebanyakan. Pengawasannya. Juga jangan sampai udah ngantri ehh ada yang ngantri lagi.
Ini semua butuh sistem. Jadi kuputuskan membagi perkelas.
Juga gurunya harus yang soleh yang makannya belakangan , yang mendahulukan kepentingan orang banyak daripada kepentingan sendiri.
Hampir semua guru dan staf kulihat makan belakangan.
Walau ada juga staf yang diam-diam mengendap-endap masuk dapur ngambil sepiring. Makan duluan.
Biarlah aku pura-pura enggak lihat, mungkin dia lapar. Mau kerja, mau keluar.
Tapi kulihat pembagian juga musti merata, dan yang masak biasanya malah enggak dapat.
baca juga: Principal Kitchen Cara Keren Founder JISc Bangun Karakter Anak Didik
Makan Siang Gratis
Di pojokan dapur menjelang ashar, kulihat si mbak yang bantu beres-beres panci bekas masakanku kulihat makan ikan goreng.
“Mbak enggak makan daging semur masakan ibu?”
Katanya tersipu: “Tinggal kentangnya bu…sudah buu, gigi saya juga enggak kuat ngunyah daging.“
Bukan gitu Mbak, ini ibu pakai panci presto lho, “empuk“ saya juga belinya sandung lamur, ahh, beliau hanya tersenyum saja. Tak faham kayaknya presto apaan.
Ahh sudahlah. Ini baru masak heboh sekali gimana kalau setiap hari??
Sungguh butuh sistem yang enggak mudah dan kontroling penuh, jangan sampai ada yang terbuang atau beli daging salah atau beli bahan udah busuk atau kebanyakan garam, dan gimana kalau yang sudah dapat ngambil lagi.
Belum panitia yang mungkin ngemplang garam atau kebutuhan dasar lainnya. Dulu pernah orang katering kami nyimpan telur dalam baju kausnya untuk dibawa pulang.
Sungguh, butuh pengawasan yang akan sangat melelahkan.
Niat yang baik .. – memberi makan anak-anak sekolah setiap pagi. Semoga berjalan dengan baik.
Maka itu, ayuk dong semua ikutan baik untuk hasil yang juga baik.
Untuk generasi muda ke depan yang lebih baik.
# hasil melamun di Jigsc – school like home. Boarding school putri. Mendidik dengan cara ibu. Cara aku ..
Fifi. P. Jubilea, S.E., S.Pd., M.Sc., Ph.D. (Oklahoma, USA)
Founder of Jakarta Islamic School (JISc)
“Mendidik dengan Cara Ibu”
Further Information:
0811-1277-155 (Fullday)
0899-9911-723 (Boarding)