ChanelMuslim.com – Alhamdulilah pagi ini saya sahur dengan kangkung tumis dari kebun sendiri. Jadi dieman-eman. Hehe.
Sayur kangkungnya sepiring buat sekeluarga. Cabe juga dari kebun tetangga sih di Puncak. Bawang putih juga dari tetangga yang kebenaran anaknya kerja di depan rumah. Semua dari kebun sendiri dan sekitar.
Oh iya, ini kangkung yang ditanam di ember itu lho, dengan media gelas aqua yang bawahnya ditaruh arang atau ijuk. Pupuknya dari air keringatnya si lele. Walaupun agak lama menunggunya, kalau satu ember sekitar 4 pekan.
Tapi hebatnya begitu selesai dipetik, eh tumbuh lagi. Satu ember bisa untuk 10 piring kangkung. Kalau satu hari seporsi kangkung dan sepiring nasi saja maka rakyat Indonesia nggak akan kelaparan.
Sebulan hanya perlu 3 ember. Belum lagi kalau kita menanam pisang dan melempar biji pepaya saja di halaman. Kakak saya menanam jahe, tomat, cabe, dan daun suji di pot-pot bunga depan jendela kamarnya.
Jadi beliau hari-hari tinggal mengambil kebutuhan hariannya untuk masak tapi memang kebetulan hanya untuk konsumsi 2 orang saja sih.
By the way saya nggak mau bahas dan mengajarkan cara membuat kangkung di ember ya. Di internet sudah banyak juga. Saya malas menulisnya dan malas jawab-jawab.
Waktu itu ada yang agak ngomel sama saya, “Bu, tuliskan dong caranya! Jangan disimpan sendiri saja.”
Yang kayak begini kadang membuat saya malas menulis. Saya mau menulis apa yang dalam pikiran saya. Kalau sedikit-sedikit menulis cara atau resep saya malas. Saya cuma ingin cerita saja.
Intinya, negeri kita ni Allah kasih mudah untuk menanam. Mudah untuk membuat kita, inshaa Allah, tidak kelaparan. Kayaknya, anak-anak harus diajarkan juga seni bertanam di negeri dengan tanah yang sangat subur.
Ciri-ciri tanah subur tuh berwarna coklat kemerahan karena kan di bawah kita tinggal ini ada gunung berapi. Semburan lahar ratusan tahun lalu membuat tanah gembur. Jadi laharnya yang bikin tanah subur.
Tanah kita kan tanah vulkanik, tanah subur dari perut bumi. Tanah kita hitam. Ada yang coklat kemerahan juga. Jadi subur.
Masalahnya bangsa kita nggak dibudayakan untuk menanam. Budaya menanam nggak ada juga di anak-anak yang malahan jadi budaya gadget, budaya sandwich. Huff….
Bulan lalu, anak saya cerita, “Mi, lagi viral ada kakek-kakek miskin banget makan nasi sama micin saja. Coba kalau si kakek kayak kakek-kakek di Korea yang rajin menanam ginseng mungin nggak segitu kelaparannya.”
Maaf ya Kek, saya cuma berandai-andai saja. Kalau saya tahu kakek tinggal dimana, mungkin saya akan ajak kakek makan lele goreng dan pecel kangkung.
Lalu, actually tuh di Puncak bahkan ada perkebunan yang isinya orang Korea semua. Mereka menjual macam-macam tanaman Korea. Sayuran-sayuran untuk dibuat kimchi, ginseng, dan lain-lain yang ditanam di Puncak, arah JIBBS deh.
Mereka juga punya kompleks dengan slogan hidup 100 tahun lagi.
Kapan kapan kita meninjau tempat itu ya. Kita belajar dari kultur orang Korea yang menanam di negeri kita.
Sampai jumpa.
Allah berfirman, ”Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan. Maka, Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak. Dan dari mayang kurma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan (perhatikan pula) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.” (QS Al An’am: 99)
Website:
https://ChanelMuslim.com/jendelahati
https://www.jakartaislamicschool.com/category/principal-talk/
Facebook Fanpage:
https://www.facebook.com/jakartaislamicschoolcom
https://www.facebook.com/Jakarta.Islamic.Boys.Boarding.School
Instagram:
https://www.instagram.com/fifi.jubilea/
Twitter: