KISAH sang Ustazah dengan putrinya. “Mii, kata ibunya Zahra, uminya suruh pagi-pagi bangun dong jangan malas… masak ustazah yang suka ceramah ke mana-mana kayak gitu? Ntar rezekinya dipatuk ayam lho…” – Jlebb!
”Kenapa ibunya ngomong kayak gitu Syif?” tanyaku penasaran.
“Yaa, karena waktu Zahra nginap rumah kita kan ummi seringan di kamar, dikira ummi tidur melulu..”
“Yaa udah deh, kalau gitu lain kali Zahra suruh tidur di kamar ummi biar dia liat ummi di kamar ngapain saja.
Yaa iyalah Syif, Ummi kan harus kerja, di kamar yaa ummi ngapa-ngapain: baca buku, tilawah, sholat, masak umi harus sholat di dapur?
Lagian kan yang penting semua urusan luar beres, udah ada sarapan, makan malam, dan lain-lain.
Kalian juga kalau mau ke sekolah tinggal ketok pintu, ummi udah siap pakai jilbab tinggal anterin kamu, bahkan seringkali umi udah naik di mobil kalian yang belum siap ketinggalanlah ini itu,
Umi juga habis nganterin kamu sekolah, umi langsung ke kampus umi, terus bayar listrik, air, terus langsung isi halaqah, terus jemput kamu, terus masak, terus angkat jemuran, bersihin toilet,
rapat di Konjen, nyuapin si Ben dan kalau udah enggak ada apa-apa lagi ummi di kamar lah, santai-santai baca buku, emang umi musti ceramah terus…? Kan ummi juga harus kerja. ”
Umi di kamar tuh sibuk; meriksa email, wa dan kasih instruksi buat staf ummi. Kalau ummi enggak kerja, enggak mikir, mana ada uang kita… Nyumbang sana sini kan pake uang juga?? Uang kan harus dicari? Emang datang dari langit??
Yaah, mamanya Zahra tahu enggak kalau kemarin acara pengajian keluarga dan ngundang ustaz itu umi yang biayai semuanya? Jlebb -jadi riya deh-,
baca juga: Kisah Seorang Anak yang Selalu Ranking 23 Namun Dikagumi Teman-Teman Sekelasnya
Kisah Sang Ustazah dengan Putrinya
Emang gitu seringkali kita jadi riya karena kita ingin membela diri haha…enggak dapat deh amalan yang satu itu…
Lalu aku teruskan dalam hati, mana mungkin aku enggak mikir, enggak kerja siang malam tapi bisa memberikan gaji bagi 360 orang staf dan guru tepat pada waktunya?
Beras buat banyak orang? Kalau aku cuma leyeh-leyeh nikmati pemandangan di Australia (ini bukan bab Riya’ ini bab klarifikasi agar mencegah orang dari suudzhon.
Membela diri lagi dengan resiko hilang pahala…).
“Atau… teman-teman Syifa yang ibunya ikut pengajian ummi enggak usah datang ke rumah deh,” cuma dalam hati, tapi saya juga lebih senang teman Syifa main ke rumah daripada Syifa yang ke rumah mereka…
“Yaa, siih mii, tapi kan mereka paling senang main ke rumah kita karena ummi enggak rese, ummi juga ustazah jadi ibunya percaya, ummi juga suka bikinin makanan yang enak-enak.
Ummi juga baik suka nganterin mereka pulang kalau ibunya telat jemput, ummi juga suka ngasih hadiah yang lucu-lucu.
Apalagi si Salma, dapat uang jajan dari umi banyak banget katanya ‘Ohh my God, Oh My God are you sure?? Oh My God..’” aku tersenyum kecil membayangkan ekspresi teman-teman Syifa.
Itulah Syifa, orang seringkali hanya berfikir dari apa yang mereka lihat -tidak berfikir dari ‘what is the result’ (apa yang mereka dapat..).
SMS Syifa di malam hari “Mi, emang repot yaa jadi ustazah harus baik terus di mata orang banyak, mereka juga nanyain kenapa Syifa tinggal sendirian dan umminya bolak balik terus, tapi Syifa udah enggak peduli sama apa kata orang, karena keluarga kita emang aneh enggak kaya orang-orang pada umumnya… sabar yaa mi…”
Tiba-tiba aku jadi ingat nasheed zaman dulu…
‘Ghurabaa’, Ghurabaa’ Ghurabaa’ , Ghurabaa’ – li wa laa ghairillaahi nahnil jibaa, Ghurabaa- war haa tadhainaa syi’aaran lil hayaah..
Yaa demikianlah pemirsa, derita sang ustazah dengan putrinya, hidup di negeri orang dan harus bolak-balik Jakarta-Perth untuk dakwah dan membiayai sebuah proses dakwah, yang semuanya penting.
Tak semudah yang dikira orang.
Ibrah;
1) kadang-kadang kita terpaksa harus Riya’ untuk klarifikasi
2) kalau mereka tak paham, mereka anggap kita ini aneh dan memang aneh unusual…
3) kadang-kadang kita harus jaga sikap karena kita dilihat dan dicontoh orang. hmm, yaaaa.. gitu deehh
(Perth hujan, Jemuran basah, lagi mikir-mikir kenapa hidupku kayak gini yaa? Haha… 15 March 2015) Hamazah! ALLAHU AKBAR!!)
By: Fifi P. Jubilea (S.E., S.Pd., M.Sc., Ph.D – Oklahoma, USA).
Owner and Founder of Jakarta Islamic School (Jakarta fullday); Kalimalang, Joglo, Depok.
Owner and Founder of Jakarta Islamic Boys Boarding School – Megamendung
Owner and Founder of Jakarta Islamic Girls Boarding School – Mega cerah
Next;
Owner and Founder of Jubilea Islamic College (2023) – Purwadadi Subang – setara SMP dan SMU. Boys and girls.
Owner and Founder of Jubilea University (2024) – Purwadadi and Malaka
Founder and Owner of Jakarta Islamic School, Jakarta Islamic Boys Boarding School (JIBBS), Jakarta Islamic Girls Boarding School (JIGSc)
Visit: //www.facebook.com/fifi.jubilea
Jakarta Islamic School (JISc/JIBBS/JIGSc): Sekolah sirah, sekolah sunnah, sekolah thinking skills (tafakur), sekolah dzikir dan sekolah Al-Qur’an, School for leaders
For online registration, visit our website:
𝗵𝘁𝘁𝗽𝘀://𝘄𝘄𝘄.𝗷𝗮𝗸𝗮𝗿𝘁𝗮𝗶𝘀𝗹𝗮𝗺𝗶𝗰𝘀𝗰𝗵𝗼𝗼𝗹.𝗰𝗼𝗺/
Further Information:
0811-1277-155 (Ms. Indah; Fullday)
0899-9911-723 (Mr. Mubarok; Boarding)
Website:
https://ChanelMuslim.com/jendelahati
https://www.jakartaislamicschool.com/category/principal-article/
Facebook Fanpage:
https://www.facebook.com/jisc.jibbs.10
https://www.facebook.com/Jakarta.Islamic.Boys.Boarding.School
Instagram:
www.instagram.com/fifi.jubilea
Twitter:
https://twitter.com/JIScnJIBBs
Tiktok:
https://www.tiktok.com/@mamfifi_jisc