KHUSYUK sejenak. Gosip itu berkembang cepat di kalangan para muslimah dalam sebuah komunitas. Muslimah?
Khan orang baik. Yaa tetap saja manusia biasa. Perlu gosip.
Gosip berkembang tentang ketidakadilan. Tentang kinerja yang tidak sepadan. Tentang ambisi pada jabatan.
Dan yang juga marak adalah tentang perselingkuhan.
Semuanya adalah hanya dugaan. Tapi mungkin juga kebenaran yang ingin diungkapkan.
Awalnya, saya dapat pesan singkat yang coba menjelaskan situasi yang ada. Niatnya baik.
Saya kemudian berfikir:
Banyak orang fokus membicarakan masalah orang lain dan menebarkan dugaan antara sesama dan tidak fokus pada amalan diri.
Padahal di akhirat nanti yang ditanya amalan diri bukan amalan orang lain.
Qod aflahal mukminun. Alladzi nahum fii sholatihim khosyiun
Padahal dalam surat Al Mukminun: 1 dan 2
Allah katakan:
“Sungguh beruntung orang-orang mukmin. Yaitu orang yang khusyuk dalam sholatnya.”
Yang jadi main idea di sini adalah “Khusyuk“.
baca juga: Tips Agar Shalat Bisa Khusyuk
Khusyuk Sejenak
Khusyuk (fokus) pada ibadahnya, pada kerjaannya, tujuan hidupnya dan khusyuk pada apa yang sedang dia lakukan.. itulah batas minimal sebuah kekhusyukan.
Yaitu fokus (khusyuk) pada tujuan hidup.
Ujungnya akan ke mana dan fokus pada apa yang jadi amanahnya dan fokus pada apa yang sedang dia kerjakan.
Suatu pagi, saya dzikir dengan dzikir yang banyak.
Subhanallah. Subhanallah. Subhanallah …
Saya mulai meneteskan airmata karena saya ingat bahwa Allah Maha Suci dan saya Maha Hina. Betapa malunya saya pada kondisi ini dan saya merasakan tekanan di dalam dada dan saya menangis lagi.
Semakin saya memahami dan fokus pada apa yang saya ucapkan, maka saya merasakan getaran di dalam dada, ini mungkin yang dinamakan deep learning ya? Deep understanding makes us feel good and being better.
Ketika semakin banyak saya dzikir, saya tenang dan nyaman dan saya jadi melamun dan mikirin ini itu walau akhirnya kembali fokus pada apa yang saya lakukan dan yang saya katakan.
Saya sedih karena saya melamun dan tidak fokus pada apa yang saya kerjakan.
Tidak fokus pada apa yang saya ucapkan. Padahal lagi bicara dengan Allah.
Susah untuk fokus, tapi harus diusahakan.
Dikembalikan pada track-nya.
Umar bin Khattab radhiyallahu anhu, terlihat seperti seonggok kayu ketika sholat di malam hari. Berjam-jam diam dan fokus sampai sahabat yang melihatnya berfikir: “Itu kayu atau apa ya?“
Ternyata yang berdiri tegak itu adalah Umar bin Khattab yang saking khusyuknya, beliau tak bergerak bahkan diam larut dalam apa yang diucapkan dan dirasakan.
Ingin seperti itu. Khusyuk dalam ibadah. Seperti kayu yang tegak tanpa peduli pada angin yang mengguncangkannya.
Kalau kita fokus pada apa yang kita kerjakan, maka kita tidak akan mudah untuk bergossip tentang rekan kerja kita, atasan kita ataupun tentang apapun.
Sekali lagi … Dimulai dari, ketika saya menerima surat kaleng tentang terjadinya ini dan itu dalam sebuah komunitas kita dan itu adalah teguran untuk saya juga.
Betapa kita semua harus fokus pada akhirat kita.
Be focus pada tujuan hidup kita. Agar yang digossipin menjadi insan yang baik.
Yang gossip juga menjadi insan yang ….
A)
B
C )
Pilih sendiri.
Maka, masuklah kita pada al mukminun ayat 3;
Walladzinahum anil laghwi mu’ridhun
Orang yang meninggalkan perbuataan dan perkataan yang sia-sia. Jadi, bicaralah yang penting-penting saja. Kalau hanya dugaan jangan dibicarakan sana sini.
Jauhilah praduga bahwa rekan kerja kita atau atasan kita begini begini karena begitu begitu dan kemudian berkembang menjadi gosip dan mungkin fitnah.
Jangan lengah.
Udkhullu fii silmy kaffah
Masuklah dalam Islam secara keseluruhan
Diimplementasikan dengan cara; buat kembali mutabah’ah harian untuk diri sendiri.
At least, dawamkan;
1) Almatsurat-nya (deep understanding) fahami artinya dan resapi dan bawa ke hati. Nanti akan ada semangat dan cinta yang semoga semakin dalam pada Rabb-nya.
Tilawah at least 10 pages; membersihkan hati – seperti gelas kotor yang dikucuri air keran.
Kalau saya baca tadaburnya satu atau dua ayat agar ada deep understanding. Pemahaman yang mendalam.
Qs. Ar- Ra’d ayat 28-29, menjelaskan keadaan orang-orang yang beriman, ialah orang yang senantiasa hatinya tentram karena ingat akan Allah (dzikrullah), dan memang melalui ingat akan Allah (dzikrullah) hati menjadi tenang, orang yang hatinya tentram akan melakukan perbuatan yang menentramkan dan mendekatkan diri pada Allah dan semoga akan berdampak tidak hanya pada dirinya juga pada orang-orang di sekitarnya.
Mari kita saling pengaruh mempengaruhi dalam kebaikan ..~ secercah cinta dari Mam Fifi.
Perth, 10 Nov 2024.