JUAL rumah untuk amal jariyah. Dijual rumah 3 tingkat. Luas tanah 1000 meter, bangunan 750. Dan semua hasil penjualan untuk umat, di Indonesia dan Palestina.. ~ buat renovasi gedung sekolah, buat bikin lab, untuk sekolah yatim piatu Palestina cerdas di tepian syria. Dan lain lain..~amal jariyah.
Awalnya buat rumah besar karena suamiku berfikir kalau ada acara Halal bihalal semua guru JISc, maka rumah yang lama terlalu kecil (225 meter), untuk menampung 300 orang staf dengan keluarganya. Dulu makan somay sampai keluar-keluar ke tepi jalan.
Lalu ketika ada uang, maka di-pool.
Ke sini, kukira suamiku mau bikin rumah tahfiz karena cat gedung putih-putih dan banyak kamar mandinya, eh enggak tahunya untuk pribadi.
Terlintas repotnya ambil sendok di malam hari, bikin teh panas yang mendingin, dan lain-lain. Nyapu dari ujung ke ujung dan susah kalau mau manggil anak.
Bulan pertama yang menempati rumahku itu akhwat-akhwat yang bikin daurah dan lain-lain, lalu anak-anak sekolahan yang lagi UN di JISc Kodam.
Sementara, ketika itu; aku dan ketiga anakku lagi sekolah di luar negeri.
Aku di Australia, anak pertama di Jordan, anak kedua di Perth, anak ke-3 di Turkye, ke-4 di Perth. Jadi suami yang wara-wiri sana-sini.
Sementara rumah yang besar ini (kayak mansion), dijadikan markas dakwah dan bahkan dulu ikutan jadi markas pemenangan Prabowo – ah masa laluu..
Kemudian satu-satu anakku pulang dari luar negeri dan merasa malu dan kaget sampai sampai si Kakak naruh mobil di depan rumah Pak RT.
“Malu Mii, punya rumah kegedean kayak museum,” katanya.
Aku melotot; Tapi rumah ini usefull banget, bisa untuk taklim 200 orang, sunatan, gathering teachers and family, training guru, mabit, dan lain-lain.
Tiap hari kayak pasar. Lalu lalang orang. Pasar dakwah. Pasar mahabbah. Di mana-mana suara tilawah dan orang meeting.
However, …
Anakku; @ I have no privacy.
Saranku: “Menikahlah, dan bangun privacy sendiri, karena Ummi enggak bisa hidup tanpa dakwah dan orang banyak..“
Lalu, timbul iri, hasad dari macam-macam orang, aku menemukan buhul macam-macam di tempat tidur, suara bayi di pojokan, dan suram kayak kuburan, kadang desis ular dan kakiku mulai sakit terutama di tempat bekas tabrakan dulu.
Suasana rumah memanas dan suami jadi garang tapi aku sabar. Ketika aku ngomel, suamiku diam. Anak anak mulai nakal dan out of controll. Aku jadi pemarah dan panas..
bla bla bla; confirm ada santet. Tingkat tinggi, dari Gunung C, dan pelakunya adalah..
1)
2)
3) Ihhh kayak ujian …,
Satu demi satu orang menawarkan ruqyah. Ada yang bayar ada yang sok enggak mau dibayar, tapi kipas anginku dibawa pergi.
Dan suara angin, lalu ada binatang kayak lion king di atas genteng. Ciri-ciri; Siliwangi.
Tapi aku enggak peduli, aku tetap aja ngaji, dzikir, isi liqo, baca buku, makan mie ayam, dan lain-lain walau ketika malam perutku kembung dan pendarahan.
Ini puncaknya, awalnya cuma enggak bisa tidur dan kakiku kayak uratnya digeser-geser…
Kadang ada bunyi perabot ditarik-tarik dari atas rumah. Lama-lama anak-anak jadi biasa banget lihat sosok hitam nabrak kolam renang.
Kita pingin kasih tahu agar lewat tangga, tapi jinnya kayaknya grogi.
Aku sudah lelah di-ruqyah. Mau model apapun bisa diraih, ada yang murah ada yang mahal, tapi aku tetap jalani kehidupan yang Allah berikan ini dengan pasrah, walau kakiku kayak sisik ular, tetap saja aku berjalan tanpa henti di jalan dakwah..
Ini beneran, tak usah muji nanti aku kena pasal ujub dari Dewan Pakar JISc.
Hal lain. Tadinya rumah ini mau diwakafkan; agar tidak terjadi perebutan harta warisan kelak (Naudzubillah). Tapi nyari panitia wakaf juga susah, pada sibuk.
Ya deh, rumah ini terlalu bagus dan besar kalau untuk pribadi, aku enggak tahu mau jawab apa kalau ditanya di yaumil hisab..
So, rumah ini dijual aja deh. Rp25 Milyar.
Buat aku bikin pesantren dengan ranch kuda dan kolam renang, juga membangun rumah yatim Syria, rumah yatim Tasikmalaya.
Juga mau buat percetakan buku pelajaran gratis, buka pabrik susu dan gandum. Gratis untuk anak-anak Indonesia. Restaurant untuk dhuafa .. bahagianya …
Ahh cita-cita aja dulu.. tapi kalau ada yang tanya: jawab yaa, “Iyaaa mau dijual.. karena terlalu besar sebagai sebuah rumah…”
Tenang ~ Allah Maha Baik.
Dan .. selama belum laku dijual, biar jadi tempat main: ngaji – belajar anak-anak JIBBS dan JIGSc. Aku sih ora opo-opo, karena itu bukan rumahku tapi titipan Allah yang belum jelas sampai kapan.
Mau dilepas saja, agar di yaumil hisab kelak tak jadi beban.
Bantu jual yaa..
Jalan Janur dekat Masjid Baitusalam. Jual dengan beberapa buah kamar.[]
(Catatan Mam Fifi pada 22 Desember 2021)
By: Fifi P. Jubilea, S.E., S.Pd., M.Sc., Ph.D.
(Founder of JISc, JIBBS, JIGSc), mother of 4.
Website:
https://ChanelMuslim.com/jendelahati
https://www.jakartaislamicschool.com/category/principal-article/
Facebook Fanpage:
https://www.facebook.com/jisc.jibbs.10
https://www.facebook.com/Jakarta.Islamic.Boys.Boarding.School
Instagram:
www.instagram.com/fifi.jubilea
Twitter: