JANGAN samakan aku dengan dia. “Kenapa kamu enggak bisa diam sih? Lihat tuh adikmu tekun mengerjakan PR, sekarang sudah jam berapa, belum juga mandi, belum bikin PR, malah ngotori rumah saja…
Lihat adikmu dari pukul 4 sudah mandi, sudah siap mengerjakan PR. Jadi nanti bila selepas magrib ada film kartun yang bagus kamu enggak boleh nonton, jangan marah-marah ke ibu ya?!” Ibu mengomel panjang lebar kepada Azzam yang sampai pukul 5 petang lebih Azzam masih berkeringat dan kakinya kotor sibuk men-dribble bola sepak.
Wajah Azzam terlihat biasa saja, namun sambil mengelap keringatnya dengan kaus putih yang dipakainya, dia memonyongkan mulutnya dan mendelik pada Aisyah adiknya yang manis.
Memang bila melihat perbedaan keduanya, subhanallah memang nampak sekali perbedaannya satu sama lain, seperti halnya bumi dan langit, yang satu bersih dan cantik seperti Cinderela namun yang satu lagi seperti gorila, dengan rambut yang awut-awutan, badan besar dan kulit semakin kelam.
Azzam dengan Aisyah betul-betul mempunyai perbedaan yang sangat mencolok. Di dalam hati Azzam hanya ungkapan kekesalan pada orang tuanya yang menurutnya pilih kasih.
Karena sudah sangat sering dimarahi, Azzam sudah tidak peduli lagi bila sekali lagi atau bahkan beratus-ratus kali dimarahi.
Karena menurutnya, dia buat apa saja pasti dimarahi, jadi sekalian saja dia membuat hal yang buruk.
baca juga: Stop Membandingkan-bandingkan Anak
Jangan Samakan Aku dengan Dia
Berbeda halnya dengan kisah Sarah dan Sakinah, yang keduanya anak kembar.
Sarah, sebagai anak pertama memiliki kemampuan yang sangat banyak, lebih bisa berkomunikasi, lebih mampu menulis dan menggambar, lebih mampu membujuk hati orang, dari yang tadinya berat melakukan sesuatu sampai menjadi seseorang yang mau dan rela melakukan sesuatu.
Beda halnya dengan Sakinah yang pemalu, lebih mampu berbuat sesuatu di belakang bayang-bayang kakaknya, kemampuannya hanya satu yaitu masak sambel dan ikan lele, itu pun mendapat resepnya dari Mbok Asih yang selalu mengerti dirinya.
Sakinah selalu merasa dinomorduakan oleh ayah dan ibunya karena anak yang sering dikenalkan kepada kawan-kawan ayah dan ibunya adalah selalu Sarah.
“Ini anak saya, kenalkan.. dia bisa melukis, dan pandai bernyanyi, kemarin baru menang lomba melukis se-kabupaten dan sebentar lagi galeri lukisannya akan dibuka dan diresmikan oleh walikota yang baru, nama anak saya Sarah.
Nah kalau yang ini adiknya Sarah (sambil menunjuk ke arah Sakinah yang berdiri malu di belakang Sarah), ayo Sarah dan Sakinah sini salaman sama kawan ayah dan ibu.
Ini Pak Joko dan Bu Retno, kawan ayah dulu waktu masih SMU di Jogja, sekarang mereka sudah punya anak 5, yang sulung tinggal di Amerika, siapa tahu berjodoh dengan kamu Sar, sama-sama suka seni.. ha.. ha.. ha…” ayah menyambung terus dengan tawanya yang penuh kharisma.
Tanpa memperhatikan betapa merah wajah Sakinah yang merasa malu karena tidak memiliki prestasi apapun yang dapat dibanggakan, sehingga membuat Sakinah merasa semakin kecil saja, apalagi ketika Bu Retno hanya memandang kagum pada Sarah.
Banyak orang yang bertanya ini dan itu kepada Sarah, sementara Sakinah hanya ditanya sesekali yang sering kali membuat Sakinah untuk lebih memilih diam saja karena tidak tahu juga mau bicara apa.
Membandingkan satu dengan yang lain sering dan kerap dilakukan oleh siapa saja, seorang suami yang membandingkan istrinya dengan istri kawannya, istrinya dengan ibunya.
Atau seorang istri yang membanding-bandingkan suaminya dengan manajernya, atau seorang anak yang membandingkan orang tuanya dengan orang tua kawannya.
Maka seringkali dikenal istilah “rumput tetangga lebih baik dari rumput di rumah sendiri.”
Namun perlu diketahui, sikap orang tua yang kerap membanding-bandingkan anak akan berdampak anak menjadi tidak confidence dan selalu merasa kalah.
Selain itu, membanding-bandingkan dapat membuat anak bersikap apatis, tidak memiliki jiwa kompetitif dan mengalah sebelum berjuang, dan yang lebih berbahaya lagi adalah akan timbul kebencian di hati anak kepada orang yang dibandingkan dengan dirinya, misalnya kakaknya yang selalu menjadi pembanding, maka dia akan membenci sang kakak yang selama ini sebetulnya baik-baik saja.
Jadi, janganlah menanamkan kebencian di antara hubungan sesama dengan cara membandingkan-bandingkan, karena setiap manusia sudah Allah ciptakan memiliki kebaikan dan kelebihan masing-masing.
Bisa jadi dia tidak punya kelebihan memasak, tapi memiliki kelebihan dalam bertutur sapa, dan setiap orang memiliki kelebihan dan kebaikan masing masing.
Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. (QS: At Tin: 4)
Katakanlah: “Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS: Ali Imron: 26)
(3 Agustus 2015)
By: Fifi P. Jubilea (S.E., S.Pd., M.Sc., Ph.D – Oklahoma, USA).
Owner and Founder of Jakarta Islamic School (Jakarta fullday); Kalimalang, Joglo, Depok.
Owner and Founder of Jakarta Islamic Boys Boarding School – Megamendung
Owner and Founder of Jakarta Islamic Girls Boarding School – Mega cerah
Next;
Owner and Founder of Jubilea Islamic College (2023) – Purwadadi Subang – setara SMP dan SMU. Boys and girls.
Owner and Founder of Jubilea University (2024) – Purwadadi and Malaka
Founder and Owner of Jakarta Islamic School, Jakarta Islamic Boys Boarding School (JIBBS), Jakarta Islamic Girls Boarding School (JIGSc)
Visit: //www.facebook.com/fifi.jubilea
Jakarta Islamic School (JISc/JIBBS/JIGSc): Sekolah sirah, sekolah sunnah, sekolah thinking skills (tafakur), sekolah dzikir dan sekolah Al-Qur’an, School for leaders
For online registration, visit our website:
𝗵𝘁𝘁𝗽𝘀://𝘄𝘄𝘄.𝗷𝗮𝗸𝗮𝗿𝘁𝗮𝗶𝘀𝗹𝗮𝗺𝗶𝗰𝘀𝗰𝗵𝗼𝗼𝗹.𝗰𝗼𝗺/
Further Information:
0811-1277-155 (Ms. Indah; Fullday)
0899-9911-723 (Mr. Mubarok; Boarding)
Website:
https://ChanelMuslim.com/jendelahati
https://www.jakartaislamicschool.com/category/principal-article/
Facebook Fanpage:
https://www.facebook.com/jisc.jibbs.10
https://www.facebook.com/Jakarta.Islamic.Boys.Boarding.School
Instagram:
www.instagram.com/fifi.jubilea
Twitter:
https://twitter.com/JIScnJIBBs
Tiktok:
https://www.tiktok.com/@mamfifi_jisc