ChanelMuslim.com – Orang tak tahu seberapa besar penderitaannya pada anak sulungnya yang diketahui mental illness setelah usia dewasa. Yang orang tahu adalah dia bahagia,kecukupan, selalu gembira dan punya segalanya. Sehingga ketika kemudian ditakdirkan lagi sebuah kebaikan, orangpun iri padanya. Seakan hidupnya sempurna dan menyenangkan tapi orang tak tahu berapa malam yang dia harus lalui dan sakit-sakitan menunggu dengan hati cemas salah satu anaknya jadi korban bullying dan tidak pulang-pulang. Dia bukan tidak ada masalah. Dia hanya pandai menutupi dengan tawa.
Orang tak tahu betapa berat rasa sedih yang mendera bapak pejabat yang tidak korupsi itu. Setiap hari menghidupi anak 5, mencari pinjaman sana-sini, menutup rasa malu, rumah banjir tanpa ada solusi, beras habis entah sampai kapan akan terisi lagi. Yang diketahui orang hanyalah anak-anaknya sukses, sekolahnya pintar-pintar dan gembira selalu. Semua anak ceria dan tidak pernah ada yang sakit, tidak pernah pula kena musibah apapun.
Orang hanya tahunya, “Enak ya, anaknya hebat-hebat mudah diatur. Juara kelas semua.”
Dan ketika Allah berikan sedikit lagi kebaikan, dengan kedua anaknya mendapat beasiswa ke Jepang, orangpun bergumam iri. Orang hanya lihat enaknya saja tak tahu derita di baliknya.
Yang dilihat hanya enaknya sehingga menerbitkan rasa iri. Seakan enak banget hidupnya hanya yang bagus-bagus yang didapat. Haruskah kita menceritakan semua penderitaan kita dan menutupi semua karunia yang Allah berikan agar peluang iri tidak ada pada saudara kita? Haruskah kita menceritakan semua masalah hidup kita dan mengeluh setiap hari agar terlihat hidup kitapun menderita agar meredam rasa iri saudara kita pada sedikit karunia yang Allah berikan?
Tidaklah musibah itu tidak mampir pada manusia. Tidaklah lara itu tidak hadir pada seorang manusia. Semua orang pasti mendapat kesusahan dalam hidupnya. Ada derita juga, bukan hanya yang senang saja tapi semua derita tak tampak. Mungkin karena dia termasuk yang pandai menyimpan derita.
Allah Maha Adil. Karunia yang diberikanpun setimpal dengan pengorbanan manusia pada apa yang Allah suka. Dan sudah hak istimewa Allah untuk memberikan apa yang dikehendaki pada seseorang dan membatasi pada yang lain.
Dan semua itu tidak usah membuat kita membakar diri dengan rasa iri pada saudara kita atas karunia yang Allah berikan kepadanya. Padamkanlah rasa itu begitu ada hati yang perih karena iri yang membakar. Bila kita menginginkan karunia yang dimiliki saudara kita mohonlah pada Allah atas karunia itu tapi jangan pernah memohon agar karunia itu hilang dari saudara kita.
Allah Maha Adil. Tak perlu digugat keadaannya dengan kita iri padanya. Maka kita tak ridha dengan ketetapan Allah.
Allah berfirman, “Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS Annisa: 32)
Website:
https://ChanelMuslim.com/jendelahati
https://www.jakartaislamicschool.com/category/principal-article/
Facebook Fanpage:
https://www.facebook.com/jisc.jibbs.10
https://www.facebook.com/Jakarta.Islamic.Boys.Boarding.School
Instagram:
www.instagram.com/fifi.jubilea
Twitter: