Lalu tempat training. Lalu jadi cikal bakal pesantren girls. Lagi-lagi aku bisa masuk tapi semua keluargaku terutama yang lelaki nggak bisa masuk karena perempuan semua.
Lalu akan jadi perpustakaan dan lounge untuk umum. Lalu akan jadi ruang tamu yang dikunjungi banyak orang dalam dan luar negeri.
Baca juga: Covidku Hilang dengan Bantuan Dzikirullah (Bag. 4)
Ahh, milikku nggak ada yang pure jadi milikku. Selalu harus berbagi dengan orang banyak. Juga anak-anakku, sampai mereka bertanya, “Ini mainan kita atau punya siapa? Ini ayunan punya siapa? Mau dibawa juga?”
Satu malam menjelang tidur dan udara Jakarta sedang panas, anakku bertanya lagi, “Ini AC akan diambilkah untuk orang-orang?”
Aku tesenyum. Bahkan mobil Alphardku pagi ini untuk antar balik spaghetty dan Fetucinni 1500 anak. Karena mobil lain semua sibuk dengan tugasnya masing-masing.
Hff… Villa Sakinah, rumah pertamaku. Aku beli 15 dari penduduk kampung di tepi jurang. Sekarang harganya naik menjadi 12 kali lipat, tapi takkan kujual. Walau maut memisahkan kita. Waqaf milik umat.
Hmm… dia menjadi motor tempat perjuangan sana sini. Bermulanya ini dan itu.
Rumah surgaku. Kau milikku, tapi tidak tercipta untukku. Aku melihatmu tanpa mampu menggengammu.
Villa Sakinah (cikal bakal JIBBS, JIGSc dan JISc)
It‘s yours! Not mine.
Rasulullah bersabda, “Apabila manusia itu meninggal dunia maka terputus lah segala amalnya kecuali tiga: yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan doa anak sholeh yang berdoa baginya.” (HR. Muslim)
Website:
https://ChanelMuslim.com/jendelahati
https://www.jakartaislamicschool.com/category/principal-article/
Facebook Fanpage:
https://www.facebook.com/jisc.jibbs.10
https://www.facebook.com/Jakarta.Islamic.Boys.Boarding.School
Instagram:
www.instagram.com/fifi.jubilea
Twitter: