SALAH enggak, kalau aku mulai berteman dengan sepi? “Fi, kapan enggak sibuk? Ketemuan Yuk.
Aku; “diam saja“.
Enggak mau janji apa-apa pada siapapun. Enggak mau ada beban.
Di usia menjelang 55 tahun ini, aku nyaris tidak bergaul dengan socialita manapun, grup manapun. Kalangan manapun.
Aku agak sibuk malahan dengan mencari kebahagiaan hatiku sendiri, tidur di tempat yang dingin, berenang di kolam air hangat, baca buku, lihat pemandangan, masak kue bolu jadul dan minum teh strawberry.
Kegiatanku main sama anak dan cucu dan mengalah dengan orang yang aku cintai yang menurutku jauh lebih mudah.
Jadi anakku ngomong apa saja dan minta apa saja aku iyain. Yang diminta juga ecek-ecek, misal masak jangan pakai santan, tolong doakan mau ini dan itu, temenin di kamar, tolong angkat telpon segera. Tak ada minta materi berlebihan, baik yang sulung 28 tahun sampai yang bungsu 12 tahun.
Baca juga: 24 Kutipan Inspiratif dari Pendiri JISc Mam Fifi Jubilea
Berteman dengan Sepi
Pertemanan dengan orang dewasa di saat sekarang ini lebih kepada “pinjam uang, boleh enggak pinjam dulu, bisa gak Fi, dan itu diungkapkan berkali kali dan tiba-tiba“.
Aku kurang nyaman sebab yang minta banyak. Kadang aku kasih atau aku lupakan, kadang tidak.
Juga ajakan reuni tapi tempatnya di mana, diam saja. Akhirnya aku yang effort dan udahannya aku juga yang bayarin.
Juga ngobrol, yang diobrolin kerjaannya tapi malah bikin toxid karena mendengarkan kisah perselingkuhan pasiennya yang aku enggak kenal.
Ada lagi yang bercerita dengan heboh tapi suaranya kencang bener dan dominan yang diceritakannya suami orang yang begini begitu dan semua sikap dia kepada suami orang itu yang aku juga enggak kenal.
Salah enggak kalau aku mulai berteman dengan sepi .. buat yang menurutku manfaat. Misal nulis buku, bikin modul pembelajaran, baca buku dan minum teh. Main sama anak dan cucu saja.
Menghindari pertemuan kecuali kajian pekanan. Membatasi mendengar keluhan orang dan membatasi juga mengeluh pada orang. Habiskan waktu dengan berdzikir dan tilawah serta seakan bercakap-cakap dengan Tuhan.
Mungkin sudah usia .. sudah waktunya menyendiri. Juga mengurangi beban sakit hati atau menyakiti.
Mulutku ni pedas dan aku perfectionist.
Di mataku orang banyak saja salahnya.
Salah ngomong, salah mikir, enggak nyambung.
Jadi aku dalam hati suka agak menghina, otomatis itu hasilkan dosa. Jadi lebih baik aku kurangi pertemuan dengan orang dewasa.
Aku juga jarang buka sms. Aku enggak kenal kongkow-kongkow .. uang ku tak habis untuk makan-makan bersama teman teman, tapi aku habiskan untuk masak untuk murid-murid dan guru-guru dan keluarga.
Jadi yang dibutuhkan bukan teman yaa, tapi kegiatan atau amalan yang akan menjadi teman di alam kubur.
# mikir iseng di pagi hari
# Otw pulang dari mesjid
Di mesjid juga ada ibu-ibu Mesir rajin juga sholat subuh dengan keluarganya. Tapi aku enggak ngobrol dan enggak tanya namanya. Diam saja. Dan hanya senyum salaman dari jauh dan saling mendoakan dan matikan lampu.
# Jadi minta maaf buat teman-teman yang ngajak ketemuan. Aku agak malas bicara sekarang. Paling bicara sama anak, mantu, besan dan staf atau guru-guru JISc. Sisanya, pikiranku, ideku aku tuangkan dalam bentuk tulisan.
Enaknya kalau menulis bebas ngomong terus tanpa ada yang motong juga awalan dan akhirannya mau kayak gimana, terserah aku.
Terima kasih suka me-likes and comment postinganku.
Aku jarang re-comment, seringkali enggak sempat.
Jangan marah ya. Jangan tersinggung tak penting.
Marahlah untuk yang penting-penting saja.