ChanelMuslim.com – Setelah mengurus anak didik yang alhamdulillah mereka semua dari Madinah sampai dengan selamat pada pelukan orangtuanya masing-masing. Maka aku fokus kembali pada anak sendiri yang ternyata membawa teman segambreng. Mereka mau bertanding basket. Katanya, mau melawan anak kampus ini dan itu yang ada di Turky.
Panitianya saja ada 26 orang. Anakku menjadi pemain sekaligus panitia. Tapi yang menjadi juri kakak seniornya yang ahli agama. Jadi nggak ada istilah dimenangkan karena sesama panitia. Niatnya membuat pertandingan agar anak-anak remaja mempunyai kegiatan yang manfaat dan mampu berlatih organisasi. Mulai sejak membuat proposal, rapat, mencari dana, hingga menggerakkan pemuda Indonesia lain yang studi di Turky.
Semua adalah bagian dari pembelajaran, termasuk rapat-rapat di kala sibuk ujian. Apalagi anakku tuh kan tinggal di boarding jadi cari waktu dan alasan agar bisa keluar setiap weekend untuk rapat, persiapan turnamen, dan mencari dana.
Rayunya, “Aku kalau kangen Umi, buka FB dan jadi tahu Umi lagi ngapain saja dan ada di mana.”
Kasihan, lama nggak ketemu emaknya. Alhamdulilah aku sering menulis status. Anak-anakku di rantau bisa melepas rindu dengan membaca status emaknya yang semuanya cerita dan ada fotonya.
Lalu aku, “Mau dimasakin apa?”
Jawabnya, “Buat teman-teman boleh? Ada 26 orang.”
Aku menjawab, “Iya. Okelah.”
Mengingat aku juga biasa masak di JISc untuk ribuan anak.
Maka jadilah orderan khusus sarapan pagi bubur ayam umi. Kebetulan yang jadi panitia ada anak-anak JIBBS yang kuliah di sini.
Mereka pasti kangen masakan Umi. Anak-anak suka membahas bubur ayam Mam Fifi enak banget. Apalagi Aldo dan Eggy (alumni JIBBS yang sekarang menjadi wakil ketua PPI di Kayseri. Aduh, lupa memberi kabar anak-anak alumni JIBBS yang ada di Kayseri (kota lain) untuk datang ke Istanbul.
Kebetulan aku membawa saus tiram. Bubur ayamku kadang memakai saus tiram. Kadang juga memakai kecap ikan, dan saus teriyaki. Yang jelas, buburnya harus memakai kaldu ayam.
Jangan tanya resep ya, aku paling malas menulis resep. Lagi pula aku bukan perempuan telaten yang masak memakai takaran. Aku biasanya masak tergantung bahan di depan mata. Adanya apa itulah yang aku sulap menjadi bubur. Karena bubur sebetulnya adalah nasi gagal atau nasi yang kebanyakan air.
Dahulu aku menyebutnya bubur ayam Singapore, tapi anak-anak JIBBS dan JISc bilangnya Bubur Ayam Mam Fifi.
Harganya? Nggak seberapa, makanya nggak pernah aku jual. Inj for free saja untuk anak-anak.
Harganya nggak seberapa tapi kenangannya sampai jadi alumni pun tetap dibahas. Itu yang membuat aku terharu.
Anakku, “Boleh tambah, Mi? Sekalian makan siangnya. Jadi agak mengurangi beban dana panitia.”
Aku, “Okelah.”
Yang penting anak-anak berkegiatan yang manfaat, biar kita emak-emak menyokong dari dapur.
Jadilah hari itu berkutat di dapur menyiapkan Bubur Ayam Mam Fifi dan Nasi Rames ala kadarnya untuk makan siang.
Alhamdulillah menang. JISc juara 1 basket di Liga Pelajar Istanbul. Anak-anak JISc yang lagi immersion ikutan menjadi pemain bersama alumni yang studi di Turky.
Ini kisah judulnya Bagai Ibu dengan Anaknya di Negeri Orang.
Pesan moral; anak melakukan kegiatan yang positif, ibu menyokong dari belakang. Contoh literasi hari ini.
Allah berfirman, “Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, maka Tuhan mereka memasukkan mereka ke dalam rahmat-Nya. Itulah kemenangan yang nyata.” (QS. Al-Jatsiah: 30)
Website:
https://ChanelMuslim.com/jendelahati
https://www.jakartaislamicschool.com/category/principal-talk/
Facebook Fanpage:
https://www.facebook.com/jakartaislamicschoolcom
https://www.facebook.com/Jakarta.Islamic.Boys.Boarding.School
Instagram:
https://www.instagram.com/fifi.jubilea/
Twitter: