MEMASUKI hari kedua gelaran Muslim Life Fair (Mufair) di Jogja Expo Centre, zona kuliner Halal Aman Sehat menjadi salah satu tempat favorit pengunjung. Pada gelaran kali ini memang kuliner mendominasi area pameran seluas 5700 m2.
Tak kurang dari 45 booth kuliner dari berbagai daerah hadir dengan beragam menu. Tidak hanya lokal dan nusantara, sekaligus juga manca negara.
Ini tentu saja semakin menguatkan citra Jogjakarta sebagai kota wisata kuliner yang terkenal dengan rasa dan harganya yang ekonomis.
Baca Juga: Muslim Life Fair Jogja Dukung Percepatan Sertifikasi Halal UMKM
Tingkatkan Eskalasi Bisnis Kuliner Halal, Muslim Life Fair Jogja Suguhkan Produk Lokal Kompetitif
Mufair Jogja yang diinsiasikan oleh Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia (KPMI) bersama dengan Lima Events memberikan peluang bagi pelaku UMKM kuliner khususnya di Jogja untuk tidak hanya eksis, tetapi juga semakin termasyur dengan kehalalannya, kuliner enak, aman, halal dan menyehatkan (thoyib).
Uki Kautsar (Ex Noah) dan Reda Samudra yang mengelola/meng-handle acara yang ada di area kuliner, “serlok stage” di Mufair ini mengapresiasi semangat pelaku usaha kuliner yang antusias menyuguhkan menu terbaiknya dengan harga yang sangat terjangkau.
Mulai dari Rp 5.000 hingga Rp 35 ribu. Diharapkan pengunjung bisa menikmati hidangan sambil menyaksikan bincang santai tentang bisnis kuliner yang prospektif dari para praktisi bisnis, plus tuntunan syariahnya.
Salah satunya, topik yang bisa diikuti yaitu bedah akad franchise sesuai hukum Islam dan aturan yang berlaku.
Uki Kautsar (Brand Ambassador) Dkriuk, melihat Mufair merupakan ajang yang tepat untuk mempromosikan dagangannya.
Selama pameran berlangsung, ia meluncurkan paket kemitraan harga ekonomis, sebesar Rp 10 juta dari harga normal Rp 15 juta, pelaku usaha sudah bisa mendapatkan gerobak Dkriuk plus free survei, mendapatkan free training dan free ongkir.
Rencananya promo gerobak Dkriuk ini juga akan diberlakukan di seluruh area Jogja.
Senada dengan Uki, Tri Prasetyo, tim marketing Waroeng Steak & Shake – produk lokal Jogja yang sudah dua kali hadir di Mufair Jogja ini merasakan manfaat besar menjadi peserta pameran. Terutama dari segi promosi dan brand awareness.
“Pameran ini kan tidak hanya dikunjungi warga Jogja, saya melihat banyak di luar Jogja yang juga hadir. Ini sasaran kami untuk memperkenalkan produk olahan steak lokal ke mereka.
Ini mempermudah kami melakukan ekspansi usaha ke luar Jogja,” ungkap Tri Prasetyo. Saat ini pioner suguhan steak dan nasi ini telah memiliki ratusan cabang di Jawa, Sumatera, Balikpapan dan Sulawesi Selatan.
Bagi pengunjung yang ingin menikmati sajian Waroeng Steak & Shake, bisa memilih Paket Super Box hanya dengan harga Rp 105.000, dari harga normal sebesar Rp 136.364,-
Salah satu peserta yang cukup menarik dan banyak mencuri fokus tentu saja stan Masjid Jogokaryan yang menghadirkan kuliner khas Jogja, mulai dari ayam bakar, gudeg, nasi kuning, dengan harga mulai dari Rp 15 ribuan.
Tak hanya kuliner, Masjid Jogokaryan juga memperkenalkan aneka produk fashion dan aksessoris yang sudah tembus pasar manca negara.
Pengunjung yang sedang mencari aneka produk kuliner lainnya, bisa langsung berburu diskondari sejumlah tenant, sebut saja Delta Food & Etira menawarkan kemasan ikan tongkol 250 gram dari harga normal Rp 25.000,- menjadi Rp 20.000,-.
Ada juga Kebab Riyadh yang menawarkan sosis bakar jumbo diangka Rp 20.000,- saja. Selain itu masih banyak promo dan potongan harga menarik lainnya.
Jumeri Mangun Wikarto STP.,M.Si., Ph.D selaku Manager Kerjasama dan Pengembangan LPPOM MUI DIY dalam sambutannya mengatakan Muslim Life Fair merupakan wahana yang efektif menyosialisasikan pentingnya sertifikasi halal khususnya untuk produk kuliner dan olahannya.
Sertifikasi halal merupakan syarat mutlak yang harus diperhatikan pelaku usaha. Karena urgensi dari sertifikasi halal menurutnya, ini memiliki manfaat yang besar, bukan hanya bagi pelaku usaha tetapi juga perlindungan bagi konsumen.
“Halal tidak cukup sebatas memenuhi kewajiban regulasi dari pemerintah semata. Lebih dari itu harus menjadi kebutuhan dan gaya hidup. Berkaca dari ajaran Al Quran dan hadis, umat muslim hendaknya hanya mengonsumsi makanan yang halal dan baik saja,” pungkasnya.
Diakui Jumeri, masih sedikit pelaku usaha kuliner khususnya yang memahami pentingnya sertifikasi halal. Ia menyebut baru 10 persen.
Melalui event Mufair, Jumeri berharap persentase tersebut semakin meningkat dipahami masyarakat. Dalam kesempatan yang sama Kepala Dinas Koperasi dan UKM Prov DIY Ir. Srie Nurkyatsiwi, MMA mengatakan bahwa pemerintah pusat menargetkan 1 juta sertifikasi halal hingga 17 Oktober 2024.
Berbagai kemudahan dan dukungan telah dilakukan pemerintah dan diharapkan mendapat sambutan baik dari masyarakat terutama para pelaku usaha.
Sri Nurkyatsiwi merasa optimistis bila target tersebut akan tercapai selama ekosistem terbentuk dengan baik.
Adanya sinergi pemerintah dan pelaku usaha dengan dukungan BPJH dalam hal ini para pendamping produk halal.
Tak kalah penting tentu dukungan semua pihak akan pentingnya sertifikasi halal. Berbagai kemudahan telah diberikan pemerintah dan saatnya pelaku usaha menyambut dengan antusiasme. Salah satu dengan kecepatan dalam menyiapkan dokumen untuk kebutuhan sertifikasi halal. [Ln]