MERAWAT mimpi hingga menjadi kenyataan bukanlah hal yang mudah. Setiap orang harus berjuang untuk mewujudkan cita-citanya, dan perjalanan ini tidak jarang menyisakan jejak perjuangan yang luar biasa.
Dengan kerja keras dan doa yang tekun, hal-hal yang pada awalnya tampak tidak mungkin dapat menjadi nyata pada akhirnya.
Kisah inspiratif Ari Akbari (31) menjadi direktur salah satu stasiun televisi satelit adalah contoh nyata dari perjuangan ini.
Kesuksesan yang diraihnya tampak begitu jauh dari latar belakangnya sebagai kuli bangunan selama lebih dari tiga tahun. Selain itu, Ari juga berpengalaman sebagai badut di Ancol, pegawai restoran, serta admin di diskotik.
Terlahir dari keluarga sederhana, Ari memiliki tekad yang kuat untuk memberikan kehidupan yang lebih baik bagi keluarganya. Perjalanan menuju kesuksesan ini merupakan hasil dari kerja keras Ari untuk selalu belajar dan mengembangkan diri.
Menemukan Skill Baru di Rumah Gemilang Indonesia
Rumah Gemilang Indonesia (RGI) menjadi salah satu jembatan yang telah membantu Ari hingga saat ini. Tergerak untuk memanfaatkan kesempatan belajar di RGI, meskipun hanya lulusan sekolah dasar (SD), Ari menunjukkan minat dan tekad yang luar biasa.
Pada tahun 2013, Ari bergabung sebagai santri RGI di jurusan Desain Grafis angkatan ke-9.
“Masuk ke RGI itu awalnya saya berpikir kalau kerjaan saya masih itu-itu aja, terus kayaknya perlu tambahan skill buat mengembangkan diri. Dulu itu, saya niatnya mau memilih jurusan TKJ (Teknik Komputer dan Jaringan) tapi dilihat banyak juga yang minat di TKJ nih, akhirnya setelah berkonsultasi ke admin RGI direkomendasikanlah jurusan Desain Grafis. Harapan saya waktu itu biar langsung cepat kerja,” ujarnya.
Menurut Ari banyak pengalaman menarik yang ia peroleh selama enam bulan menjadi santri RGI. Motivasi terbesarnya untuk bergabung di RGI, yakni ingin mengubah nasib menjadi lebih baik dan mandiri.
“Selain menambah skill, saya juga punya keinginan untuk bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik agar bisa membahagiakan orang tua,” katanya.
Menurut Ari ada dua tipe orang di kelas Desain Grafis, pertama orang yang berbakat dan yang kedua adalah orang yang tidak berbakat.
Orang yang tidak berbakat akan memiliki skill yang sama dengan orang yang berbakat jika dia terus berusaha dan belajar.
Begitu sebaliknya jika ada orang yang berbakat tapi dia tidak memaksimalkan kemampuannya akan tersaingi oleh orang tidak berbakat. Hal inilah yang selalu Ari tanamkan dalam dirinya.
Mantan Kuli Bangunan Kini Jadi Direktur Stasiun Televisi
Baca juga: Gelar Wisuda RGI, LAZ Al Azhar Lepas 397 Pemuda Produktif Siap Kerja
Berhasil Ciptakan Lapangan Pekerjaan
Awal karir Ari dimulai setelah mengikuti program pemberdayaan pemuda produktif dari LAZ Al Azhar. Setelah mengikuti kegiatan wisuda santri RGI, keesokan harinya Ari menerima panggilan kerja di sebuah perusahaan percetakan ternama di Jakarta dan langsung bekerja.
Seiring berjalannya waktu, Ari mulai beralih profesi untuk mengembangkan channel televisi berbasis satelit. Pengalamannya bekerja di Wesal TV di bagian periklanan membuat Ari mulai mengenal berbagai proses produksi di dunia televisi.
Pertemuannya dengan Ustad Yudha Setiawan, salah satu klien Ari yang mengisi kajian kesehatan saat itu menjadi awal mula terbentuknya gagasan untuk membuat channel program di kanal Youtube dengan nama MHO TV.
MHO TV (Materi Herbalis Online) sendiri berdiri sejak tahun 2019, dengan segmentasi konten tentang kesehatan. Berkat kerja kerasnya bersama tim akhirnya program tersebut dapat ditayangkan menjadi stasiun televisi sendiri dengan satelit.
“Program MHO TV berbeda dengan program yang ada di channel lainnya, kami mengambil segmentasi kesehatan. Hampir 70 % konten kami mengulas tentang dunia kesehatan yang kami kemas dalam acara mitos fakta, tips kesehatan, tips terapi, dengan program unggulan Sehat Bersama At Taubah,” jelasnya.
Jatuh bangun dalam mengembangkan channel MHO TV terdapat pada pembuatan konten. Salah satunya ada konten terberat yakni berburu madu. Konten tersebut mengharuskan tim untuk terjun langsung mencari madu ke hutan-hutan.
“Kami juga membuka konsultasi langsung mengenai berbagai macam penyakit on the spot ke lokasi kami. Setiap bulannya kami melayani konsultasi ini lebih dari 1500 pasien,” tambahnya.
Semua kesuksesan yang diraih oleh MHO TV tak terlepas dari kerjasama tim yang solid. Ari sangat menghargai kemampuan para alumni santri RGI dan memberi mereka kesempatan untuk menyalurkan potensinya di MHO TV.
Menariknya, saat ini hampir 80% karyawan MHO TV berasal dari para alumni santri RGI. Tim yang berjumlah 10 orang ini berasal dari berbagai daerah, termasuk Banten, Depok, Yogyakarta, Jakarta, dan Bogor.
“Saya merasa berhutang budi kepada RGI, jadi saya ajak adik-adik kelas di RGI untuk ikut bekerja di MHO TV ini,” jelasnya.
Menurut Ari, sejauh ini untuk perilaku santri RGI baik dan kemampuan yang dimiliki cukup untuk bisa bersaing di dunia kerja.
“Alhamdulillah, untuk attitude anak-anak alumni RGI yang selama ini magang dan bekerja di MHO TV sangat baik. Begitu pun untuk kemampuan yang dimiliki mereka yang tentunya bisa bersaing secara profesional,” ujarnya.
Ari berpesan untuk santri RGI yang sedang mengikuti masa diklat untuk tetap menjaga amanah dan menjadi seorang pekerja keras. Maka, segala yang dicita-citakan yakin akan tercapai.