ChanelMuslim.com- Saat ini banyak kemasan yang digunakan oleh penyedia makanan. Akan tetapi sebagian kemasan tersebut tidak baik untuk kesehatan kita. Oleh karena itu kemasan yang ramah lingkungan sangatkah penting.
Kabar baiknya, alternatif kemasan ramah lingkungan kini dapat dengan mudah ditemukan. Wadah makanan ramah lingkungan ini sering menggunakan bioplastik berkelanjutan dan ekstrak nabati, seperti gandum, kayu, dan bambu, yang dapat terurai secara hayati, dapat digunakan kembali, dan bebas dari bahan kimia berbahaya.
Baca Juga : Mengatur Strategi Pengembangan UMKM di Masa Pandemi
Berikut ini adalah lima pilihan wadah makanan ramah lingkungan yang tak hanya baik untuk bumi tapi juga kesehatan, mengutip dari Antara, Rabu (25/08/2021).
5 Jenis Wadah yang Menjadi Daya Tarik Kemasan Makanan Berkelanjutan
Wadah kaca
Kaca memiliki banyak sekali kegunaan dan manfaat untuk kehidupan sehari-hari. Ini adalah bahan yang dapat digunakan kembali, dapat didaur ulang, dan tahan lama.
Bahan kaca juga mudah dibersihkan dan digunakan sebagai kemasan makanan yang dapat dibawa. Wadah makanan dan minuman kaca di antaranya botol air dan kotak bento.
Namun, tutup kaca tidaklah bebas bocor sehingga membuatnya kurang ideal untuk wadah portabel yang bisa dibawa ke kantor, sekolah atau jalan-jalan.
Oleh karena itu, sebagian besar wadah makanan kaca menggunakan tutup plastik snap-locking dengan segel silikon atau tutup bambu yang berfungsi ganda sebagai talenan portabel.
Pastikan untuk memilih tutup wadah yang bebas dari bisphenol-A (BPA), pengganggu endokrin yang diketahui berperan dalam infertilitas pria dan wanita dan pertumbuhan tumor.
Wadah berbahan kaca memiliki masa pakai 3,5 kali lipat lebih lama dari plastik dan dapat didaur ulang saat dibuang sehingga mengurangi dampak negatif lingkungan.
Stainless steel
Wadah stainless steel tahan lama, bebas karat dan tahan panas sehingga menjadikannya pilihan yang aman untuk penyimpanan makanan. Bahan ini juga dapat digunakan kembali dan didaur ulang.
Kotak makan siang bento stainless steel bisa didapatkan dengan mudah tetapi sebagian besar produk menggunakan silikon sebagai tutupnya untuk membuatnya bebas bocor, baik sebagai segel silikon dengan klip baja yang dapat dikunci atau tutup silikon berwarna-warni, bebas BPA, dan aman untuk makanan.
Stoples kaca dengan stainless steel, bertutup kedap udara untuk menyimpan makanan seperti tepung, biji-bijian, dan rempah-rempah adalah pilihan terbaik kedua di dunia sebagai tempat penyimpanan.
Bambu
Bambu dapat terurai secara hayati dan memiliki banyak sifat yang diinginkan untuk kemasan makanan, karena tahan lama dan tahan panas.
Kemasan makanan yang mengandung bambu termasuk toples kaca dengan tutup bambu, kotak makan siang portabel bebas plastik dengan tutup bambu, kotak roti bambu, dan mangkuk saji bambu.
Perlu diingat bahwa wadah makanan yang terbuat dari bambu atau serat tumbuhan lainnya kurang tahan lama dibandingkan kaca atau stainless steel dan lebih mudah aus.
Baca Juga : Strategi Pemasaran Bisnis Kuliner di Masa Pandemi
Sekam padi
Sekam padi merupakan produk sampingan dari pertanian padi yang berbiaya rendah, terbarukan, dan biodegradable.
Dalam sebuah penelitian, sekam padi terbukti memiliki sifat bio-adsorben, yang berarti dapat menyerap polutan dari lingkungan sekitarnya. Produk yang dibuat dari senyawa ini termasuk kotak makan siang yang dapat ditutup rapat dan mangkuk saji anti pecah.
Film gelatin
Film gelatin menjadi lebih populer untuk kemasan makanan karena sifatnya yang tidak beracun, murah, dan kapasitas pembentukan film yang andal.
Menurut Food and Drug Administration (FDA), gelatin umumnya diakui sebagai bahan yang aman (GRAS) untuk makanan. Film gelatin diisi dengan selulosa antimikroba, yang menghambat pertumbuhan patogen umum yang menyebabkan penyakit bawaan makanan, termasuk Staphylococcus aureus dan E. coli.
Pengisi aktif ini membuat film gelatin menjadi alternatif yang lebih aman daripada plastik konvensional. Selulosa mikrokristalin (MCC) dan nanokristal selulosa yang dicangkok rosin (r-CNCs) adalah dua pengisi utama untuk kemasan makanan gelatin.
Sementara itu, jenis plastik yang harus dihindari adalah yang mengandung plastik konvensional seperti zat adiktif, stabilizer, filler, plasticizer dan flame retardants.
Produk plastik berbasis minyak bumi ini tidak dapat terurai secara hayati, artinya tidak terurai menjadi zat alami.
Sebaliknya, mereka terurai menjadi fragmen yang dikenal sebagai mikro dan nanoplastik yang mencemari lingkungan dan mengancam ekosistem alam dan kesehatan manusia.
Bahan kimia yang terkandung dalam plastik dapat menyebabkan polusi, meningkatkan risiko gangguan endokrin dan kanker pada manusia.
Melalui packaging makanan yang berkelanjutan, hal ini menjadi peluang untuk para umkm memberikan layanan terbaik dan selain itu berusaha memberikan informasi selengkap mungkin mengenai kondisi atau cara pemesanan, media sosial yang berkaitan dengan promosi. [wmh]