ChanelMuslim.com – The state of snacking, kebiasaan ngemil. Pandemi COVID-19 turut mendorong berbagai perubahan kebiasaan di keseharian masyarakat dunia termasuk Indonesia, tanpa terkecuali dalam hal ngemil. Menyadari hal tersebut, Mondelēz International sebagai salah satu pemimpin global dalam industri makanan ringan kembali meluncurkan sebuah survei tahunan bertajuk The State of Snacking 2020 guna menganalisa kebiasaan, wawasan dan tren ngemil pada konsumen di Indonesia dan 11 negara lainnya.
Baca Juga: Kenali Lima Kebiasaan Penyebab Kegemukan
The State of Snacking
Prashant Peres, President Director Mondelēz Indonesia menjelaskan, survei ini bertujuan untuk mempelajari kebiasaan konsumen dan menemukan berbagai pemahaman baru tentang peran camilan bagi masyarakat baik fungsional maupun emosional, khususnya dalam keseharian masyarakat Indonesia yang sangat lekat dengan camilan.
“Hadirnya survei ini bisa menjadi media informasi bagi masyarakat akan beragam manfaat baik dari camilan, sekaligus menginspirasi mereka untuk ngemil lebih bijak agar bisa meraih manfaat tersebut bagi tubuh maupun pikiran, utamanya di masa pandemi yang tak menentu ini,” jelas Prashant.
[gambar1]
Survei The State of Snacking 2020 menemukan bahwa pandemi telah mengubah kebiasaan masyarakat Indonesia akan konsumsi dan pembelian camilan, di antaranya yaitu:
Pandemi COVID-19 meningkatkan kebutuhan camilan harian masyarakat
Lebih tinggi dari rata-rata global, ternyata 60% orang Indonesia lebih banyak ngemil selama pandemi dibandingkan sebelumnya. Masyarakat Indonesia sendiri rata-rata mengonsumsi 3 kali makanan ringan per hari, yang melebihi jumlah rata-rata global. Tak hanya itu, ngemil juga dianggap menjadi hal yang sangat penting selama pandemi (64%).
Menanggapi temuan tersebut, Peneliti dan Pengamat Sosial Devie Rahmawati menjelaskan, dalam konteks masyarakat Indonesia, kebiasaan ngemil sudah menjadi bagian dari tradisi sejak dulu. Maka dari itu, tidaklah heran jika camilan banyak dipilih masyarakat di berbagai kesempatan, termasuk dalam hal mengisi waktu luang dan menghilangkan kebosanan.
”Kebutuhan masyarakat Indonesia akan makanan (camilan) tidak hanya menjadi pemenuh kebutuhan biologis, tetapi juga menjadi kekuatan sosiologis membangun konektivitas sosial, serta membantu mengendalikan suasana hati di kehidupan sehari-hari, bahkan meredakan tingkat stress yang timbul akibat suasana yang tidak menentu, seperti pandemi,” jelas Devie.
Jadwal ngemil menjadi lebih spontan dan bervariatif
Terungkap bahwa saat ini, setiap individu berusaha mencari kenyamanan saat menikmati camilan sehingga pemilihan waktu ngemil menjadi lebih spontan dan bervariatif. Sebanyak 60% menyatakan bahwa jadwal ngemil mereka menjadi lebih tidak terencana dan berbeda setiap harinya. Data tersebut menunjukkan bahwa lebih banyak masyarakat Indonesia yang mengonsumsi makanan ringan untuk mencari kenyamanan di tahun ini (71%), dibandingkan dengan data pada tahun lalu (64%).
Camilan menjadi sumber kebahagiaan
Sebanyak 84% responden menyatakan bahwa camilan merupakan salah satu sumber kebahagiaan mereka. Tak hanya itu, 81% merasa camilan bisa memberikan semangat tersendiri sepanjang hari. Mengenai manfaatnya bagi keluarga, 94% orang tua mengandalkan camilan untuk menghibur anak-anaknya selama pandemi. Sebanyak 77% orang tua bahkan telah menjadikan kebiasaan ngemil sebagai tradisi baru bagi keluarga.
Aktris dan juga seorang Ibu keluarga millenials Novita Angie, menyatakan kesamaan pendapatnya, camilan bisa menjadi sarana hiburan yang membangun kedekatan keluarga.
“Selama masa pandemic, orang tua dituntut menjadi lebih kreatif karena ruang gerak anggota keluarga menjadi terbatas, terutama anak-anak yang cepat bosan. Oleh karena itu, camilan bisa menjadi medium untuk menghibur, sekaligus juga untuk melengkapi momen kebersamaan keluarga,” tutur Novita.
Masyarakat menjadi lebih bijak dalam ngemil
Tahun ini, masyarakat merasa lebih sadar dan fokus pada camilan yang mereka makan, terutama saat mereka menikmatinya dalam kesendirian di rumah (67% menyatakan lebih sering menikmati camilan sendirian, dibandingkan sebelumnya). Sebanyak 66% responden merasa lebih fokus dengan camilan yang mereka konsumsi dan merasa lebih sadar untuk mencari camilan yang sesuai dengan kebutuhan tubuhnya (75%). Mereka bahkan bisa menghabiskan waktu lebih hanya untuk memahami camilan tersebut (bagaimana aromanya, teksturnya dan rasanya) (75%).
Kebiasaan ngemil akan mengalami perubahan bahkan setelah pandemi berakhir
Sebanyak 8 dari 10 orang percaya bahwa cara menikmati camilan akan berubah selamanya, bahkan setelah pandemi berakhir. Sejumlah 69% responden percaya bahwa ngemil akan menjadi bagian dari kebiasaan baru (new normal). Tiga dari 4 orang Indonesia bahkan memperkirakan tren ini akan terus berlanjut dan berencana untuk lebih memilih makan camilan sepanjang hari, dibandingkan makanan berat.
Pergeseran pembelian camilan dari offline menuju online
Survei kali ini juga mengungkap bahwa jumlah transaksi camilan secara online meningkat 33%, dibandingkan sebelum pandemi. Sebanyak 75% merasa lebih aman dan nyaman dengan membeli camilan secara online. Dalam hal menemukan jenis camilan baru, media sosial menempati pilihan teratas dengan dipilih oleh 54% responden.
Mondelez International dengan produk-produknya yang ikonik seperti biskuit Oreo, cokelat Cadbury, dan Keju KRAFT telah menjadi bagian tak terpisahkan dari masyarakat Indonesia.
“Melalui survei State of Snacking ini, Mondelēz Indonesia semakin memahami kebiasaan ngemil masyarakat Indonesia di masa new normal ini sehingga dapat menghadirkan camilan yang tepat, di waktu yang tepat dan membuatnya dengan cara yang tepat pula, hal ini juga sejalan dengan komitmen perusahaan untuk Empower People to Snack Right,” tutup Prashant.[ind/Cms]