ChanelMuslim.com – Atresia esofagus adalah kelainan kerongkongan pada bayi yang terjadi ketika kerongkongannya tidak tersambung dengan benar ke bagian pencernaan. Jika tidak segera diatasi, kondisi ini berpotensi membuat bayi mengalami komplikasi, bahkan dapat berujung kematian.
Dikutip dari sehatq, Kamis (19/8), atresia esofagus merupakan penyakit langka yang tidak dapat dicegah. Kondisi cacat lahir ini tergolong langka dan diperkirakan hanya terjadi 1 dari 3.500 kelahiran. Atresia esofagus dapat mengakibatkan gangguan pernapasan dan masalah pencernaan pada bayi.
Gejala yang dialami oleh penderita atresia esofagus
Tanda dan gejala atresia esofagus biasanya sudah dapat terlihat sejak bayi Anda lahir. Gejala atresia esofagus pada bayi yang paling umum terjadi, di antaranya sebagai berikut.
Bayi sering tersedak atau batuk ketika meminum ASI, munculnya lendir berbusa pada mulut bayi, mulut bayi sering mengeluarkan air liur (ngiler), kulit bayi berubah warna menjadi kebiruan ketika meminum ASI, dan bayi kesulitan bernapas.
Perlu diperhatikan, gejala yang dialami oleh masing-masing bayi mungkin saja berbeda. Jika menemukan adanya gejala-gejala di atas pada bayi Anda, segera konsultasikan hal tersebut dengan dokter.
Penyebab atresia esofagus pada bayi
Belum diketahui pasti apa yang menjadi penyebab kelainan kerongkongan pada bayi ini. Namun, mutasi (perubahan) genetik diduga menjadi penyebab esofagus bayi berkembang secara tidak normal saat masih berada dalam kandungan.
Pada bayi yang menderita atresia esofagus, kerongkongan tidak terhubung ke perut dengan benar. Kerongkongan tersebut mungkin terhubung ke trakea, atau berada pada dua bagian yang ujungnya tertutup.
Baca Juga: LAZ Al Azhar Bantu Ringankan Pengobatan Bayi Penderita Atresia Esofagus di Depok
Komplikasi yang bisa terjadi jika bayi mengalami atresia esofagus
Bayi yang mengalami kelainan kerongkongan akan mengalami kesulitan dalam mengonsumsi makanan
Kondisi kerongkongan bayi dengan atresia esofagus yang tidak terhubung dengan benar ke perut dapat memicu terjadinya komplikasi. Contoh komplikasi yang menghantui bayi dengan atresia esofagus meliputi:
Kesulitan mengonsumsi makanan, makanan yang telah berada di perut kembali naik ke kerongkongan (refluks), penyempitan kerongkongan karena jaringan parut yang muncul pasca-operasi.
Risiko kematian juga bisa terjadi jika air liur atau cairan lain yang ditelan bayi masuk ke dalam paru-paru (pneumonia aspirasi). Selain itu, bayi dengan kelainan kerongkongan juga berpotensi untuk mengalami kelainan (cacat) pada bagian tubuh lainnya.
Cara mendiagnosis atresia esofagus
Kelainan kerongkongan biasanya baru dapat terdeteksi setelah bayi lahir. Dokter biasanya mencurigai adanya kondisi ini saat bayi batuk, tersedak, dan kulitnya tiba-tiba berubah menjadi biru setelah menyusu.
Hal ini terjadi karena ASI bisa saja masuk ke saluran pernapasan yang menyebabkan sesak napas. Sebagai pemeriksaan lanjutan, dokter akan memasukkan selang makanan kecil melalui mulut atau hidung bayi hingga ke dalam perut.
Apabila selang tersebut tidak bisa masuk ke dalam perut, bayi Anda kemungkinan besar mengalami atresia esofagus.
Untuk mendapatkan hasil yang lebih jelas, rontgen atau pemeriksaan x-ray akan dilakukan untuk melihat kondisi bagian dalam tubuh bayi Anda. Bayi didiagnosis mengalami kelainan kerongkongan jika rontgen menunjukkan hasil seperti:
Munculnya kantung berisi udara di dalam kerongkongan, banyak udara masuk ke dalam perut dan usus, selang makanan tampak melingkar pada kerongkongan.
Baca Juga: Lembaga Sosial Solopeduli Bantu Penderita Atresia Bilier di Karanganyar
Pengobatan untuk bayi dengan kelainan kerongkongan
Untuk mengatasi kondisi tersebut, operasi pembedahan harus dilakukan sesegera mungkin usai bayi lahir. Langkah tersebut dilakukan guna memperbaiki kerongkongan bayi, sehingga paru-parunya tidak rusak dan buah hati Anda bisa segera mendapatkan asupan makanan.
Sebelum operasi, bayi tidak boleh menyusu secara langsung dan akan mendapatkan asupan nutrisi melalui intravena (IV). Langkah ini juga dilakukan untuk mencegah masuknya terlalu banyaknya lendir ke dalam paru-paru bayi Anda.
Bisakah atresia esofagus dicegah?
Tidak ada yang bisa Bunda lakukan untuk mencegah bayi Anda mengalami atresia esofagus. Namun, risiko tersebut dapat Bunda turunkan dengan merawat diri sebaik mungkin pada masa kehamilan.
Berikut tips menjaga supaya bayi tetap sehat selama berada dalam kandungan: mengonsumsi makanan sehat, berolahraga yang cukup, banyak istirahat, dan rutin melakukan pemeriksaan kandungan ke dokter.[ind]