KESEHATAN mental pekerja Gen Z kini menjadi perhatian utama, sejalan dengan tujuan SDG nomor 3 tentang kehidupan sehat dan sejahtera.
Kesehatan mental para pekerja Gen Z kini semakin menjadi sorotan di dunia kerja. Generasi Z, yang mencakup individu berusia sekitar 18 hingga 26 tahun, menunjukkan ciri khas unik dalam pendekatan mereka terhadap pekerjaan, kesehatan, dan kesejahteraan.
Generasi ini tumbuh dalam era digital yang penuh tekanan dan persaingan, sekaligus dihadapkan pada tantangan ekonomi yang kompleks dan erat.
Baca juga: 10 Oktober Diperingati Sebagai Hari Kesehatan Mental Sedunia
Kesehatan Mental Pekerja Gen Z Kini Menjadi Perhatian Utama
Hal ini menjadikan kesejahteraan mental mereka sebagai prioritas yang tidak bisa diabaikan, baik oleh perusahaan maupun masyarakat.
Lihat postingan ini di Instagram
Kini perusahaan mulai menghadirkan peran baru yaitu Chief Happiness Officer (CHO). CHO memiliki beberapa tanggung jawab penting, seperti:
Mengukur kebahagiaan karyawan secara individu hingga level perusahaan,
Mengadakan program untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan,
Melatih keterampilan komunikasi, manajemen konflik, dan manajemen stress,
Mendukung pertumbuhan dan pengembangan karyawan.
Pekerja Gen Z (lahir 1997-2012) memiliki kesadaran lebih tinggi akan pentingnya kesehatan mental dibandingkan generasi sebelumnya.
Generasi ini melihat kesehatan mental sebagai kunci kesejahteraan. Gen Z cenderung lebih rentan secara mental dibanding generasi sebelumnya, sehingga perusahaan besar kini menerapkan sistem kerja empat hari seminggu dan membentuk posisi CHO untuk mencegah burnout.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Kesehatan pekerja Gen Z menjadi topik yang semakin mendapat perhatian karena mereka menghadapi tantangan yang unik dan tekanan yang lebih besar dibandingkan generasi sebelumnya.
Gen Z membawa harapan baru di tempat kerja akan budaya yang lebih mendukung kesejahteraan mental dengan ekspektasi terhadap lingkungan kerja yang fleksibel dan empati dari pihak perusahaan.
Perusahaan yang tanggap dan peduli terhadap kesehatan mental karyawan akan memiliki keunggulan dalam menarik dan mempertahankan talenta terbaik, serta menciptakan lingkungan kerja yang produktif dan harmonis. [Din]