ChanelMuslim.com– Perawatan Metode Kangguru (PMK) adalah metode perawatan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) atau prematur, yaitu dengan cara menempelkan kulit secara langsung antara kulit ibu dengan kulit bayi atau skin-to-skin contact.
Metode ini bertujuan menghangatkan bayi dan meningkatkan suhu tubuhnya.
Perawat NICU RS Budi Kemuliaan Widawati mengatakan, perawatan Metode Kanguru (PMK) pertama kali diperkenalkan oleh Ray dan Martinez di Bogota, Columbia pada tahun 1979 sebagai alternatif perawatan BBLR di tengah tingginya angka BBLR dan terbatasnya fasilitas kesehatan yang ada.
Metode ini meniru binatang berkantung kangguru yang bayinya lahir memang sangat prematur, dan setelah lahir disimpan di kantung perut ibunya untuk mencegah kedinginan sekaligus mendapatkan makanan berupa air susu induknya.
Baca Juga: Pentingnya ASI Untuk Bayi Prematur
Kenali Metode Kangguru untuk Perawatan Bayi Baru Lahir Rendah dan Prematur
“Berdasarkan konsep dasar PMK atau skin to skin contact (perawatan kontak kulit), ada beberapa metode perawatan yang harus dilakukan untuk bayi baru lahir dengan berat badan rendah yaitu dengan menggunakan badan ibu untuk menghangatkan bayinya terutama untuk BBLR berat badan lahir kurang dari 2500 gram,” ujar Widawati, AMK dalam acara BBS (Bincang-bincang Selasa Siang) pada Selasa (16/11/20).
PMK terdiri dari beberapa komponen yang perlu diketahui para ibu dalam menjalankan perawatan bayi lahir rendah, di antaranya adalah perawatan metode kangguru. Secara medis, perawatan metode kangguru itu adalah perawatan kontak kulit antara bayi dengan ibu.
“Hal yang perlu diperhatikan dalam menjalankan metode kangguru adalah posisi bayi kanguru position bayi berada di antara kedua payudara ibu dalam posisi tegak, kepala harus mengarah ke satu sisi dan sedikit ekstensi menjaga jalan napas tetap terbuka dan kontak mata antara ibu dan bayi, pinggul bayi dalam posisi refleksi dan abduksi seperti posisi kodok lengan juga harus dalam posisi lengan juga harus dalam posisi fleksi sehingga bayi dengan kain gendong,” tambahnya.
Widawati melanjutkan, memberikan nutrisi, termasuk ASI eksklusif yang harus terus diberikan ibu kepada bayi untuk meningkatkan pemberian ASI secara langsung. Sementara, metode pemulangan discharge bayi dapat minum dengan baik, suhu tubuh stabil dalam posisi PMK, berat badan naik 15 kg/hari, dan untuk ibu harus percaya diri dan kontrol teratur,” jelasnya.
Widawati mengatakan bahwa ada banyak manfaat dalam proses perawatan PMK.
“PMK bertujuan agar ibu percaya diri merawat bayinya, serta ada dukungan keluarga,” kata Widawati.
Ibu tidak akan sukses merawat BBL sendirian, melainkan memerlukan konseling teratur dan supervisi dari petugas kesehatan, juga bantuan dan kerja sama dengan anggota keluarga lainnya.
“Manfaat PMK menstabilkan denyut jantung, pola pernapasan dan saturasi oksigen, mempercepat peningkatan berat badan dan pengembangan otak, memberi kehangatan pada bayi, meningkatkan durasi tidur, mengurangi tangisan bayi, dan kebutuhan kalori, meningkatkan hubungan emosional ibu dan bayi meningkatkan kebersihan dan memperlama durasi menyusui. Ibu lebih percaya diri dalam merawat bayi, mempersingkat lama rawat di rumah sakit, dan metode transportasi alternatif dalam merujuk bayi,” jelasnya.
Widawati menjelaskan tahapan-tahapan melakukan PMK, yaitu, PMK intermiten dan kontinyu.
“PMK intermiten adalah cara melakukan PMK secara terus-menerus (continue) dilakukan pada bayi yang memerlukan bantuan khusus untuk bernapas seperti inkubator, dilakukan untuk meningkatkan berat badan bayi meningkatkan kemampuan bayi menyusui dan kemampuan ibu untuk merawat bayinya di rumah, ibu dirawat kembali dengan bayinya sampai kriteria pemulangan bayi terpenuhi,” jelasnya.
PMK kontinu, yaitu kondisi bayi harus dalam keadaan stabil dan bernapas alami tanpa bantuan oksigen. PMK kontinu dilakukan setiap hari. Tatalaksana yang dianjurkan dalam PMK Kontinyu, yaitu berat badan bayi kurang dari 2000 gram, tidak ada masalah patologis, reflek hisap baik, koordinasi reflek hisap dan menelan baik, perkembangan dalam inkubator baik, orangtua menyetujui PMK, dan catatan medik baik yang lengkap.
Widawati mengatakan bahwa perlu ada persiapan lanjutan bagi bayi dan orang tua dalam melakukan tahapan PMK yaitu dengan mengukur tanda-tanda vital bayi meliputi suhu nadi dan pernapasan, buka pakaian bayi kecuali popok dan tata laksana PMK persiapan orang tua dengan menjelaskan maksud tujuan dan cara melakukan PMK.
“Minta ibu dan ayah mencuci tangan sebelum memegang bayi, buka pakaian bagian atas untuk memfasilitasi terjadinya kontak kulit dengan kulit, tepi kain gendong bagian atas harus di bawah telinga bayi untuk pemakaian topi bayi. Minta ibu atau ayah untuk memakai pakaian bagian atas kembali,“ jelasnya.
Untuk memantau perkembangan bayi, para ibu dapat melakukan tahapan selanjutnya, yaitu pada tahap implementasi dan tahap evaluasi. Pada tahap implementasi, setelah posisi bayi baik, gendongan diikat untuk menyangga bayi, selanjutnya ibu dapat beraktivitas seperti biasa sambil membawa bayinya dalam posisi tegak lurus di dada ibu.
Tahap Evaluasi, pantau kondisi bayi selama dan setelah asuhan berlangsung, mencakup tanda-tanda vital, status oksigenisasi, dan identifikasi tanda stress (bahaya) yang menetap dan lakukan tindakan sesuai dengan masalah yang ditemukan.
Ada beberapa hal yang perlu diketahui para ibu mengenai tanda-tanda bahaya yang dirasakan bayi dalam melakukan PMK, yaitu sebagai berikut.
“Apnea yaitu rangsang bayi dengan mengusap punggungnya agar bayi bisa bernafas kembali. Jika bayi sulit bernafas, cek posisi bayi, periksa kemungkinan bayi kedinginan, jika bayi terasa dingin (hipotermi), periksa posisi bayi, beri ekstra selimut, dan jika bayi sulit minum, tidak mau bangun untuk minum. Jika diare, periksa konsistensi feses, tetap berikan ASI. Kulit menjadi kuning, tetap berikan ASI,” paparnya.
Widawati juga menjelaskan kapan waktu penyapihan PMK dapat dilakukan dengan cara mengetahui usia bayi dan kurangnya kenyamanan pada saat melakukan PMK.
“Mulai dari BB bayi lebih dari 2500 gram atau usia gestasi 40 mmg. Bayi sudah merasa kurang nyaman pada posisi kangguru, menggeliat, menarik badannya keluar, menangis dan rewel saat diatur posisinya, PMK intermiten (setelah bayi mandi, udara lingkungan dingin,” tutupnya.
Itulah beberapa syarat dan kondisi yang harus dipenuhi para ibu dan bayi dengan berat badan lahir rendah atau prematur dengan metode perawatan metode kangguru PMK.[ind/Walidah]