ChanelMuslim.com – Kasus kanker pada orang dewasa terus meningkat dari tahun ke tahun. Menurut The World’s Most Deadly Diseases, diperkirakan pada tahun 2020, estimasinya kurang lebih 2,9 juta kasus baru dan 16,3 juta kematian karena kanker berdasarkan data-data sebelumnya.
Menurut dr. Ramlan Zuhair Pulungan, C.PS, C.H, C.Ht, C.I, dari data Global Cancer Incidence 2018, jumlah tertinggi 48,4% dengan 8.751.000 kasus pada tahun 2018 di Asia, dan jenis kanker yang terbanyak adalah kanker payudara pada wanita dan kanker paru pada pria.
Pada kenyataannya, penyakit kanker dapat dideteksi sejak dini. Semakin cepat penyakit kanker terdeteksi, tingkat kesembuhannya juga akan semakin tinggi. Maka mendeteksi kanker sejak dini untuk menghindari keterlambatan penanganan dan terkena kondisi yang kritis sangat penting.
“Kenapa kita harus belajar tentang kanker? Karena kanker ini adalah suatu penyakit yang tingkat kematiannya itu paling tinggi di dunia,” ujar dr Ramlan Zuhair Pulungan, saat menjadi pembicara pada webinar Forum Indonesia Muda dengan tema “Yuk Kenali Kanker Sejak Dini” pada Ahad, (14/02/2021).
Dokter umum ini mengatakan, menurut Globalcon Data di tahun 2020, di Indonesia secara keseluruhan, baik laki-laki atau perempuan banyak yang mengalami kanker payudara dan kasusnya cukup tinggi. Dari data ini, dapat disimpulkan bahwa bukan hanya perempuan, tapi laki-laki juga dapat mengalami kanker payudara.
Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya, salah satunya bisa berasal dari genetik. Selain dari genetik lifestyle, perubahan perilaku juga bisa menjadi faktor utama dan sebenarnya merupakan sesuatu yang dapat dicegah.
“Semakin banyak orang terkena kanker karena tidak menjaga kesehatannya. Jadi, kalau mau menangani kanker ini harus melakukan multisektoral kolaborasi, dan deteksi dini adalah usaha untuk menemukan kanker yang dapat disembuhkan,” katanya.
Selain itu, dr. Ramlan juga menjelaskan beberapa alasan kenapa perlu mendeteksi kanker sejak dini. Salah satu tujuannya adalah agar dapat disembuhkan lebih cepat.
dr. Ramlan menambahkan, perjalanan penyakit kanker umumnya mulai dari kanker In situ atau kanter lokal dalam taraf seluler atau organ. Fase kanker lokal umumnya investasi mengadakan metastasis. Selain itu, banyak kasus kanker yang timbul dari dari tumor jinak atau lesi prakanker yang telah lama ada.
Data menunjukkan, lebih dari 75% kasus kanker terdapat pada organ atau tempat-tempat yang mudah diperiksa sehingga mudah dapat ditemukan. Namun sayangnya, penderita kanker umumnya baru datang ke dokter setelah kondisi kanker sudah mencapai 75% yang artinya sudah terlambat dan masuk stadium akhir sehingga sulit diobati.
dr. Ramlan mengatakan bahwa hasil pengobatan kanker dini jauh lebih baik daripada datang setelah stadium akhir atau lanjut. Ia juga menjelaskan panduan deteksi kanker sejak dini, terutama pada beberapa jenis kanker yang banyak dialami, seperti kanker servik (kanker leher rahim), kanker payudara, kanker paru, kanker lambung, dan kanker kolorektal.
Kanker serviks atau kanker leher rahim dapat dicegah dengan melakukan: Pap-test, Colposkopi, Test IVA. Tes IVA perlu dilakukan oleh wanita yang sudah melakukan hubungan seksual terutama pada usia 30-50 tahun. Tes IVA bertujuan untuk menemukan lesi prakanker dan mengetahui adanya perubahan sel leher rahim.
“Gejala pada stadium awal yaitu adanya luka kecil, keputihan, keluar darah. Faktor resiko terjadinya kanker serviks adalah berganti-ganti pasangan, merokok, sistem imun, riwayat keluarga, dan usia hubungan seks di bawah umur 20 tahun. Lakukan tes skrining kanker serviks setelah 5 tahun sekali,” ujar dr. Ramlan.
dr. Ramlan mengatakan bahwa untuk mendeteksi dini kanker payudara bisa dilakukan dengan SADARI (pemeriksaan payudara sendiri) dan SADANIS (pemeriksaan payudara klinis). Hal ini bertujuan untuk menemukan benjolan dan tanda-tanda lain pada payudara sedini mungkin agar dapat dilakukan tindakan secepatnya. Sekecil apapun benjolan yang ditemukan, segeralah berkonsultasi diri ke dokter atau bisa dengan metode pemeriksaan payudara sendiri.
“Gejala kanker payudara dapat dideteksi dengan melihat apakah ada benjolan di payudara, apakah kulit payudara mengerut seperti kulit jeruk, ada luka di bagian payudara yang tidak sembuh, keluar cairan dari puting. Adanya cekungan atau tarikan di kulit payudara,” jelasnya.
Pemeriksaan klinis payudara oleh tenaga kesehatan, lanjut Ramlan, biasanya akan dilakukan oleh dokter dalam beberapa tahapan. Pertama, dokter melakukan inspeksi, yaitu dilihat, diamati, diraba, dan melakukan pemeriksaan kelenjar getah bening.
Ketika sudah tahu caranya, lebih baik mencegah daripada mengobati, dan mengetahui apa penyebab kanker payudara ini. Sampai saat ini, penyebab pasti kanker payudara belum diketahui, yang diketahui adalah faktor-faktor resiko yang dapat meningkatkan terjadinya kanker payudara .
“Kanker payudara terjadi bisa karena lingkungan, merokok dan terpapar asar rokok (perokok pasif), pola makan yang buruk, tinggi lemak dan rendah serat, mengandung zat pengawet/pewarna, haid pertama pada umur kurang dari 12 tahun, tidak pernah menyusui anak, melahirkan anak pertama setelah umur 36 tahun, menopause berhenti haid setelah 50 tahun, pernah mengalami operasi pada payudara yang disebabkan oleh kelainan tumor jinak atau tumor ganas, dan di antara anggota keluarga ada yang menderita kanker payudara,” jelasnya.
Selain kanker serviks dan kanker payudara, ia juga menjelaskan bagaimana cara mendeteksi dini kanker paru. Cara mendeteksi kanker paru yaitu dengan melakukan X-foto thoraks dan Sitologi sputum.
Merokok merupakan faktor risiko utama kanker yang menyebabkan terjadinya lebih dari 20% kematian akibat kanker di dunia dan sekitar 70% kematian akibat kanker paru di seluruh dunia.
Selanjutnya, ada kanker kolon dan rektum atau kanker kolorektal yang dapat ditemukan lebih awal melalui pemeriksaan deteksi dini, dengan cara menemukan polip atau pertumbuhan prakanker untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.
“Kanker bisa dicegah dengan pola makan sehat, rutin berolahraga, hindari mengonsumsi alkohol. Deteksi dini kanker kolorektal dilakukan dengan menggunakan metode pemeriksaan kondisi anus, tes darah, samar pada feses, kadar CEA (pertanda tumor dalam darah), DNA feses, Penapis tumor M2-PK dari feses,” tutupnya.
Kanker kolorektal dapat ditemukan lebih awal melalui pemeriksaan deteksi dini yaitu dengan cara menemukan polip atau pertumbuhan pra kanker untuk mendapatkan pengobatan yang tepat. Dengan melakukan beberapa hal di atas, artinya deteksi kanker sejak dini sudah dilakukan.[ind/Walidah]