GARA-GARA tindik hidung, perempuan ini sampai harus melakukan transplantasi hati. Dana Smith (37), perempuan asal New York, Amerika Serikat menjalani prosedur tindik hidung sekitar akhir November 2020.
Sebulan kemudian, dia mulai merasa mual, sakit perut dan kehilangan nafsu makan.
“Sepanjang hari itu saya tidak bisa makan apa pun. Saya hanya minum air. Pedialyte juga tidak bekerja,” kata dia kepada Northwell Health, dikutip Antara, Selasa (2/3/2021).
Gejalanya berlanjut pada hari kedua, diikuti keluarnya darah. Dana mengaku tak ingin ke rumah sakit karena pandemi COVID-19. Akan tetapi, dia akhirnya pada sampai titik tidak bisa lagi menunda ke rumah sakit.
Hasil pemeriksaan menunjukkan dia menderita gagal hati yang parah. Direktur transplantasi organ di Northwell Health New York, Lewis Teperman kepada CBS mengatakan, gagal hati fulminan terjadi ketika kamu benar-benar sehat, lalu tertular virus, dan dalam dua bulan kamu jatuh koma.
Kamu sebaiknya waspada saat memutuskan menindik hidung karena bisa berujung risiko hepatitis B hingga membutuhkan transplantasi hati terutama apabila tak segera mendapatkan penanganan medis.
Gagal hati akut ini sebenarnya jarang terjadi. Sebuah ulasan dalam New England Journal of Medicine menunjukkan, ada kurang dari 10 kasus per satu juta orang di negara maju setiap tahun.
Mayo Clinic mencatat, hilangnya fungsi hati bisa terjadi hanya dalam hitungan hari. Gagal hati fulminan dapat menyebabkan komplikasi serius, termasuk seperti yang dialami Dana.
Meskipun terkadang gagal hati dapat diatasi dengan pengobatan, seringkali dibutuhkan transplantasi hati seperti yang terjadi pada Dana.
Setelah mengalami koma, dia bangun dan mengetahui telah menjalani transplantasi hati. Ternyata dia menderita hepatitis B, salah satu virus yang dapat menyebabkan gagal hati fulminan.
Awalnya dokter tidak tahu penyebab infeksinya. Sampai akhirnya, melihat tindik hidung yang telah terinfeksi hepatitis B.
Baca Juga: Sekolah di Belgia Larang Pelajar Muslim Kenakan Rok Panjang
Hati-hati, Tindik Hidung Berujung Transplantasi Hati
Menurut Teperman, ketika Dana tiba di rumah sakit dengan gagal hati akibat hepatitis B, dia hanya memiliki beberapa hari lagi untuk bertahan hidup.
“Kemampuan bertahan hidup bagi siapa saja yang menjadi seperti ini termasuk setiap gagal hati akut sekitar 25 persen. Tapi dia (Dana) mungkin kurang dari 0,05 persen,” kata dia seperti dilansir dari Health.
Hepatitis B adalah infeksi hati yang berpotensi mengancam jiwa akibat virus hepatitis B. Penelitian menunjukkan, orang yang memiliki tindik di badan memiliki risiko lebih tinggi terkena infeksi.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), cara terbaik untuk mencegah hepatitis B dengan mendapatkan vaksinasi.
Menurut Mayo Clinic, seseorang harus segera mendapatkan pertolongan medis jika kulit atau mata mereka tiba-tiba menjadi kuning, perut bagian atas mereka lunak, atau mengalami perubahan yang tidak biasa dalam keadaan mental, kepribadian, atau perilaku tanda-tanda gagal hati akut.
Dana keluar dari rumah sakit pada akhir Januari 2021. Dia berharap pengalamannya mendorong orang lain agar tidak menunda perawatan medis, tulis Health.
Semoga peristiwa ini menjadi pelajaran bagi Sahabat Muslim untuk selalu berhati-hati dalam melakukan setiap tindakan, apakah berbahaya untuk tubuh atau melanggar syariat.[ind]