GANGGUAN kesehatan yang terjadi pada korban bullying berikut bisa menyadarkan kita. Jangan sampai kita sedikit pun melakukan bully. Seperti diketahui, bullying adalah bentuk intimidasi atau penindasan dari satu individu atau kelompok yang lebih kuat kepada yang lebih lemah.
Bullying berbeda dengan konflik atau pertengkaran pada umumnya.Pada bullying ada ketimpangan kekuatan antara pelaku dan korbannya serta dilakukan berulang kali.
Selain itu dalam bullying, pelaku mempunyai niat untuk menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan bagi korban, secara fisik maupun emosional.
Baca Juga: Bullying Itu Parah dan Menyebalkan
Gangguan Kesehatan yang Terjadi pada Korban Bullying
Cakupan aksi bullying sangat luas, mulai dari menendang, menampar, tawuran, menjambak, memukul, membentak, meneriaki, memaki, menghina, mempermalukan, menolak, mencela, merendahkan, menghujat, mencibir, mengisolasi, hingga tindakan yang bernada pelecehan seksual.
Selain mengalami pelecehan secara emosional seperti diejek terus menerus, korban bullying seringkali juga mendapat pelecehan berupa kekerasan secara fisik seperti dipukuli dan di tendang.
Segala kekerasan fisik dan emosi yang diterima akan berdampak pada kesehatan mereka. Ketika seseorang mereasa tertekan maka tubuh akan memberi respon seperti otot-otot yang menegang, jantung berdebar dan tubuh melepaskan adrenalin dan kortisol.
Hal ini lama kelamaan akan menyebabkan sitem kekebalan tubuh melemah dan menyebabkan berbagai masalah kesehatan.
Berikut ini adalah beberapa contoh bagaimana bullying bisa mempengaruhi seseorang:
- Cemas (anxiety attack)
- Depresi
- Sakit punggung
- Sakit perut
- Cedera fisik (patah tulang, luka sobek, dan sebagainya)
- Pusing dan kepala berkunang-kunang
- Mudah marah
- Dari sakit kepala hingga mengompol
Orangtua sebaiknya lebih memberi perhatian dan segera mengambil tindakan saat gejala-gejala di atas ditemui pada anak.
Segera membawa ke dokter dan bekerjasam dengan pihak sekolah untuk mengusut kejadian yang sebenarnya. Biasanya anak yang mengalami bullying tidak dapat mengungkapkan kesulitan yang mereka alami karena merasa keselamatan dirinya akan terancam jika bicara jujur.
Hal yang perlu orangtua lakukan adalah tetap melakukan pendekatan dan perhatian agar anak mempunyai keberanian dan merasa aman serta nyaman kondisinya.
Anak korban bully memiliki tiga kali lipat peluang untuk mengalami sakit kepala, sulit tidur, sakit perut, dan mengompol, serta dua kali lebih mungkin untuk memiliki nafsu makan rendah.
Bullying juga dapat menyebabkan kerusakan jangka panjang pada kepercayaan diri dan harga diri. Lebih lanjut, anak-anak yang menjadi pelaku sekaligus korban bully memiliki enam kali lipat peluang untuk mengompol, hampir empat kali lipat untuk mengalami nafsu makan buruk, dan tiga kali lipat peluang mengidap sakit perut.
Anak dan remaja dengan masalah kesehatan kronis seperti asma, kesulitan pendengaran, penglihatan, berbicara, atau gangguan pencernaan berada pada risiko yang lebih besar terhadap aksi penindasan, dan masalah kesehatan yang mereka miliki dapat diperburuk oleh aksi tersebut.
Tidak hanya berpotensi menderita luka fisik dari tindakan penganiayaan itu sendiri, tetapi mereka mungkin juga memiliki masalah kesehatan fisik yang bertahan lama bahkan setelah aksi penindasan sudah lama berhenti. [Maya/Cms]
Sumber: hellosehat.com