GHIRAH itu cemburu karena iman. Bukan cemburu soal pria dan wanita. Tapi cemburu karena Allah, Rasul, dan Islam dilecehkan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Siapa di antara kalian yang melihat kemungkaran, maka hendaklah ia mengubahnya dengan tangannya. Jika ia tidak mampu, maka dengan lisannya. Jika ia tidak mampu juga, hendaklah dengan hatinya. Dan hal itu adalah selemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim)
“Sesungguhnya Allah cemburu. Dan kecemburuan Allah adalah ketika seorang hamba-Nya melakukan apa yang diharamkan-Nya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
**
Di masa Rasulullah, ada seorang muslimah di pasar Yahudi di Madinah diganggu sekelompok pemuda Yahudi. Melihat itu, seorang pemuda muslim marah.
Karena sendirian, pemuda muslim itu dikeroyok oleh sekelompok Yahudi hingga syahid. Kasus ini sampai ke Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Nabi dan para sahabat pun memerangi kelompok Yahudi itu hingga mereka terusir dari Madinah.
Itulah sepenggal tentang ghirah atau kecemburuan karena Islam. Hanya orang yang hatinya disinari cahaya iman yang memiliki ghirah.
Ibnul Qayyim Al-Jauzi menyampaikan, dosa-dosa yang dilakukan seseorang akan memadamkan ghirah dalam hatinya.
Teruslah gelorakan ghirah dalam hati kita. Inilah energi yang menjadikan hamba Allah terus berdakwah hingga akhir hayat, sekecil apa pun jenis dakwah yang dilakukan. [Mh]