LANSIA di Cirebon kini mendapat perhatian khusus dalam upaya pencegahan stroke. Tim Fisioterapi UI (Universitas Indonesia) bersama Puskesmas Gunung Sari dan tokoh masyarakat menggelar program deteksi dini serta edukasi kesehatan agar warga lanjut usia lebih waspada terhadap gejala awal stroke, Senin (04/08/2025).
Langkah ini diharapkan menjadi pijakan menuju cita-cita bersama: lansia Cirebon bebas stroke.
Stroke masih menjadi ancaman serius, terutama bagi kelompok lanjut usia (lansia). Secara global, setiap tahun tercatat 12 juta kasus baru dan 7 juta kematian akibat stroke.
Di Indonesia, lansia berusia di atas 75 tahun menjadi kelompok paling rentan dengan prevalensi mencapai 41,3% (Survei Kesehatan Indonesia 2023). Rendahnya pemahaman dan keterlambatan mengenali gejala awal stroke menjadi salah satu penyebab tingginya angka tersebut.
Berangkat dari kondisi ini, Tim Pengabdian Masyarakat (PPM) Program Studi Fisioterapi Universitas Indonesia berinisiatif menghadirkan program pencegahan stroke di Kota Cirebon.
Baca juga: Pencegahan Text Neck Syndrome pada Remaja, Fisioterapi UI Edukasi Pelajar SMA di Depok
Fisioterapi UI Edukasi Lansia Bebas Stroke di Cirebon
Kegiatan yang dilaksanakan pada 4 Agustus 2025 ini menggandeng Puskesmas Gunung Sari, perangkat RW, serta tokoh masyarakat setempat, dengan fokus utama pada kelompok lansia.
“Deteksi dini menjadi kunci. Dengan mengenali gejala awal dan memahami faktor risikonya, lansia bisa terhindar dari ancaman stroke yang kerap datang tiba-tiba,” tegas Ketua Tim Pengabdi, Riza Pahlawi, S.Tr.Ftr., M.Kes..
Dalam kegiatan ini, tim memberikan sosialisasi tentang pencegahan stroke sekaligus pemeriksaan kesehatan gratis meliputi tekanan darah, kolesterol, gula darah, asam urat, dan indeks massa tubuh.
Selain itu, masyarakat juga diajak melakukan penilaian risiko stroke menggunakan metode Stroke Risk Score Card (SRSC), sehingga setiap individu dapat mengetahui kategori risikonya dan mengambil langkah pencegahan yang tepat.
Apresiasi datang dari Ketua Bapermas RW 06, Dikdik, yang menilai program ini membuka kesadaran baru di tengah masyarakat.
“Stroke sering kali berawal dari kebiasaan sehari-hari, seperti terlalu banyak makan gorengan atau santan, serta kurang memperhatikan pola hidup sehat. Inisiatif ini sangat penting agar masyarakat, khususnya lansia, lebih peduli pada kesehatannya,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Ketua Puskesmas Gunung Sari. Menurutnya, kolaborasi ini memperkuat langkah puskesmas dalam pencegahan stroke di wilayah kerja mereka.
“Program ini sangat membantu kami dalam upaya promotif dan preventif. Data lapangan yang diperoleh juga bisa menjadi rujukan agar kelompok lansia memperoleh perhatian lebih optimal,” jelasnya.
Melalui program ini, Fisioterapi UI bersama mitra berharap dapat mewujudkan visi “Lansia Cirebon Bebas Stroke”. Selain mendukung agenda kesehatan nasional, kegiatan ini juga sejalan dengan target Sustainable Development Goals (SDGs) poin 3: Good Health and Well-Being. []