SAHABAT, kita sering mendengar sebuah kalimat perumpamaan: “Rumput tetangga lebih hijau daripada rumput di halaman sendiri”, tapi benarkah demikian?
Motivator Parenting dari Rumah Pintar Aisha, Randy Insyaha, menjelaskan mengenai hal ini sebagai berikut.
Dua buah rumah, berdiri saling bersebelahan. Seorang ibu yang sedang duduk di teras rumah berwarna biru bergumam sambil sesekali melihat tetangganya yang sedang menyapu lantai sambil menggendong anaknya yang masih kecil.
“Enak ya jadi seperti dia, di rumah punya banyak waktu luang bersama anak-anaknya”.
Sebaliknya, Ibu yang berbaju pink yang sedang menyapu lantai tadi, juga curi pandang pada ibu yang duduk di teras rumah warna biru.
“Enak sekali jadi ibu itu, ia bekerja banyak uang, bisa menyekolahkan anaknya di sekolah yang bagus”.
Sobat, hidup itu kadang saling sawang sinawang. Kita saling membandingkan apa yang tidak kita miliki dengan yang dimiliki orang lain. Padahal orang lain juga memandang sebaliknya.
Ia iri melihat kelebihan kita yang ia tidak miliki. Tanpa sadar kita seringkali membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain, begitu juga sebaliknya.
baca juga: Permadani Rumput Berbunga untuk yang Rajin Tilawah
Benarkah Rumput Tetangga Lebih Hijau
Dalam persepsi, kita memandang bahwa kehidupan orang lain itu lebih membahagiakan daripada kehidupan keluarga kita.
Kenapa seperti itu, ya iyalah karena yang ditampakkan orang itu yang baik-baik, yang tidak baik pasti ditutup-tutupi.
Jadi, tampak kehidupan orang lain itu selalu bahagia. Kita buta dan tidak tahu masalah apa yang ada di dalamnya.
Sedangkan persepsi kita akan keluarga kita kenapa banyak kekurangannya, karena kita memang merasakan dan mengalami berbagai kesulitan yang saat ini dihadapi.
Jadi, stop membanding-bandingkan diri kita atau keluarga kita dengan orang lain. Enggak perlu baper juga saat orang lain menunjukkan kebahagiannya kepada kita.
Bisa jadi di sosmed mereka menampilkan kebahagiannya padahal sebenarnya tidak.
Jadi tidak penting melihat orang lain, tidak penting baper dengan kehidupan orang lain karena yang ditampilkan ke publik pasti yang senangnya, sedangkan yang susahnya pasti dipendam.
Fokuslah pada diri sendiri. Fokuslah pada keluargamu sendiri. Fokuslah pada anak-anak kita sendiri. Jangan baper dengan kebahagiaan orang lain.
Allah sudah mengatur nikmatnya masing-masing, yang harus kita lakukan adalah mensyukuri nikmat-Nya bukan malah iri dengan nikmat yang orang lain dapatkan.[ind]