“…Kemudian mereka (Ya’juj dan Ma’juj) berjalan sehingga mereka sampai ke gunung al-khamr, yaitu gunung Baitul Maqdis (Palestina), lalu mereka berkata, ‘Kita telah membunuh orang-orang yang ada di bumi marilah kita membunuh makhluk yang ada di langit…” (HR. Muslim)
Cobaan Besar setelah Dajjal
Setelah Dajjal terbunuh oleh Nabi Isa alaihissalam di Palestina, umat Islam dipersilakan kembali ke rumah masing-masing.
Namun, ada kabar bahwa Ya’juj dan Ma’juj sudah keluar. Jumlah mereka sangat banyak, jauh lebih banyak dari manusia di bumi saat itu.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memberikan gambaran perbandingan. Yaitu, satu banding seribu.
Artinya, jumlah Ya’juj dan Ma’juj yang keluar adalah seribu kali dari jumlah penduduk bumi saat itu. Jika waktu itu penduduk bumi 1 milyar, maka jumlah Ya’juj dan Ma’juj sebesar 1 triliun.
Mereka datang bergelombang. Misi mereka jelas: merusak bumi, membunuh umat manusia, dan ingin menguasai bumi.
Tibalah akhirnya mereka ke tempat akhir, yaitu Palestina. Mereka ‘mampir’ di danau laut Thabariyyah atau Tiberias di Palestina. Ketika rombongan ketujuh tiba, mereka mencari-cari air di danau yang sudah kering.
Salah satu dari mereka mengatakan, “Dahulu danau ini banyak airnya.”
Nabi Isa dan Umat Islam Berlindung ke Gunung Thur
Allah subhanahu wata’ala memerintahkan Nabi Isa alaihissalam dan umat Islam untuk berlindung ke Gunung Thur yang ada di Mesir.
Hal itu setelah Allah menjelaskan kepada mereka bahwa tidak ada yang bisa mengalahkan Ya’juj dan Ma’juj. Jadi, cara selamatnya hanya berlindung ke Gunung Thur. Tidak ada yang lain.
Karena Gunung Thur tidak begitu besar, maka yang selamat hanya bisa sampai ke lokasi itu. Sementara yang belum sampai, terbunuh oleh Ya’juj dan Ma’juj.
Saat itulah Ya’juj dan Ma’juj tiba di tujuan akhir mereka: Baitul Maqdis. Pimpinan mereka mengatakan, “Seluruh penduduk bumi telah kita habisi! Sekarang, mari kita habisi penduduk langit!”
Mereka pun mengarahkan seluruh panah mereka ke langit. Panah-panah itu pun dilepaskan.
Allah subhanahu wata’ala mengembalikan panah-panah yang ke arah langit itu kembali ke bumi dengan dilumuri darah.
Setelah melihat anak-anak panah mereka yang kembali dengan warna merah darah, mereka begitu bangga dan sombong.
Nabi Isa dan Umat Islam Hanya Bisa Berdoa
Nabi Isa alaihissalam dan umat Islam berdoa kepada Allah agar Ya’juj dan Ma’juj dimusnahkan.
Di luar sepengetahuan umat Islam, Allah subhanahu wata’ala menurunkan ulat-ulat yang tiba-tiba hinggap di setiap tubuh Ya’juj dan Ma’juj. Dan mereka pun mati.
Setelah sekian lama berlindung, Nabi Isa memerintahkan seseorang untuk turun gunung dan melihat keadaan di bawah. Meskipun orang yang ditugaskan ini akan berhadapan dengan risiko besar: terbunuh.
Setelah turun, ia melihat bangkai-bangkai Ya’juj dan Ma’juj yang berserakan di seluruh tanah yang ia lihat.
Kemudian, Nabi Isa dan umat Islam turun bersama-sama. Mereka menyaksikan bahwa tidak ada satu jengkal pun tanah yang bisa dilewati kecuali terdapat bangkai Ya’juj dan Ma’juj.
Bukan itu saja. Bau busuk bangkai Ya’juj dan Ma’juj begitu ‘menusuk’ hidung-hidung mereka.
Mereka berdoa lagi kepada Allah. Seketika, Allah menurunkan burung-burung yang lehernya seperti leher unta. Burung-burung tersebut mengambil setiap bangkai, hingga bersih.
Tak lama setelah itu, Allah menurunkan hujan yang begitu deras. Air yang terguyur dari hujan itu membersihkan bumi dari sisa-sisa kotoran bangkai Ya’juj dan Ma’juj. Dan bumi pun bisa ditinggali seperti semula. [Mh]