EMOSI awal dari munculnya KDRT. Dalam hal ini emosi marah. Padahal, ada banyak cara agar emosi marah bisa diredam dan dijinakkan.
Islam mengajarkan bahwa marah tidak menyelesaikan masalah. Terlebih lagi marah yang ditunjukkan dengan kekerasan fisik seperti memukul dan lainnya.
Berikut ini tips yang diajarkan Islam agar emosi marah bisa kembali redup. Yaitu:
Satu, Membaca Ta’awuz.
Marah itu datangnya dari setan. Ia seperti bara api yang dipanas-panasi setan sehingga memunculkan reaksi kasar, galak, dan lainnya.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “…Aku mengetahui sebuah kalimat yang jika diucapkan maka akan hilang kemarahan yang dirasakan.” Nabi pun mengucapkan kalimat ta’awuz atau a’uzu billahi minas syaithonir rojiim. Artinya, Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk. (HR. Bukhari dan Muslim)
Dua, Tutup Mulut alias Diam.
Orang yang marah akan mengungkapkan kemarahannya melalui ucapan. Seperti ucapan-ucapan makian, hinaan, atau setidaknya kata-katas kasar dan keras.
Karena itu, Nabi mengajarkan agar jika ada gejala marah, segeralah paksa mulut untuk tidak berucap apa pun.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jika salah seorang dari kalian marah, maka hendaknya ia diam.” (HR. Ahmad)
Tiga, Mengubah Posisi Tubuh menjadi Duduk atau Berbaring.
Biasanya, orang yang marah mengubah posisi tubuhnya dengan berdiri. Meskipun awalnya ia duduk atau tidur.
Nah, Islam mengajarkan agar perubahan dilakukan sebaliknya. Yaitu, dari posisi berdiri menjadi duduk atau berbaring.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jika salah seorang dari kalian marah dalam keadaan berdiri maka hendaknya ia duduk. Kalau kemarahannya belum hilang, maka hendaknya ia berbaring.” (HR. Abu Dawud, Ahmad, Ibnu Hibban)
Empat, Mengambil Air Wudhu.
Marah itu datang dari setan agar terjadi permusuhan dan dosa. Dan setan berasal dari unsur api. Dengan mengambil air wudhu, maka tubuh dan hati akan menjadi sejuk dan setan pun terusir.
Akan lebih baik lagi jika diteruskan dengan shalat sunnah dua rakaat. Selepas shalat disusul dengan ucapan istigfar sebagai muhasabah diri.
Lima, Pisah Sementara.
Jika suami istri saling konflik antara lain dengan marah, maka bisa ditenangkan dengan cara mengisolasi diri selama beberapa waktu. Bisa hitungan jam, bisa juga hari.
Yang jelas, pisah sementara itu bukan dalam rangka ‘ngambek’. Tapi, dalam rangka menenangkan diri agar hati dan pikiran bisa kembali melihat secara jernih.
Yang jelas, betapa zalimnya kita jika tega menyakiti orang-orang yang seharusnya kita cintai dan sayangi. [Mh]