PENTINGNYA asupan rohani dalam menjaga kesehatan mental anak-anak gen-z yang menjadi isu hangat dalam masyarakat saat ini.
Di era digital yang semakin maju, anak-anak dari Gen Z tumbuh dalam lingkungan yang sangat berbeda dari generasi sebelumnya. Mereka terus-menerus terhubung dengan teknologi, media sosial, dan informasi yang terus menerus mengalir tanpa henti.
Baca juga: Menyikapi Karakter Gen Z
Syifa Nurfadhilah dan Muhammad Azhari Nasution Ucap Asupan Rohani Penting untuk Kesehatan Mental Anak Gen Z
Asupan rohani membantu anak-anak gen-z dalam membentuk identitas dan nilai diri mereka. Memiliki pemahaman yang jelas tentang keyakinan dan nilai-nilai mereka dapat memberikan anak-anak rasa arah dan tujuan hidup, yang sangat penting dalam menghadapi tantangan sehari-hari.
“Depresi, gak mood itu sesuatu yang wajar, semua orang mengalaminya. Tetapi ada tips dari Nabi, Nabi kalau galau, yang dilakukan itu adalah sholat, menyambung koneksi dengan Allah,” ujar Ustaz Muhammad Azhari Nasution dalam wawancara pada Kamis (1/8/2024), di Ciputat.
“Sering kali Nabi mengatakan kepada Bilal ‘kumandangkan iqomah dan relaksasikan ibadah kami dengan sholat,’ jadi cara nabi healing adalah mengkoneksikan hatinya dengan Allah Subhanahu Wa Ta’ala,” lanjutnya.
Keyakinan rohani sering kali mengajarkan pentingnya resiliensi dan harapan. Dalam menghadapi kesulitan, ajaran-ajaran ini dapat memberikan kekuatan anak-anak untuk tetap tegar dan menatap masa depan dengan optimisme.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Asupan rohani memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan mental anak-anak Gen Z. Di tengah tekanan dan tantangan yang mereka hadapi di era digital, praktik rohani dapat memberikan ketenangan, membentuk identitas, meningkatkan koneksi sosial, dan mengajarkan resiliensi.
Orang tua dan pendidik memiliki peran penting dalam mendukung anak-anak untuk mengintegrasikan aspek rohani dalam kehidupan mereka, sehingga mereka dapat tumbuh menjadi individu yang seimbang dan bahagia.
“Paling tidak itu cara healing ya, jadi healing itu tidak selalu staycation atau menghabiskan uang, tetapi lebih kepada mendekatkan diri Allah, InsyaAllah itu menjadi cara terbaik,” ucap Ustadzah Syifa Nurfadhilah sebagai penutup. [Din]