BERSEDEKAH sambil membuat konten media sosial sekarang ini banyak dilakukan di berbagai kalangan karena terjadinya pergeseran budaya dan kebiasaan masyarakat.
Banyak youtuber, selebram hingga public figure bersedekah dengan cara dipelihatkan melalui konten. Dikutip dari berbagai sumber, bersedekah pada malam hari, siang hari, sembunyi-sembunyi dan terang-terangan semua boleh dilakukan.
Malah disaat seseorang memilih tidak jadi bersedekah karena takut dianggap riya, justru pada saat itu orang tersebut sedang riya. Sedangkan riya artinya adalah perilaku memperlihatkan perbuatan baik kepada orang lain agar perbuatan baik kita diketahui oleh orang lain.
Perbuatan riya merupakan perbuatan yang dibenci Allah karena perbuatan yang dilakukan tidak didasarkan dengan niat semata-mata hanya untuk Allah. Riya adalah bentuk syirik kecil yang dapat merusak ibadah dan mengurangi pahala. Kebaikan yang didasarkan dengan riya tidak bernilai di hadapan Allah.
Baca juga: Nikmatnya Bersedekah ala Bidadari Azzam
Simak, Hukum Bersedekah dijadikan Konten Video
Apabila bersedekah lalu kita mengunggah hasil video sedekah dengan tujuan untuk memperlihatkan kalau kita rajin bersedekah dan berharap orang lain memuji perilaku kita maka itu termasuk pebuatan riya.
Seseorang jika menyalahkan sedekah atau kebaikannya yang dikontenin dapat dianggap keliru juga. Tidak harus dan tidak boleh kita menyalahkan orang yang mengonten dengan kebaikannya.
Karena Allah juga memperbolehkan daripada sedekah terang-terangan. Ketika kita melakukan kebaikan dengan adanya konten dan akhirnya tidak mau bersedekah lagi jika tidak dibuatkan konten, itulah hal yang keliru hingga hal yang disalahkan.
Dapat dipahami bahwa bersedekah ada 2 cara yaitu yang pertama secara tersembunyi dan terang-terangan.
Secara tersembunyi yaitu dilakukan secara diam-diam agar tidak ada orang yang tahu selain dirinya dan si penerima sedekah. Sedangkan secara terang terangan yaitu dilakukan secara public, sehingga tidak hanya pemberi dan penerima sedekah yang tahu, orang lain pun juga tahu.
Kedua cara itu sama-sama mulia di hadapan Allah jika dilakukan dengan ikhlas tanpa ada unsur haus pujian (riya). [Din]