PENULIS yang berdomisili di Malaysia, Bidadari Azzam, berbagi pengalaman tentang nikmatnya bersedekah. Ia menulis pengalamannya ini pada malam 24 Muharram 1440 H.
Pengalaman sederhana ketika aku hanya memiliki secuil sisa uang jajan semasa sekolah, kemudian uang tersebut sebagian tetap menjadi ‘jatah’ untuk orang lain yang membutuhkan ataupun nasibnya di kotak amal masjid.
Ternyata, beberapa hari setelah itu, selalu ada saja balasan dari Allah Subhanahu wa taala berupa ragam peristiwa ‘rezeki menyenangkan’ yang hadir buatku dan keluarga.
Mamanda berpesan, “Buanglah… dan lupakan! Buang sebagai tabungan ‘rahasiamu’, bekalan kelak di alam sana, insyaAllah laba hari-hari rezeki dari-Nya akan bertambah makin deras…”
Yang beliau maksudkan ‘buanglah’ merupakan “Jangan sekali-kali mementingkan perhitungan laba nominal uang, …”
Tatkala dulu masa sekolah, anak-anaknya mulai tertarik berjualan souvenir remaja dan keperluan sekolah, walhamdulillah kami memiliki uang jajan lebih dari bisnis kecil-kecilan tersebut.
Aku dan kakakku mesti cukup merasa gembira dengan separuh tabungan yang bisa dipakai untuk jajan lebih banyak snacks di sekolah.
Terkadang, kami bahkan bisa membeli buku untuk koleksi sendiri dan tabungan cukup untuk membayar perjalanan study-tour.
“Pengalaman adalah rezeki yang jauh lebih besar daripada uang,…Pelajaran berharga…” ucap Mamanda.
Sampai saat aku dan kakak menuju usia kepala empat, kami memegang amanah orang tua bahwa,
“Perhitungan untuk keperluan pribadi jika disebut X, maka sedekah yang dilakukan minimal 2X….itu namanya anak sholeh/sholehah…”,
InsyaAllah faktanya memang kebahagiaan dan keberkahan hidup amat terasa dengan kebiasaan seperti ajaran orang tua kami. Walhamdulillah…
Baca Juga: Jauhkan Diri dari Neraka dengan Bersedekah
Nikmatnya Bersedekah ala Bidadari Azzam
Tidak ada rasa ‘tertekan’ mesti punya pabrik 20 cabang, atau mesti punya laba setinggi nganu, maupun mesti ada awards ini – itu dalam urusan ‘bisnis’ kami.
Sebab ada standar pencapaian cita lain yang lebih penting, termasuk mendapatkan rezeki keluangan masa dalam menghafalkan ayat kalamullah,
luasnya waktu dalam mendidik anak-anak, serta kenikmatan menyalurkan keahlian lainnya seperti menuliskan catatan harian dan mencoba resep masakan. MasyaaAllah laa quwwata illa billah!
Sahabatku, sungguh diri ini mungkin hanya berbagi pengalaman seujung debu, namun kuharapkan kita dapat meraih hikmah-Nya, banyak dari kita masih membandingkan jalan hidup dengan kondisi hidup orang lain.
Di situlah celah setan menggoda untuk membuat hati kita lalai dalam bersyukur.
Sungguh faktanya, duhai saudaraku, bahwa apabila kita tersandung banyak problema hidup,
‘buanglah beban pikiran’ dengan berbuat baik ataupun tambah amalan dzikrulloh serta bersedekahlah!
MasyaaAllah, pasti tak pernah rugi, duhai hamba-hamba-Nya yang cinta ilmu.
Jangan membandingkan nominal harta orang lain untuk urusan duniawi, lakukan peningkatan sedekah rutinmu di setiap ‘keinginan meraih ilmu nan barokah hadir’, tentu kamu rasakan sendiri~
menerima balasan yang amat baik pula dan berlipat-lipat ganda.
Alur takdir tersebut diberikan oleh Allah Subhanahu wa taala melalui perantara manusia lainnya yang berbuat baik kepada kita.
Biidznillah, derasnya keberkahan hidup dilimpahkan Allah Subhanahu wa taala bagi para pecinta sedekah.
Insya Allah apa-apa yang sudah menjadi wasiat nabi kita, Rasulullah Sholallahu alayhi wassalam adalah amat tepat dipraktikkan di sepanjang hayat.
Makin ‘mudah bersedekah’, maka makin berlipat ganda segala nikmat anugerah kebaikan nan dilimpahkan-Nya.
Makin luas pula kesabaran dan rasa syukur kita dalam menerima segala kisah qodho dan qadarulloh, serta makin cinta dan ridho Allah Subhanahu wa taala sehingga dimudahkan-Nya di setiap meniti solusi.
Sedekah adalah tanda taat dan ketaqwaan, tanda syukur senantiasa kepada Allah Subhanahu wa taala dan apresiasi kepada sesama manusia.
Dalam sebuah hadis, Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
“Setiap sendi manusia perlu bersedekah, setiap hari matahari terbit ada orang mengadili dua orang adalah sedekah.
Membantu orang dengan mengangkat barang ke atas binatang tunggangan adalah sedekah. Satu kalimat yang baik adalah sedekah.
Setiap langkah untuk mengerjakan shalat adalah sedekah dan membuang sesuatu yang berbahaya di jalanan adalah sedekah.” (hadis riwayat al-Bukhari)
Mari kita jauhi sifat tamak dan kikir dalam kalangan umat Islam dengan memperbanyak sedekah.
Selain itu, Islam juga menggalakkan umatnya saling mendoakan, saling menolong sebagaimana sakitnya satu bagian tubuh, seluruh tubuh pun ikut merasakan dampaknya. Allahul musta’an.[ind]