INILAH lima langkah sehatkan mental. Insya Allah, dengan sehatnya mental, tubuh pun akan segar bugar.
Lima langkah berikut ini, insya Allah, bisa menyehatkan mental kita. Yaitu:
Satu, Perbanyak Zikir dan Istigfar.
Zikir dan istigfar merupakan cara untuk mensucikan jiwa. Cara ini bisa membersihkan jiwa dari kesombongan, kemusyrikan, dan lainnya.
Khususkan waktu setiap hari untuk hal ini. Nabi mengajarkan untuk melakukannya di waktu pagi dan petang. Jadi, dua kali sehari.
Pahami kalimat zikir dan istigfarnya. Ini dimaksudkan agar lisan dan hati kita bisa menyatu. Jangan berzikir dan istigfar terburu-buru atau karena ingin mengejar ‘setoran’.
Dua, Latih Diri untuk Selalu Berpikir Positif.
Berpikir positif adalah menghilangkan segala prasangka buruk. Baik prasangka kepada manusia, terlebih lagi kepada Allah subhanahu wata’ala.
Buat seribu satu alasan positif jika menemukan orang lain berbuat salah kepada kita. Contohnya, mungkin karena lupa, khilaf, terburu-buru, sedang kurang sehat, dan lainnya.
Hal ini agar tidak ada vonis subjektif diri sendiri terhadap kesalahan tersebut. Kalau ada permintaan maaf, sambut dengan baik. Dan jika tidak, abaikan dan lupakan.
Begitu pun terhadap Allah subhanahu wata’ala. Jika mengalami hal yang di luar harapan kita, Rasulullah mengajarkan untuk mengucapkan ‘qadarullah’. Artinya, sudah Allah takdirkan.
Dan jangan berandai-andai. Misalnya, kalau dulu saya kuliah, mungkin pekerjaan saya tidak seburuk ini. Kalau saya tidak menikah muda, mungkin rumah tangga saya tidak menjadi berantakan seperti saat ini. Dan lainnya.
Jagalah baik sangka kita kepada takdir Allah. Iringi dengan ikhtiar dan doa. Karena boleh jadi, yang kita suka, buruk di sisi Allah. Begitu pun sebaliknya.
Tiga, Paksakan Diri untuk Hidup Bersih.
Sebenarnya, ajaran Islam sudah melatih kita untuk hidup bersih. Misalnya, kegiatan berwudhu sebelum menunaikan shalat.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga menyunnahkan untuk mandi setiap sebelum Subuh. Selain buat kebersihan, mandi sebelum Subuh juga menstimulasi sel darah putih, sehingga tubuh menjadi sehat.
Latih agar tidak ada sampah atau kotoran di sekitar kita. Mulai dari ruangan pribadi seperti kamar, tempat belajar, kamar mandi, busana, dan halaman rumah.
Empat, Jauhkan Gibah dan Gosip.
Jangan biarkan diri kita terbiasa dengan gibah dan gosip. Cari topik pembicaraan yang baik, seperti tentang perbaikan diri sendiri, tentang dakwah, ilmu, dan lainnya.
Jika kita pada pihak yang ‘terjebak’ dalam forum gosip dan gibah, usahakan untuk keluar dari forum. Jika tidak bisa, paksakan diri untuk diam.
Empat, Lazimkan Ucapan ‘Alhamdulillah’, ‘Astagfirullah’, dan ‘Masya Allah’.
Latih struktur mentalitas kita dengan ucapan yang baik. Seperti, alhamdulillah, astagfirullah, dan masya Allah. Hal ini agar respon positif atau negatif dalam obrolan tetap dalam nuansa zikrullah.
Alhamdulillah melatih kecepatan rasa syukur kita terhadap nikmat apa pun yang Allah berikan, meskipun terasa kecil. Astagfirullah melatih sensitivitas jiwa kita terhadap ‘percikan’ dosa atau khilaf meskipun dianggap ringan.
Begitu pun dengan masya Allah. Hal ini sebagai ungkapan untuk mengembalikan kekaguman kita kepada keagungan Allah subhanahu wata’ala.
Lima, Introspeksi Diri.
Introspeksi atau muhasabah merupakan cara diri untuk mengevaluasi apa yang sudah lewat. Mulai dari pembicaraan, perbuatan, sikap, dan lainnya.
Jika ditemukan hal baik, ucapkan alhamdulillah. Dan jika ditemukan yang buruk ucapkan astagfirullah. Lakukan kebiasaan ini di saat menjelang tidur atau selepas shalat Isya. [Mh]