KUOTA haji di Indonesia memang sangat terbatas, meskipun jatahnya paling besar di seluruh dunia. Tidak heran jika ada kisah calon haji yang rela cari-cari kuota haji di Filipina.
Pada tahun 2016, ada kisah menarik tentang pencarian kuota haji Indonesia dari Filipina. Hal ini karena Filipina tergolong banyak menyisakan jatah kuota haji mereka.
Ada permintaan di dalam negeri dan ada penawaran dari luar sana, maka transaksi pun mulai berjalan.
Kisah ini merupakan hal nyata yang diceritakan pelaku sendiri ke ChanelMuslim. Kejadian itu berlangsung di tahun 2016. Sebut saja pelaku bernama Abu.
Abu ingin sekali berangkat haji. Ia dan istrinya sudah mendatangi kantor urusan haji di sebuah daerah. Tapi, antriannya sudah mencapai dua puluhan. Artinya, kalau daftar sekarang, dua puluhan tahun mendatang baru bisa berangkat.
Ketika itu, ada seseorang yang menawarkan “jalur cepat”. Sekarang daftar, tahun ini pula insya Allah akan berangkat.
Namun, menurut oknum itu, pengorbanannya lumayan berat. Selain tentang biaya, juga upaya mengurus administrasinya yang lumayan merepotkan.
Merepotkan karena calon haji harus mengurus dokumen ke negeri tetangga, yaitu Filipina. Di sina, banyak kuota haji yang tidak terpakai. Entah kenapa.
Mungkin karena umat Islam di Filipina tinggal di daerah pedalaman yang sulit mendapatkan akomodasi memadai. Mungkin juga karena tingkat ekonomi umat Islam di sana tergolong rendah.
Walhasil, begitu banyak kuota sisa yang “hangus” begitu saja. Nah, apa salahnya kalau dimanfaatkan untuk calon haji dari Indonesia. Begitu kira-kira logikanya.
Mengurus Dokumen ke Filipina
Selain tentang biaya yang bisa lima kali lipat dari biaya normal, mengurus dokumennya juga merepotkan. Hal ini karena calon haji harus mengurus langsung dokumennya ke Filipina.
Dokumen yang harus diurus antara lain paspor, kartu identitas warga, pengambilan foto, dan lain-lain. Di sana, sudah ada oknum yang akan memandu pengurusan.
Karena Pak Abu berangkat bersama istri, maka keduanya pun terpaksa “jalan-jalan” ke sana untuk mengurus dokumen.
Berangkat dari Filipina
Ternyata, bukan hanya soal biaya dan pengurusan dokumen saja yang berat. Prosedur keberangkatan pun juga berat.
Hal ini karena calon haji, meskipun ia asli Indonesia, tapi berangkatnya harus ikut rombongan dari jamaah haji Filipina.
Itu artinya, ia tidak bisa langsung terbang dari bandara di tanah air ke Arab Saudi. Tapi, mampir dulu ke Filipina.
Rutenya juga merepotkan, dari daerah asal ke Jakarta, dari Jakarta ke Kuala Lumpur, dan dari situ ke Filipina. Nah, baru kemudian bisa berangkat ke Arab Saudi.
Belakangan, modus kuota haji Filipina ini akhirnya berhasil diungkap Mabes Polri. Sekitar 177 orang diamankan. Ada sekitar 9 orang yang menjadi tersangka.
Mereka yang menjadi tersangka adalah oknum warga Filipina, biro perjalanan, dan lainnya.
Lalu, bagaimana dengan nasib Pak Abu dan istrinya? Apakah keduanya bisa sampai ke tanah suci? Alhamdulillah, keduanya bisa sampai ke tanah suci. Tapi nggak mau ngulang lagi untuk kedua kalinya. [Mh]