ChanelMuslim.com- Selama puasa, umat Muslim tidak hanya menahan rasa lapar saja. Ia juga harus menjaga lisan dan pandangan. Namun, apakah berbohong saat puasa bisa membatalkan puasa?
Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Dr H Syamsul Hidayat pun menjawab persoalan ini.
Berbohong atau berdusta di bulan Ramadan tidak akan membatalkan puasa. Karena demikian, berbohong saat bulan Ramadan seperti saat ini dapat mengurangi pahala puasa.
Baca Juga: Dalil Merokok Membatalkan Puasa
“Berbohong tidak membatalkan tapi akan mengurangi (pahala), bahkan menggerus nilai puasa hingga nol. Puasanya tetap sah tapi tak bernilai,” kata Syamsul.
Lebih lanjut kata Syamsul, perkara yang membatalkan puasa ialah makan, minum dan sejumlah perbuatan lain yang bisa membatalkan ibadah ini.
Hukum berbohong ketika puasa
Hal itu sesuai dengan hadis dari Rasulullah SAW berikut: “Orang yang tidak menjauhi perkataan dusta dan mengamalkan dustanya, maka tak ada hajat bagi Allah untuk menilai puasanya meski ia bersusah payah seharian menjauhi makanan dan minuman.” (HR. Bukhari).
Selain itu, puasa juga akan menjadi sia-sia apabila berbohong atau berdusta di bulan penuh berkah seperti sat ini.
Sekalipun berbohong tak membatalkan puasa, berkata bohong bisa menjadi penyebab amal ibadah puasa tak diterima Allah.
Hal ini tertuang dalam Hadis Riwayat Bukhari berikut.
“Siapa yang tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan zur, maka Allah tidak berkepentingan sedikitpun terhadap puasanya.”
Kata zur dalam hadis diatas maksudnya adalah dusta atau perbuatan dan perkataan bohong.
Ibnu Hajar dalam Fathul Bari mengutip Imam Ibnu Munir, Imam Ibnu Arabi dan Imam Baidhawi mengatakan makna hadis tersebut adalah Allah tidak menerima puasanya orang-orang yang melakukan perkataan dan perbuatan zur.
Oleh sebab itu, berbohong atau berdusta adalah perbuatan yang tidak disukai oleh Allah SWT.
Dan Allah tidak memberikan pahala atas puasa yang dijalani oleh orang yang berbohong.
Karena berbohong atau berdusta adalah perbuatan merupakan perbuatan tercela.
Dari ‘Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu anhu, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Hendaklah kalian selalu berlaku jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan mengantarkan seseorang ke Surga.
Dan apabila seorang selalu berlaku jujur dan tetap memilih jujur, maka akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur.
Dan jika seseorang senantiasa berdusta dan memilih kedustaan maka akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta (pembohong).” (HR. Ahmad).
Selain itu, larangan berbohong saat berpuasa telah disebutkan dalam hadits berikut ini,
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta malah mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.” (HR. Bukhari no. 1903).
Sebagai seorang muslim kita dianjurkan untuk menjauh dari perilaku berbohong.
Sebab dalam sebuah hadits berbohong menjadi tanda kemunafikan.
3 tanda orang munafik
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah SAW bersabda.
“Ada tiga tanda munafik: jika berkata, ia dusta; jika berjanji, ia mengingkari; dan jika diberi amanat, ia khianat.” (HR Bukhari).
Sahabat Muslim demikian hukum orang berbohong saat sedang berpuasa.
Marilah jadikan bulan Ramadan sebagai ajang untuk memperbaiki diri menjadi lebih baik.
Sumber Kompas.com, Jumat (8/5/2020)