ChanelMuslim.com- Di era yang serba digital ini, cukup banyak ditemui kasus stres dan depresi yang disebabkan oleh media sosial. Psikolog & CEO Analisa Personality Development Center, Analisa Widyaningrum mengatakan bahwa stress terjadi ditimbulkan oleh adanya perubahan-perubahan hidup.
“Stress ini terjadi karena kita merasakan sebuah peberubah atau transisi dalam hidup, misalnya transisi dari SMA ke kuliah, kuliah ke kerja, banyak ditemukan hal-hal baru dan akhirnya ada masa merasa sulit untuk memenuhi ekspetasi,” ujar Analisa Widyaningrum dalam event pekuncuran Novo Club PT Paragon Technology and Innovation (Paragon) pada Sabtu, (05/01/2022).
Baca Juga : Berdayakan Masyarakat, Paragon Adakan Open Collaboration di 42 Area di Indonesia
Analisa menjelaskan bahwa secara umum stress itu merupakan presepsi psikologis seseorang terhadap perubahan yang membuat seseorang itu didalam tekanan. Dengan kata lain, stres merupakan cara tubuh seseorang menanggapi jenis tuntutan, ancaman, atau tekanan apa pun.
“Ketika seseorang merasakan stres yang bekerja itu otak bagain depan jadi kalau stress pasti syok, dan ternyata diotak bagian lain ada insthing yang membuat enggak pengen stres. Jadi ketika stres seseorang itu berusaha mengatakan bahwa dirinya tidak stres lalu menyalahkan situasi diluar kendalinya. Banyak terjadi ketika lagi stres tapi tidak sadar kalau lagi stress,” sambungnya.
Psikolog yang pernah menjadi lulusan terbaik Universitas Gadjah Mada (UGM) itu memberikan solusi bagaimana menghadapi stres yang banyak dialami para kaum millenial.
“Lalu bagaimana cara menghadapinya? kenali emosi terlebih dahulu, sadari apa yang terjadi, sumber stresnya apa, ceritakan kepada orang yang kita percaya. Akhirnya ketika kita aware kita diminta untuk menerima,” jelasnya.
Analisa juga menegaskan bahwa stres menjadi stimulus yang netral, dalam menjalani hidup nantinya akan banyak menamukan perubahan dan tantangan-tantangan baru. Namun jadikanlah perubahan dan tantangan itu menjadi suatu dorongan dan motivasi untuk kembali bangkit.
“Jadi nanti kedepannya akan banyak perubahan dan tantangan dalam hidup kalian, tapi percayalah kita itu diminta untuk terus melewati zona takut. Zona takut itu pada saat menerima sesuatu yang kita tidak bisa terima. Dalam zona ketakutan, belajar zona berikutnya learning zone. Learning zone ini yang membuat kita untuk jadi lebih cepat mengambil keputusan,” ujarnya.
Baca Juga : Tumbuhkan Innovation Culture, Paragon Luncurkan Novo Club bagi Generasi Muda
Diakhir sesi Analisa mengatakan bahwa menurut World Ekonomic Forum 2030, skill yang paling tingggi adalah pada saat pengambilan keputusan.
“Jadi kalau sekarang lagi stres, anggap saja teman-teman lagi menghadapi situasi dimana teman-teman sedang melatih daya tahan terhadap masalah,” pungkasnya.
Novo Club merupakan bagian dari program CSR Pendidikan yang diinisiasi oleh Paragon. Sebagai perusahaan yang sangat mengedepankan inovasi untuk bisa memberikan kebermanfaatan bagi sesama.
Paragon terus berupaya memberikan kualitas terbaik bagi masyarakat, salah satunya lewat program CSR yang konsisten dilaksanakan dan dikembangkan. [wmh]