ChanelMuslim.com – Dalam event JFT 2020 ini, Neera Alatas menggunakan Tenun Sutra Mandar bekerjasama dengan Dekranasda Sulawesi Barat dengan mengusung tema ”MALOLO”.
Malolo diambil dari bahasa mandar yang menggambarkan tentang karakter wanita mandar yang anggun, cantik, baik, santun dan sopan.
“Tema Malolo ini dituangkan dalam busana formal atau gaun pesta bersiluet A line , siluet X dan ada juga yang menggunakan outwear ini dibuat dengan style Feminin Romantic dengan look cantik dan anggun,” ungkap desainer Neera Alatas terkait koleksi terbarunya.
Untuk tenun Mandar itu sendiri, sebut Neera merupakan salah satu kearifan lokal dari tanah mandar Sulawesi Barat.
“Motif seluruh tenunan mandar yaitu, kotak-kotak yang dihasilkan dengan jalan menarik persilangan garis vertikal dan horizontal,” lanjutnya.
Anggota dari Indonesia Fashion Designer ini mengatakan koleksi Malolo ini sarat dengan makna atau berfilosofi pada bagaimana kuatnya persatuan di antara masyarakat atau hubungan antara pemimpin dan masyarakatnya, bisa juga berfisolosofi pada 4 unsur kehidupan atau 4 penjuru bumi yang di tanah mandar biasa disebut APPEQ SULAPA, tanah, air, udara, dan api atau barat, timur, utara, dan selatan.
“Dahulu kala, hasil tenun sutra ini hanya dibuat sarung. Seiring perkembangannya, tenun sutra tidak hanya dibuat sarung, tapi juga dibuat kemeja, blezer, jas, syal, dan lain-Iain. Bagi wanita mandar khususnya penenun sutra adalah bentuk kesetiaan atau kesetaraan dalam hal ekonomi di masyarakat dikenal sebagai konsep Siwali Parriq (kesetaraan gender),”terangnya.
Terkait bahan, di koleksi Malolo ini Neera menggunakan bahan tenun sutra Mandar Rose Crepe, organza dan tulle.
“Detail yang digunakan untuk membuat gaun ini dengan resleting besi sebagai aksesoris dan fungsional, payet-payet Kristal, Swarovsky, mutiara dan lain-lain,” sebutnya detail.
Neera mengungkapkan juga menggunakan Tenun Mandar adalah salah satu kontribusinya untuk mendukung perkembangan juga melestarikan tenun sebagai salah satu kekayaan juga bagian dari bahan tradisional Indonesia.
“Saya berharap tenun mandar ini bisa menjadi koleksi yang mempunyai daya pakai dan daya jual yang tinggi, dan tidak Iagi identik dengan citra monoton, konservatif, juga tua. Saya juga mengharapkan koleksi ini dapat menumbuhkan rasa memiliki, bangga menjadi bangsa Indonesia, dan memperkuat rasa nasionalisme bagi generasi milenial,” tutup Neera. [jwt/red]