Chanelmuslim.com – Fashion tent Jakarta Fashion Week (JFW)
2018 menghadirkan tiga desainer, Hannie Hananto, Lina Sukijo dan Anggia Mawardi, yang mengangkat tema Embroidery Sky. Ketiga desainer tersebut menggunakan sentuhan Embroidery dengan nuansa biru langit, mulai dari biru langit cerah hingga biru gelap yang disuguhkan dalam 3 gaya berbeda di panggung fashion tent JFW 2018, Senayan City Jakarta (26/10/2017).
Hannie Hananto mengangkat tema ‘Aviation Blue’ dalam koleksi terbarunya yang bergaya Casual Modern. Aplikasi pernak-pernik penghias langit yang biru. Terinspirasi dari seragam baju pramugari Pan Am (Penerbangan AMerika tahun 1960an) dan keindahan balon-balon udara Cappadocia yang berwarna merah, kuning dan biru cerah.
“Warna yang dipakai untuk koleksi busana ini, diadaptasi oleh warna-warna pada balon udara Cappadocia namun tetap ada sentuhan hitam putih khas Hannie Hananto,” ujar Hannie.
Siluet cutting simpel H dan A line dihiasi border berbentuk balon udara maupun siluet pramugari pesawat udara dan pesawatnya. Material yang digunakan adalah rajut lokal dan katun.
Lina Sukijo dalam gaya Hijab Syari yang romantik feminine. Busana penuh ruffle dan flare menghias koleksi dengan material sifon dan sentuhan bordir dan beads di setiap sudut detailnya. Hal ini terinspirasi dari awan yang berarak lembut di angkasa. Desainer asal Batam ini, menambahkan detail seperti bordir, bunga, manik hingga hiasan berupa burung dengan dua pilihan warna.
"Selain kesan modern saya ingin memperlihatkan sisi naturalnya dengan menambahkan bulu burung pada detailnya. Jadi terkesan nature dan sepadan dengan warna langit," tutur Lina.
Anngia Mawardi menggunakan gaya rancangan Romantik dan elegan bertabur sentuhan ‘Bordir Bunga’ di seluruh rancangannya dalam nuansa warna biru langit cerah. Penggunaan material tenun, organza dan sifon di setiap rancangannya untuk 16 seri tema baju pesta untuk koleksinya kali ini.
“Pekerja jahit bordir di Indonesia itu banyak dan kreatif yang hampir sebagian besar berasal dari daerah Jawa Barat dan di Sumatra Barat merupakan aset Indonesia yang berharga untuk mendukung kemajuan industri busana muslim Indonesia” ucap Anggia.
Embroidery atau kerajinan bordir harus digerakan lagi dan Bordir semestinya kita jadikan hal yang trend lagi karena industri ini bisa punah. Kemudian pengrajinnya bisa berpindah haluan pekerjaan. Tentu apabila mereka tidak mendapat pendapatan dari usaha ini untuk itu sepatutnya ketiga desainer ini memperhatikan dan iberharap kebangkitan kembali kerajinan bordir. (Wnd)