ChanelMuslim.com – Kompartemen BPRS (Bank Pembiayaan Rakyat Syariah) ASBISINDO menggelar Musyawarah Nasional (Munas) secara offline dan online dengan diikuti sekitar 140 an peserta yang tersebar di seluruh Provinsi, Kabupaten dan Kotamadya di Indonesia.
Munas ke-1 yang dipusatkan di Menara HIK, Kota Tangerang (5/04/2021) menyongsong tema kebangkitan BPRS dengan kekuatan Ukhuwah untuk membangun perekonomian umat.
Baca Juga: Tingkatkan Bisnis UMKM, Bank Syariah Artha Madani Gandeng Jamkrida
Kompartemen BPRS Undang OJK dan Tokoh Ekonomi Syariah
Munas ini menghadirkan beberapa narasumber, yakni Deputi Direktur Pengembangan Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Gunawan Setyo Utomo dan tokoh ekonomi syariah Prof. K.H. Didin Hafiduddin.
Ketua Kompartemen BPRS Cahyo Kartiko bersama pengurus masa bakti 2018-2021 menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada anggota dan selanjutnya dilakukan pemilihan kepengurusan baru periode 2021-2024.
Dalam sambutannya, Cahyo Kartiko menjelaskan bahwa masa kepengurusan 2018-2021 telah menjalankan 6 bidang program utama dalam membantu dan memajukan BPRS di Indonesia.
Pertama dalam bidang hukum dan advokasi. Kedua yakni riset, kajian dan publikasi. Ketiga, organisasi dan pembinaan anggota. Keempat yaitu sertifikasi, literasi dan edukasi.
Kelima pengembangan bisnis dan IT dan ke enam yakni kolaborasi dan hubungan kelembagaan.
“Enam program utama ini telah menjadi bagian dari pondasi BPRS untuk bisa bersaing dan mengikuti perkembangan teknologi. BPRS bisa tumbuh lebih baik dalam perkembangan dunia perbankan di Indonesia,” ucapnya.
Baca Juga: Merger, Bank Hasil Penggabungan akan Jadi Bank Syariah Nasional Terbesar
Tren Pertumbuhan BPRS Positif
Tren pertumbuhan BPRS hingga akhir tahun 2020 mengalami hal positif baik di sisi aset, pembiayaan maupun penghimpunan dana masyarakat.
Pertumbuhan ini tidak begitu terpengaruh selama pandemi Covid-19 yang mulai terjadi pada triwulan pertengahan semester pertama pada tahun 2020.
“Hingga saat ini, pertumbuhan aset BPRS mencapai 8,67% dengan total aset Rp14,95 T. Sedangkan pembiayaan dan dana pihak ketiga tumbuh 7,42% menjadi Rp10,68 T dan 12,45% menjadi Rp9,81 T,” kata Cahyo.
Pandemi Covid-19 yang melanda dunia memang memberikan dampak pada dunia perbankan. Tidak terkecuali BPRS, dan Alhamdulillah ada kebijakan dari pemerintah dan aturan baru dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang memberikan stimulus kepada dunia perbankan.
“Kami berterima kasih kepada pemerintah dan OJK atas kebijakan-kebijakan yang telah diambil dalam mengatasi dampak pandemi covid-19 terhadap industri perbankan, khususnya BPRS.
Baca Juga: Eratkan Jama’ah, BMH Jatim Launching BMT Syariah Hidayatullah
Kebijakan relaksasi pembiayaan memberikan kesempatan kepada nasabah BPRS untuk menata cashflow usaha yang mengalami goncangan akibat penurunan omset usaha. Banyak nasabah kami bisa terbantu dari kebijakan tersebut,” ungkap Cahyo.
Selain itu pula, Kompartemen BPRS terus aktif untuk menunjang stabilitas SDM di industri, baik level Komisaris, Direksi, Manager hingga staf. Berbagai pelatihan dibuat untuk berbagai program secara daring maupun offline.
“Kegiatan sertifikasi terus dilakukan ditambah dengan training-training dalam pengembangan SDM. Sumber daya insani BPRS harus mempunyai intelektual yang modern, maju dan tangguh,” tandasnya.[ind]