UMAT Islam di Kota New York tiba-tiba menarik perhatian dunia. Mereka berkumpul di pusat keramaian di trotoar Times Square New York untuk mengadakan shalat Isya dan Tarawih berjamaah.
Umat Islam di Kota New York mengawali Ramadan dengan membuat perhatian dunia. Di hari pertama Ramadan waktu setempat, Sabtu (2/4), mereka berkumpul di sebuah trotoar yang dikelilingi keramaian suasana Times Square.
Diawali dengan buka puasa bersama, seorang pemuda kulit hitam bernama Hasan kemudian melantunkan bacaan Al-Qur’an. Suaranya begitu merdu dan mutu bacaannya luar biasa.
Di antara pengunjung yang melalui lokasi itu berhenti sebentar untuk mengambil foto melalui ponsel mereka. Sebuah pemandangan yang lain dari yang lain.
Acara dilanjutkan dengan shalat Isya berjamaah. Sekitar 20 shaf atau barisan shalat tampak memenuhi trotoar selebar 15 meter. Lima belas shaf terdiri dari jamaah pria dan sisanya wanita.
Ketika shalat dimulai, imam membacakan Surah Maryam dengan begitu indahnya. Jamaah begitu rapat dalam setiap shafnya. Sepertinya, tak seorang pun yang mengenakan masker. Hanya jaket tebal yang lebih tampak mendominasi busana mereka.
“Kami berterima kasih kepada warga Yahudi dan Kristen yang telah membiarkan kami melaksanakan shalat di tempat ini,” ucap pembawa acara di sela-sela shalat Tarawih itu.
Inilah kali pertama warga muslim Amerika menyuguhkan pemandangan baru di tempat yang tidak biasa. Di tempat yang penuh glamour dan pesta pora itu, mereka mengumandangkan suara azan, bacaan Al-Qur’an, shalat berjamaah, buka puasa bersama, dan doa.
Panitia acara yang tergabung dalam ZamZam SQ ini menjelaskan. Bahwa, hal tersebut dimaksudkan untuk “meluruskan” wajah Islam di masyarakat New York dan Amerika umumnya.
Selama ini, warga di sekitar lokasi begitu terhipnotis dengan propaganda Islamofobia. Terutama pasca peristiwa 911 beberapa tahun lalu.
Pemandangan ini memberikan secercah harapan baru tentang perkembangan Islam di negeri Paman Sam dan dunia barat umumnya. Sebuah keharmonisan warga multi etnis dan bangsa tampak begitu menghormati umat Islam dan kekhasannya.
Semoga pemandangan ini juga terjadi di belahan negeri lain yang umat Islamnya tergolong minoritas. Mereka sepertinya menyudahi “jebakan” propaganda anti Islam yang memecah belah bangsa. [Mh]