MALAM memang identik dengan tidur. Tapi, sepertinya tidak begitu di malam-malam bulan Ramadan. Justru, di suasana hening seperti itulah langit diramaikan dengan para malaikat, memohonkan ampunan untuk hamba-hamba Allah yang sedang ibadah.
Dari generasi ke generasi, masjid di bulan Ramadan, menjadi lebih ramai di malam hari daripada siangnya. Ada yang tilawah, zikir, berdoa, shalat sunnah, dan lainnya.
Mereka tidak ingin melewatkan berlalunya setiap detik malam Ramadan tanpa ibadah. Benar-benar sebuah momen untuk mendulang pahala dan ridha Allah.
Begitu pun yang berada di rumah masing-masing. Baik pria, wanita, anak-anak, dan orang tua; begitu menyibukkan diri dengan ibadah di malam hari.
Setidaknya, itulah potret generasi para sahabat radhiyallahum ajma’in, dan generasi sesudah mereka. Hingga berakhirnya zaman.
Sebagian mereka ada yang memulai sejak sekitar jam sebelasan malam. Sebagian besar lainnya memulai setelah masuk sepertiga malam.
Hal ini karena apa yang pernah disampaikan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Bahwa, Allah subhanahu wata’ala menanti hamba-hambaNya di sepertiga malam untuk mengabulkan munajat mereka dan mengampuni dosa-dosa mereka.
Nabi juga pernah mengatakan, sungguh celaka dan merugi, orang yang hidup di bulan Ramadan; tapi tidak diampuni oleh Allah subhanahu wata’ala.
Pertanyaannya, bagaimana caranya agar bisa “hidup” di malam bulan Ramadan? Padahal, di siangnya sudah sangat lelah dan berpuasa.
Caranya antara lain, tidak terlalu kenyang saat berbuka puasa. Inilah kunci utamanya. Ketika perut sudah overload atau kepenuhan, yang muncul hanya ngantuk luar biasa.
Selain tidak terlalu kenyang saat berbuka, ada sebagian yang tidur sebentar setelah melaksanakan shalat tarawih. Tidur ini sebagai penyegaran energi untuk waktu-waktu selanjutnya.
Setelah bangun dari tidur sebentar itu, mereka mandi atau berwudhu. Setelah itu, guliran waktu hanya terisi dengan ibadah dan ibadah. Rangkaian acara berakhir dengan sahur dan shalat Subuh berjamaah. Boleh juga diselingi tidur sejenak.
Sulitkah pembiasaan ini? Tampaknya memang sangat sulit. Tapi, buat mereka yang begitu bergairah dengan berlimpahnya pahala di Bulan Ramadan, hal ini menjadi sangat ringan. Bahkan terasa seperti ada sesuatu yang hilang jika tidak melakukannya.
Inilah momen tahunan yang tidak setiap bulan Allah sediakan untuk kita. Malam yang penuh berkah. Ada satu malam di bulan Ramadan yang nilainya lebih baik dari seribu bulan. Buru, dan insya Allah, bisa kita dapatkan. [Mh]