ChanelMuslim.com- Para pemimpin sejatinya adalah pengayom, teladan, dan perubah. Ia mengayomi yang lemah agar tidak dizalimi, mengayomi yang kuat agar tidak melakukan kezaliman. Dan, ia menjadi teladan agar yang dipimpin tidak salah langkah untuk bersamanya melakukan perubahan.
Bohong adalah sifat rendah manusia yang tidak disukai siapa pun: kawan maupun lawan, dalam dunia kebaikan maupun dunia kejahatan. Seorang penipu sekali pun, ia mungkin saja menjadikan bohong sebagai profesinya. Tapi, ia pantang bohong terhadap sesama koleganya.
Siapa pun yang suka bohong, akan menutupi bohongnya dengan seribu satu bohong baru. Hingga, jadilah orang ini terjebak dalam lingkaran setan kebohongan. Bohong dan terus berbohong.
Orang jenis ini akan kehilangan bel bohong. Ia tidak sadar bahwa sekelilingnya melihatnya dengan terang benderang bahwa ia bohong. Inilah celaka yang paling bahaya untuk orang yang suka bohong.
Di zaman yang serba digital saat ini, orang yang suka bohong, terlebih lagi para pemimpin, akan mudah terlihat dan terpantau. Jangankan ucapan atau janjinya yang kemarin, pekan lalu, atau bulan lalu, yang sudah beberapa tahun lalu pun akan mudah terlihat.
Jadi, pemimpin yang suka bohong, menunjukkan bahwa dirinya begitu bodoh. Tak ubahnya seperti tikus hitam yang merasa dirinya tak terlihat di tengah halaman berlantai putih tanpa sekat.
Wahai para pemimpin, siapa pun Anda, silakan Anda bersilat lidah sebagai kemasan bohong Anda. Silakan berakting layaknya artis film hebat dalam dunia peran Anda. Tapi, di dunia yang terang benderang saat ini, dunia yang nyaris tanpa sekat informasi; bohong kalian seperti sebatang pohong kurma di tengah gurun pasir yang luas.
Cukuplah, dan akuilah bahwa kalian tidak mampu. Bahwa, kalian tidak seperti yang kalian janjikan dan tidak sesuai dengan yang kalian citrakan dengan kemasan diri-diri kalian.
Kalian adalah pemimpn, pengayom, teladan, dan perubah. Bukan pinokio dalam dongeng anak-anak. (Mh)