ChanelMuslim.com- Menjelang ulang tahun kemerdekaan yang ke-74, bangsa Indonesia khususnya wilayah Jabodetabek, Jawa Barat, dan Jawa Tengah, mendapat bingkisan kado yang kurang mengenakkan. Yaitu, sebuah peristiwa yang nyaris melumpuhkan negeri ini: aliran listrik mati total.
Akibatnya, seperti yang telah dirasakan masyarakat terdampak termasuk ibukota Jakarta: kereta listrik “mati” mendadak, MRT yang dibanggakan tiba-tiba menjadi menyusahkan sekaligus menakutkan, transaksi online mati suri, jaringan telepon seluler “pingsan”, lampu lalu lintas mati, pintu tol menjadi serba manual, dan lain-lain.
Belum lagi segala hal yang berhubungan dengan hajat hidup masyarakat yang berkaitan dengan listrik, mulai dari perabot rumah, bisnis, sekolah, lembaga sosial, dan lainnya. Semuanya tiba-tiba menjadi lumpuh total.
Jika dikaitkan dengan delik teror, peristiwa Ahad 4-8-12 itu bisa dibilang sebagai aksi teroris yang sangat sukses. Angka 4 menunjukkan tanggal, 8 sebagai bulan, dan 12 menunjukkan jam saat listrik padam total.
Namun, baik PLN maupun Polri telah menegaskan bahwa padamnya listrik itu bukan sebagai aksi sabotase seperti yang pernah terjadi di tahun 2012 lalu. Tapi murni sebagai musibah atau bencana alam biasa.
Yaitu, saluran udara tegangan ekstra tinggi atau SUTET yang berlokasi di desa Malon, Gunungpati, Kabupaten Semarang mengalami empat kali ledakan keras dan diikuti terputusnya aliran listrik. Aliran listrik di wilayah itu merupakan aliran yang sangat strategis: listrik Jawa Bali.
Selidik punya selidik, ternyata penyebab ledakan itu karena ulah sebuah pohon. Sebut saja pohon sengon.
Kesimpulan awal penyelidikan pihak kepolisian bahwa telah terjadinya flash atau lompatan listrik yang disebabkan karena pohon yang ketinggiannya melampaui aturan.
Sebab lain yang juga terdengar santer di kalangan media masih seputar pohon sengon. Yaitu, adanya pohon tumbang yang memutus aliran Sutet.
Masya Allah, siapa sangka kalau bencana yang nyaris melumpuhkan negara karena ibukota menjadi wilayah yang paling terdampak, hanya disebabkan oleh ulah pohon sengon.
Jadi bukan aksi sabotase yang dihalusinasi sebagian besar orang, bukan pula oleh aksi teroris internasional, atau spionase tingkat dunia; tapi karena ulah pohon sengon.
Dari peristiwa ini, sepertinya publik tersadar. Betapa rapuhnya negeri ini. Hanya karena sebab pohon, hal yang berkaitan dengan ekonomi, komunikasi, pelayanan publik, hajat hidup masyarakat, perbankan, bahkan mungkin juga pertahanan dan keamanan bisa lumpuh seperti Ahad 4-8-12 lalu.
Mengomentari itu, masyarakat Betawi dengan ringan berujar, “Yah, cuma gara-gara ‘pohon sengon’. Ya Allah, amit-amit dah!” (mh)