KONFERENSI Tingkat Tinggi G20 siap digelar di Bali. Sejumlah kepala negara termasuk Amerika sudah tiba. Akankah G20 kali ini bisa menjadi momentum perdamaian dunia?
Sejumlah kepala negara yang tergabung dalam G20 sudah tiba di Bali. Meskipun ada tiga kepala negara yang dipastikan tidak hadir. Yaitu, Presiden Rusia, Meksiko, dan Brasil.
Sejumlah agenda dunia akan menjadi pembahasan formal dan informal mereka. Selain ekonomi dan lingkungan, solusi damai di kawasan Eropa pun menjadi agenda.
Tentang solusi damai Ukraina dan Rusia yang menyeret kawasan Eropa sepertinya tidak bisa dinafikan dari keadaan ekonomi dunia khususnya di Eropa.
Bisa dibilang, semua aktor yang terlibat dan menjadi penentu masa depan perdamaian ada dalam anggota G20. Yaitu, Rusia, Amerika, dan para petinggi Eropa.
Fokus ini menjadi sangat urgen karena perang Rusia Ukraina dan Barat sudah memporak-porandakan ekonomi dunia saat ini.
Sayangnya, tokoh utamanya tidak hadir, yaitu Presiden Rusia Vladimir Putin. Putin menyatakan tidak bisa hadir karena situasi keamanan. Begitu pun dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky yang menjadi tamu undangan. Zelensky juga menyatakan tidak bisa hadir.
Dengan kata lain, momen KTT G20 sebagai forum menghentikan perang yang sudah berbulan-bulan itu pun tidak terwujud.
Sebenarnya, menjadikan KTT ini sebagai forum mendamaikan dua blok dunia memang bukan hal gampang. Begitu banyak kepentingan yang bermain, meskipun semua pemainnya ada di KTT ini.
Kini, boleh jadi, KTT G20 ini hanya akan dijadikan perebutan pengaruh oleh Amerika dan Eropa terhadap negara di luar itu termasuk Indonesia.
Meski begitu, CIna bukanlah negara ‘abal-abal’ yang bisa dengan mudah digiring untuk berpihak ke Amerika dan Barat. Meskipun beberapa bulan belakangan ini, ekonomi Cina mengalami kemerosotan yang luar biasa.
Jika memang Xi Jinping hadir, momennya tidak lagi ke perdamaian di kawasan Eropa. Melainkan adu kuat proxi antara Amerika dengan Cina di kawasan Indonesia. [Mh]